BAB 23:AIB

1K 90 1
                                    

❝Karna yang terbaik adalah yang berani menunggu dan tetap setia kepada dia tercinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Karna yang terbaik adalah yang berani menunggu dan tetap setia kepada dia tercinta.❞

—CARAMEL—

Arkan membuka laptop nya dan menunjukkan sesuatu "Ini lo 'kan Div?

Diva molongo sambil terus menangis sesunggukan "Ra, gue tau gue salah maafin gue."

"Salah mata lo! Lo pikir dong pake otak! Kalo lo yang ada diposisi Caramel gimana? Harusnya lo yang di D.O dari sekolah!"

"Arkan udah, biar aku yang ngomong sama Diva."

Arkan duduk dan sedikit memberi jarak antara dirinya dengan Caramel dan Diva.

"Kamu kenapa lakuin ini?"

"GUE IRI, GUE IRI SAMA LO! dulu gue merupakan murid kesayang bu Ningsih, tapi lo udah rebut semuanya. Lo juga murid yang berprestasi. Gue jadi tenggelam gara-gara lo."

"Aku bukan siapa-siapa Diva ..."

"Dulu gue pernah suka sama Elang, tapi lo makin dekat sama dia. Dan sekarang gue suka sama Arkan, dan lo juga rebut dia dari gue."

Caramel menggeleng "Aku ga pernah suka sama kak Elang, apalagi Arkan."

Arkan yang mendengar pun merasakan panas dan menggepalkan tangannya kuat

"Tapi lo beruntung, lo ga perlu di kejar sama seseorang, sedang kan gue ..." Diva menunjuk dirinya

"Gue udah berjuang mati-matian tapi selalu gagal."

"Jadi ceritanya lo iri sama Caramel, cih!" ucap Arkan

"Gue udah lepasin Elang dan Arkan. G-gue ..." Diva mencekram rok nya dengan kuat, air matanya pun sudah menganak sungai

"Gue tau ini aib ..."

Caramel mengerinyit heran dan memegamg tangan Diva, seolah menanyakan 'apa?'

"Gue hamil." Setelah mengucapkan itu, Diva langsung menunduk dan tangisannya semakin menjadi-jadi

Arkan yang mendengar akan hal itu menganga tak percaya, di ikuti dengan Caramel yang menggelengkan kepala nya tak percaya

"YANG PELACUR ITU GUE RA! GUE!" Diva memukul perutnya namun, Caramel mencegah dan segera memeluknya

"Aku mohon berhenti nangis Div, nanti pikiran kamu bisa kosong. Aku ga mau kamu stres.'

"Gue bukan orang kaya seperti yang kalian kira, gue cuma orang miskin. Ayah gue udah ga ada, ibu gue sakit-sakitan dirumah. Gue ga punya siapa-siapa. Gue ... gue terpaksa kerja disitu."

"Tapi ga mesti ngelakuin hal ini 'kan Div?"

Diva menggeleng "Semuanya udah terlanjur, sebentar lagi gue bakalan jadi ibu tanpa seorang ayah. Gue udah berusaha gugurin kandungan ini, tapi dia gamau mati Ra!" Tangisan Diva semakin pecah diikuti dengan Caramel yang ikut meneteskan air mata

CaramelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang