[|Renjana 8|]

3.3K 505 270
                                    

⚠️ WARNING!!! 1300+ WORDS, BACA SELAGI SENGGANG ⚠️
.
.
.

"Kenapa?" Mark bertanya pada Ten yang bahkan sudah bergerak gelisah.

Haechan tadi tiba-tiba saja kejang, detak jantungnya berdetak sangat cepat, lalu berubah pula menjadi sangat lambat beberapa saat kemudian.

Isi cairan infus dan transfusi darah sedikit berceceran di ruang rawat itu, jarumnya pun sudah terlepas dari punggung tangan omega itu.

Tak kunjung mendapat jawaban dari ibu omeganya, Mark memilih mendekat teman ibunya itu. Menenangkannya, meski sejujurnya ia pun tidak tenang sama sekali.

15 menit berlalu, dan ia langsung menghampiri Kim Doyoung, - dokter yang menangani omeganya.

"Kenapa?" Hanya kata itu lagi yang terucap.

"Ini masalah serius, tubuhnya jelas menolak darah dari alpha lain, seorang omega hanya bisa menerima darah dari 3 orang, kedua orang tuanya, dan juga alphanya. Darah orang tua tidak membantu dalam proses regenerasi tubuh, tapi darah alphanya jelas-jelas membantu prosesnya." Jelas Doyoung.

"Haechan baru saja menerima transfusi darah milik alpha lain. Ketika darah itu bercampur dengan darahnya, mereka saling menolak, lalu ketika sampai dijantung, omega itu akan mengalami kejang hebat seperti tadi, fungsi jantung juga akan ikut menghilang." Doyoung lagi-lagi menjelaskan, sembari beberapa kali memberi isyarat agar beberapa dokter masuk ke dalam sesuai permintaannya, ya ini belum selesai.

"Satu-satunya cara adalah dengan mengeluarkan darah itu dari tubuh Haechan. Darah alpha itu sudah menyebar, dan beberapa sudah menyatu sepertinya. Karena lihat saja, sisa darah yang masih ada hanya tinggal setengah."

"Tubuh Haechan yang kuat, menyangka bahwa ini adalah darah alphanya, tapi jiwa omeganya menolak dengan keras, jelas ini bukan darah mu Mark." Doyoung mengangguk cepat saat melihat brankar omega itu dikeluarkan lalu ditarik ke ruang operasi.

"Tenang, teknologi sudah berkembang, aku akan memimpin operasi Haechan." Doyoung memberikan tatapan yakin pada kedua orang di depannya kini.

"Operasi apa?" Tanya Ten pelan.

"Aku akan menanamkan filter kecil di pembuluh darahnya, memisahkan sel darah Haechan dan sel darah alpha itu, setelah beberapa jam, darah Haechan akan kembali murni, dan sel darah alpha itu akan hilang dengan sendirinya ketika Haechan menerima transfusi darah milik Mark." Doyoung tersenyum lalu segera berlari ke arah ruang ganti.

Sudah lewat 3 jam setengah sejak Doyoung masuk ke ruang operasi, Mark masih setia menunggu, sampai akhirnya telepon dari Hana mengubah atensinya.

'Hallo, Mark?' Suara omega itulah yang pertama kali ia dengan.

"Ya hallo?" Sahut Mark masih dengan keadaan berdiri tegang, dengan raut wajah yang begitu cemas.

'Nada bicara mu terdengar berbeda, kenapa?' Oh? Apa begitu kentara kecemasannya?

"Tidak. Aku biasa saja." Elak alpha itu.

'Oh ya.'

"Kenapa kau menelpon ku Hana?" Mark mulai rileks, mendudukan dirinya di atas kursi di ruang tunggu operasi itu.

'Ingin makan siang bersama? Proyek kita salah satunya ada penurunan juga di pasaran, sekalian kita bicarakan, bagaimana?' Tawar Hana dengan bersemangat.

"Aku sibuk, pekerjaanku pun diserahkan ke orang lain." Jelas Mark sembari terkekeh.

'Eii, kau sibuk bukan dengan pekerjaan? Lalu kau sibuk dengan apa? Apa kau sudah punya omega?' Tanya Hana dengan nada sedih pada kalimat terakhir.

Renjana [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang