EPILOG

2.8K 155 38
                                    

—CARAMEL—

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—CARAMEL—

Satu tahun kemudian Hari-hari semakin berlalu, seorang gadis dengan piyama panjang berwarna hitam turun dari ranjangnya. Ia menyibakkan gorden putih ke arah samping agar matahari dapat menerobos kamarnya pagi ini.

Gadis itu menatap nanar gerimis pagi yang membuat kaca jendelanya sedikit berembun. Tidak ada matahari pagi hari ini. Hanya gerimis kecil yang selalu membawa kenangan.

Caramel menyentuh kaca jendelanya, seolah ingin sekali rasanya menari diatas air hujan, seolah ia tak ada beban pikiran. Entahlah, hujan pagi ini membuat dirinya teringat kepada sosok lelaki yang hobby memakai sweater biru. "Arkan ... hari ini tepat satu tahun kamu pergi ninggalin aku. Aku kangen sama kamu. Ak---"

Ketukan pintu dari arah luar membuyarkan lamunan Caramel, gadis itu menyeka air matanya dan berjalan menuju arah pintu.

"Siap?" tanya Arsen

Caramel menyeka air matanya yang tiba-tiba saja lolos, ia mengangguk pasti dan tersenyum kepada Arsen

"Insha allah."

"Kamu siap-siap, biar nanti aku yang bawain barang kamu."

***

Caramel menatap nanar gundukan tanah yang dipenuhi bunga. Matanya seakan berair memperhatikan deretan huruf yang tertulis di sebuah papan berwarna putih

Arkarion Samudra Bin Samudra latief Lahir 12 oktober 2003 Wafat 12 Agustus 2020

"Apa kabar Arkan?" tanya Caramel pelan

Arsen berusaha menenangkan Caramel, pria itu mengusap pelan punggung Caramel

"Maaf aku terlambat datang ..."

Caramel berusaha tidak menangis, namun apa daya? Ia tidak bisa menahan air mata yang sudah ia bendung dari bandara tadi. Ia mengusap pelan papan nama tersebut.

"Kamu liat? Liontin ini ... bagus banget, aku suka," ujar Caramel berucap begitu semangat

"Aku akan selalu pakai."

"Dek, kamu itu bodoh, nakal, pecicilan. Tapi kakak tetap sayang sama kamu. Semoga kamu tenang di sana ya," ujar Arsen menaburkan bunga dia atas tanah

"Kenapa kamu lakuin ini Arkan ..." Arsen mengusap pelan rambut Caramel "Udah Ra."

"Kamu ga perlu ngelakuin semua ini! Harus nya aku yang mati bukan kamu!"

"Kamu ... Arkan kamu kenapa bandel banget sih?"

"Arkan kamu dengerin aku gak?"

"Ra udah," ucap Arsen

"Aku pengen ketemu kamu, semenit aja ... aku cuma mau peluk kamu, aku mau bilang maaf sama kamu. Maaf aku udah sia-siain kamu. Maaf aku sering bentak kamu, maaf aku pernah nampar kamu. Maaf Arkan ... maaf."

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang