BAB 33:PROBLEM 2

887 76 1
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


—CARAMEL—

"Kenapa kamu? Kenapa harus kamu Arkan?"

"Kenapa kamu jahat?" Caramel memiringkan kepalanya yang dibatasi bantal bermotif polkadot garis-garis. Gadis itu sudah menangis dari tadi

Ia juga bingung dengan perasaannya sendiri, antara benci atau cinta. Caramel harus apa?

"Kenapa aku baru tahu sekarang? Kenapa ga dari dulu aja coba?" Gadis itu sudah tidak perduli lagi dengan bantal nya yang basah akibat air matanya yang sudah menganak sungai

Selama delapan belas tahun, baru kali ini Caramel merasakan sakit. Sakit karna cinta. Sakit karna seseorang, dan bukan sakit karena broken home. Tapi kali ini ia merasakan broken heart. Tidak. Gadis itu tidak bisa membohongi perasaannya, ia sudah terlanjur nyaman dengan Arkarion Samudra.

Tok tok tok!

Ketukan pintu dari arah depan membuyarkan lamunan Caramel, gadis yang mengenakan baju polos berwarna merah muda itu menyeka air matanya dan berjalan menuju pintu rumah

"Iya?"

Betapa terkejutnya Caramel, saat tamu yang ia ketahui adalah Arkan. Dengan gerakan cepat, Caramel langsung menutup pintu eumahnya. Kali ini tenaga Caramel lebih besar dibanding Arkan.

Selemah itukah?

"Ra, gue mau jelasin."

"Pergi. Aku gamau liat muka kamu." Caramel berbicara dari dalam rumahnya. Mereka tetap bisa mendengar satu sama lain walaupun dibatasi oleh pintu

"Ra gue mohon plis, kali ini aja. Bukain pintunya."

"AKU BILANG PERGI!"

"Gue nyesel Ra, gue tau lo pasti sakit hati. Maafin gue yang bodoh ini. Maafin gue."

"PERGI ARKAN PERGI!"

Selang beberapa menit, suara Arkan tidak terdengar lagi di daun telinga Caramel. Gadis itu berseder di pintu. Ia menyeka air matanya sambil terus terisak

"Maafin aku Arkan," gumamnya pelan

Tok tok tok!

Caramel yang bersender di pintu mengubah powisinya menjadi berdiri tegap, ia menggeleng pelan dan membuka pinty rumahnya dengan cepat "AKU BILANG AKU LAGI GA MAU DIGANGGU SAMA KAM--"

Ucapan Caramel terpotong saat ia tahu siapa yang mengetuk pintu rumahnya yang kedua kali.

Dia. Wanita paruh baya yang Caramel temui seminggu yang lalu. Wanita itu memeluk Caramel lagi. Lagi?

Ia menanangis dalam pelukan gadis manis itu. Sedangkan Caramel? Ia tidak membalas pelukannya. Ia malah mendorong keras tubuh wanita yang ada didepannya

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang