[|Renjana 2|]

4.4K 617 28
                                    

Haechan terbangun di dalam dekapan hangat seorang Alpha. Tunggu, Alpha?!

Haechan segera mendorong keras Alpha di depannya kini, siapa Alpha ini? Jangan sampai ia menjadi seorang mate yang berkhianat.

Sungguh kebiasaan buruknya masih saja tetulang. Nyatanya, Haechan seperti hilang ingatan setelah berhasil melewati malam dalam keadaan heat, dirinya tidak akan mengingat apa-apa, bahkan jika itu alasan dibalik kematiannya sekalipun.

"Kenapa kau mendorong ku?!" Tanya Mark dengan muka bantal, suara serak khas bangun tidur, dan rambut acak-acakan. Jangan lupakan bercak merah keunguan yang setidaknya berjumlah 5 terpampang jelas di sekitar leher hingga dada Alpha pemimpin itu.

"A-apa yang-?" Ucapan Haechan terhenti saat melirik ke arah tubuhnya sendiri. Gila! Kenapa dirinya bertelanjang dada?! Kondisinya bahkan tidak jau berbeda dengan Alpha yang baru saja ia dorong tadi.

"Kebiasaan buruk saat heat hm? Baiklah aku maafkan. Setidaknya semalam aku berhasil melihat sisi liar mu." Mark menyerigai ketika melihat gelagat malu-malu dari omega yang kini masih terdiam di atas ranjang king size miliknya.

"T-tolong maafkan aku." Haechan semakin menarik selimut tebal itu, membuat tubuh mungilnya tenggelam.

"Tak akan ku maafkan." Ucap Mark sembari memakai kaus hitamnya yang tergeletak mengenaskan di samping ranjangnya sendiri.

"Sebelum kau turun dan memakan sarapanmu." Ucap Mark sembari melemparkan kemeja hitam yang paling kecil miliknya, tapi sepertinya itu tetap kebesaran untuk Haechan.

"B-bisa ku dapatkan pakaian ku saja? Aku t-tidak mengenalmu, dan aku omega bebas." Haechan menatap Mark dengan tatapan memohon.

"Kau bukan omega bebas Haechan. Aku mate mu, lihatlah lambang yang ada di pergelangan tangan mu. Itu lambang ku, naga api yang menyamping, dan bunga mawar yang mengelilingi." Haechan terkejut. Oh tidak, lambang ini.

"Ku rasa kau harus memakai peredam suara di kamarmu Mark

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ku rasa kau harus memakai peredam suara di kamarmu Mark." Ucap Jaehyun sembari memakan sarapannya.

"Omega siapa yang kau bawa Mark? Ibu tidak mengajarkanmu untuk berbuat bejat, walau ayahmu awalnya bejat sih." Mendengar ucapan Taeyong, Jaehyun memutarkan bola matanya.

"Dia omega ku ibu, dia mate ku, Ayah tidak menceritakannya semalam sebelum kalian melakukan sesuatu? Ku rasa Jeno tidak ingin memiliki adik." Mark ingin tertawa begitu kencang saat melihat ekspresi kedua orangtuanya.

"Dimana matemu? Oh iya, siapa namanya?" Tanya Taeyong mengalihkan topik pembicaraan.

"Namanya Haechan, dan dia masih di kamarku. Mungkin masih kelelahan, atau masih lemas, padahal dia sudah bangun." Kini Mark mulai menuangkan susu pada 2 gelas yang berbeda.

"Memangnya kau segagah apa sampai membuatnya lemas? Ini sudah pukul 8 pagi Mark, matahari sudah cukup terik." Ujar Jaehyun sembari menyantap nasi goreng kimchi buatan Taeyong.

Renjana [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang