—CARAMEL—
"Iyen nya gue mana?" tanya Dita
"E buset ada neng Dita, apakabar neng?" goda Juno
"Gausah bacot lo! Bryan mana?"
"Lagi di labor."
"Masih lama?"
"Bentar lagi juga dateng," balas Gema dan dibalas anggukan oleh Dita
"Ekhem, apaan tuh Dit?" tanya Gema
"Oh, ini ... ini bekal buat Bryan, gue buatin dia kue coklat."
"Lagi?" tanya Juno
Dita mengangguk "Tapi kan kemaren ditolak sama si Bryan?"
"Gapapa lah, namanya juga berjuang. Gaboleh langsung nyerah gitu aja."
"Lo ngapain disini?" tanya Bryan dari arah samping, diikuti dengan Arkan yang sibuk memainkan benda pipih di tangannya
"Eh Bryan, udah siap tugasnya? Nih gue bawain kue coklat. Gue loh yang bikin."
"Ga tertarik." Kasar, tegas, pedas. Ya itulah Bryan. Sangat bertolak belakang dengan watak Dita yang periang. Tapi entah kenapa, semakin Bryan menolaknya semakin gencar Dita mengejarnya
"Ada yang bilang coklat?" Arkan dari arah belakng langsung memasukkan ponselnya kedalam saku celana. Ia mengambil bekal yang di pegang Dita
"EHHH INI BUAT---"
"Buat gue aja," ucap Arkan
"Ini buat Bryan Ar, siniin."
"ENAK AJA LU TONG, MAIN NYAMBER AJA KAYA PETIR. KITA BEDUA DARI TADI UDAH NUNGGUIN BRYAN NOLAK. BIAR KITA DIKASIH. EH LO MAIN REBUT-REBUT AJA," protes Juno
"Tau tuh Arkan rese."
"Biarin, iri kan lo bedua?"
Arkan memakan coklatnya "Inwie ewnak bwanget borr."
"Ar." Gema menadahkan tangannya didepan Arkan "Dikitttt aja."
Arkan melirik ke arah kanan dan kiri seolah pura-pura tidak mengetahui keberadaan Gema "Hemm enak bener."
"Bangsat lo ya kutil badak!" ucap Gema
"Kalian kenapa sih? Itu kan buat Bryan," protes Dita
"Bryan kan temen kita juga Dit," ucap Juno
"TAPI KANN---
Ucapan Dita terpotong saat tangannya ditarik oleh Bryan menjauhi ketiga temannya
"WOI ANAK ORANG MAU LO BAWA KEMANA?"
"E BUSET MAIN TARIK-TARIK AJA."
"TARIK ULUR PERASAAN DEDEK BWANG."
"Lain kali gausah ngasih bekal kaya gituan sama gue."
"Lo ga suka?" tanya Dita
"Ya jelas lah enggak."
"Tapi kan aku ikhlas."
"Gue bilang gausah ya gausah."
"Kamu kenapa sih gamau liat aku?" tanya Dita
"Ini gue liat lo."
"Bukan ini, kenapasih kamu selalu menghindar? Kenapish kamu s---"
"BUKAN URUSAN LO!" ucap Bryan menekan kan kata-kata 'urusan' dan pergi meninggalkan Dita
***
"Pulang bareng?" tanya Arkan yang sudah stay diatas motornya
"A-aku aku naik angkot ajadeh." Entah kenapa kali ini Caramel terlihat gugup di depan Arkan
Duh Ara ... kamu kok jadi gelagepan sih
"Gratis, selamat sampai tujuan. Abang ojek nya ganteng lagi. Yakin gamau?" goda Arkan
"Yaudah deh iya, hemat juga 'kan?" ucap Caramel
"Nah tuh tau."
***
"Em, Ra, g-gue boleh nanya gak?"
"Apa?" tanya Caramel sebelum ia menutup pintu gerbang rumahnya
"Yang kemaren, ibu-ibu yang meluk lo itu ... siapa? Kok lo nangis dipeluk dia?"
Seketika pertanyaan Arkan membuat Caramel terdiam seribu bahasa. Keadaan menjadi hening dan canggung. Wajah dingin Caramel terlihat kembali.
"Aku capek, mau masuk. Kamu pulang aja."
"Lo marah Ra?"
"Udah mau sore."
"Ra, lo marah? Gue salah? Kalau gue salah gue minta maaf."
Caramel menghela nafas kasar "Besok-besok gausah anter jemput aku lagi ya? Aku naik angkot aja."
"Lah lah kenapa? Ra, jangan ditutup dong Ra. Gue salah apa?"
Caramel menutup pintu gerbangnya "Kamu gasalah, aku butuh waktu."
"Sendiri," sambung Caramel dan meninggalkan Arkan yang sedang menautkan alisnya
"Apa gue salah ngomong?"
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Caramel
Teen FictionCaramel tidak tahu kapan episode bahagia itu akan datang. Start:15.06.20 Finish:18.08.21 (tahap revisi) song : kaleb j - kebutuhan hati