The Darkness of Devil - Carrington #2

TDOD | 10 | The Truth is Revealed

The Darkness of Devil update!!

Playlist : Meghan Trainor - Better When I'm Dancing

__💜__

Tapi, ia tahu, ia tidak mungkin selamanya bisa tinggal di apartment ini. Allura harus cepat mencari tempat tinggal pengganti untuknya dan keluarganya.

Begitu juga dengan Ben, temannya itu sedang berada di rumah sakit untuk menjaga ibunya. Mungkin nanti Allura akan menjenguk Mrs. Jacob.

Soal Ben, ia harus menceritakan kabar ini pada pujaan hatinya itu.

Allura tersenyum manis.

****

"Wah! Apartment ini besar sekali kak!"

Raline mengangkat koper mininya masuk ke dalam kamar yang sudah disediakan oleh Allura untuk adik kembarnya itu.

Allura tersenyum menanggapi reaksi adiknya itu. Jangankan adiknya, ia saja juga bereaksi seperti Raline saat pertama kali menginjakkan kaki di apartment mewah milik Abeth ini. Orang itu sangat baik, pikir Allura lagi.

Keluarganya baru tiba dari Savannah, dan langsung menuju apartment. Semuanya pulang kecuali ayahnya, Lelaki itu sedang menjalankan proyek pembangunan hotel di Savannah, jadi tidak bisa ikut pulang ke California.

Sudahkah Allura bilang jika ayahnya adalah seorang buruh?

"Temanmu yang mana yang mau memberikan kita tumpangan? Bukankah semua teman-temanmu juga orang miskin?" Tanya ibunya penuh selidik.

Allura juga bingung harus bagaimana menjelaskannya. Kalau ia bilang ini pemberian dari Boss tempatnya bekerja, itu sedikit aneh. Bisa-bisa ibunya nanti berpikir kalau dia punya hubungan istimewa dengan orang itu. Mungkin juga Ibunya akan mencomblangi dirinya terus bersama bossnya karena ibunya tahu kalau sang boss adalah orang kaya.

Itu tidak akan pernah terjadi.

"Ini hanya balasan untukku karena aku sudah menolongnya kemarin, Bu. Tidak lebih," bohong. Allura berkata bohong pada ibunya.

Ibunya hanya mengangguk seakan setuju. Lalu, perempuan paruh baya itu kembali membereskan barang-barangnya dari koper.

Allura juga membantu adiknya menyusun barang-barang pada tempatnya. Tapi, tepat saat itu ponselnya berdering, Allura merogo saku celana jeans-nya dan menekan tombol hijau setelah ponsel itu berada di tangannya.

Nomor tidak dikenal.

"Hallo?"

"Hallo, Allura."

Dahi Allura berkerut, ia mencoba mengingat suara siapa didalam telepon itu, "Aunty Evelyn?" Hanya nama itu yang terlintas di benaknya ketika mendengar suara halus nan anggun itu.

"Ya sayang, ini aku."

Allura melirik ibunya sesekali, wanita itu masih sibuk dengan kegiatannya.

Allura memutuskan untuk menjauh dari mereka.

"Ada apa aunty menelponku? Dan darimana aunty mendapat nomor teleponku?"

Evelyn terkekeh diseberang sana membuat Allura bingung.

"Apa itu sulit bagi Carrington?"