Mark berjalan dengan kaki jenjangnya, menyesap rasa pahit pada lidahnya yang ia abaikan. Memandang berkas yang baru saja Renjun, -- sekertarisnya --, berikan.
Renjun sendiri merupakan seorang beta, Mark sengaja memilih sekertaris dengan status beta. Bukan hanya sekertarisnya, penjaga keamanan, hingga OB sekalipun Mark pilih dari jenis beta. Bukan tanpa alasan, tapi Mark mementingkan keselamatan setiap karyawannya, termasuk para omega.
Mark akui bahwa dirinya tidak kunjung menemukan omeganya sendiri, tapi tentu dirinya menghormati status omega yang kerap kali dikatakan sebagai status terendah.
Arogansinya memang rendah, namun dingin yang melingkupi hatinya lebih rendah lagi suhunya.
Hatinya memang belum pernah tersentuh, beberapa kali dirinya digoda oleh para omega yang ingin sekali menjadikannya sebagai alpha dari omega tersebut, mengklaimnya tanpa peduli nasib mate sang atasan.
"Mark, kenapa kau belum juga mencari mate mu bodoh?!" Sekali lagi, Mark mendengar makian yang keluar dari bibir tipis Jeno. Sialan adiknya itu.
"Jaga ucapanmu Jeno! Aku kakakmu." Ucap Mark sembati menanda tangani kontrak kerja dengan perusahaan Jeno.
"Terserah, tapi apa kau yakin tak ingin mencari omegamu?" Tanya Jeno dengan seringai kecilnya, dan Mark hanya menggedikkan bahunya tak acuh.
"Kau harus tau kalau omega yang tengah heat adalah sebuah surga hyung. Ku akui aku hampir kelepasan seminggu yang lalu saat Jaemin tengah heat." Masih tak peduli.
"Kau akan merasa terbang saat mencium aroma mate mu. Aku berani menjamin jika kau akan rela meninggalkan setumpuk berkas ini, dan menghabiskan malam panas dengan matemu nanti." Selanjutnya Jeno terbahak dengan wajah kesal Mark.
"Bisa kau pergi saja Jung Jeno? Aku muak mendengarmu. Tapi, ku akui jika aroma peach dan cotton candy yang Jaemin miliki cukup menggiurkan." Baiklah, perang sebentar lagi akan terjadi.
"Sialan. Oh Tuhan, aku sejujurnya tak ingin memiliki lambang naga yang nyaris sama dengan milikmu." Jeno merinding sendiri sesaat setelah menyadari lambang alpha yang dimiliki mereka nyaris sama, mungkin?
"Apanya yang nyaris sama bodoh? Lambang naga kita itu turunan dari Ayah, kita bertiga memiliki lambang naga api yang menyamping." Mark menatap sengit ke arah Jeno.
"Oh, aku makin ingin menghilangkan lambang naga api ini." Ucap Jeno.
"Maka jadilah pihak mendesah, bukan pihak menggeram. Lalu carilah alpha dari clan sejenisku, Oh Tuhan aku lupa. Aku generasi terakhir. Jadi? Kau mau menjadi omegaku?" Kini Mark yang tertawa begitu kencang.
"Aku bahkan lebih baik memilih menjadi omega dari alpha biasa, atau jika ingin lebih parah aku akan memilih untuk menjadi omega dari seorang beta." Jeno semakin merinding, mengapa kakak kandungnya menjadi seperti ini?
"Pergilah Jung Jeno, atau aku akan mengatakan kau sudah melakukan mating dengan Jaemin pada Ayah." Mark kembali menatap berkasnya, membaca kalimat perjanjian tertulis dengan begitu seksama tanpa menghitaukan mata bulat Jeno yang jarang sekali terlihat.
"Sialan. Aku belum melakukan mating bodoh! Aku hanya melakukan penandaan. Dan lagi aku akan pergi sekarang, semoga saja kau bertemu dengan mate mu yang sedang heat! Berdoalah semoga bukan aku yang melaporkanmu." Jeno menutup pintu ruangan Mark agak kencang setelah melangkah keluar.
Mark menatap pintu itu, sejujurnya Mark sudah bisa merasakannya, sebuah perasaan asing saat Alpha dengan clan pemimpin akan menemukan omeganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana [Markhyuck]
Fantasi[DISCONTINUE] Mark generasi terakhir dari clan Alpha pemimpin, melebihi Alpha biru, maupun Alpha orion. Melajang hingga usianya yang menginjak 24 tahun, seorang workaholic dengan segudang pekerjaan dan tak berniat sedikitpun untuk mencari omeganya. ...