[|Renjana 17|]

3.5K 464 41
                                    

WARN! Kejuuuu! 1100+ words.
Ramein lagii !!!
.
.
.

Haechan masih terdiam dengan kesendiriannya, ia masih belum bisa bergerak, tubuhnya remuk dan serasa tak bertulang, benar - benar lemas.

Ingatkan dirinya agar menghindar dari Mark saat alpha itu rut, gila sakit sekali.

Perasaannya hari ini campur aduk, masa bodoh dengan apa yang Mark rasakan, yang jelas alpha itu pasti tahu apa yang ia pikirkan saat ini.

Jujur saja, selain rasa sakit, ada rasa nikmat yang terselip, seandainya mereka sama - sama mau, mungkin Haechan pagi ini akan bermanja sembari merengek pada alphanya.

Untuk yang satu itu, Mark nyaris tersedak minumnya di dapur, lalu tersenyum lebar, ternyata omeganya tetap menikmati pergumulan panas mereka semalam.

"Kau berhasil." Ucap Mark sembari melirik ke arah bawahnya, masih dengan senyuman lebar seolah berbangga diri. Dasar gila.

Baiklah lupakan, kembali pada Haechan. Omega itu kini sedang memikirkan hari - hari sebelum hal ini terjadi, sekitar 2 minggu kebelakang.

Sejak dirinya sadar, Mark selalu mengurusnya, menawarkannya sesuap bubur rumah sakit yang hambar membuatnya tak nafsu makan, berakhir dengan alpha itu menyuruh Jeno untuk membawakan ayam kesukaan Haechan. Dan, hari itu juga Mark dimarahi oleh Doyoung, Haechan hanya menatap polos pada alphanya yang kembali dengan wajah kusut.

'Kau kenapa?' Omega itu bahkan masih menikmati ayamnya, ia memisahkan kulitnya untuk di akhir.

'Karenamu yang tak ingin makan dengan bubur rumah sakit, aku disemprot oleh Doyoung hyung.' Mark mengambil potongan kulit dengan ukuran sedang, mengundang tatapan tak terima dari Haechan.

'Yak! Kenapa memakan kulitnya?!' Suara omega itu langsung memenuhi kamar keduanya, Haechan bahkan mengecutkan bibirnya sebal.

'Kau lucu.' Mark mencubit pipi omega itu saking gemasnya, 'nanti ku belikan yang baru saat kita keluar dari sini, kau sehatlah dulu.'

'Aku ingin sekarang!' Haechan menekan pada setiap kata yang ia ucapkan.

'Baiklah, kita beli sekarang, tapi nanti kau harus membayar.' Mark menyeringai saat melihat tatapan polos omeganya yang tampak kebingungan.

'Huh? Aku harus membayar dengan apa?' Pertanyaan yang salah Haechan, benar - benar fatal.

'Cuddle denganku malam ini.'

Blush! Sontak pipi Haechan memerah sampai ke telinga, sialan kenapa harus itu? Setiap malam juga mereka berpelukan, eh.

'Ish! I-iya. Hanya malam ini!' Yang lebih muda menganggukkan kepalanya setuju, 'Iya, hanya malam ini. Karena lusa kau sudah bisa pulang.' Mark mulai mengetikkan beberapa kata suruhan untuk bawahannya, kali ini ia tak akan menyuruh Jeno, sekalian saja ia akan mengerjakan beberapa berkas malam ini sembari menunggu Haechan selesai makan.

Tapi nampaknya, hal itu buyar begitu saja.

'Y-ya sudah j-jangan.' Otak alpha itu sempat loading sebentar, 'huh? Kau sudah tidak mau?' Mark mendapat anggukkan kepala dari omeganya sebagai jawaban.

'Lalu kau ingin apa sekarang Haechan-ie?' Mark segera melempar asal ponselnya ke arah ranjang, lalu membantu omeganya menurunkan meja khusus yang membantunya untuk makan.

'Cuddle?'

Aish! Ingatkan Mark bahwa mereka belum menikah, ingin sekali ia memakan bulat-bulat Haechan malam ini. Kenapa begitu menggemaskan?! Manja, tapi ia suka, argh! Lempar saja dirinya ke dasar jurang, Mark sudah tak tahan.

Renjana [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang