[|Renjana 19|]

3.2K 429 23
                                    

⚠️ Full Mark + Johnny ⚠️
.
.
.

Mark kini menatap lelaki tinggi dan berbadan tegap yang baru 1 kali ia temui. Johnny, ayah kandung dari Haechan, omeganya.

Terakhir kali ia menemui sosok didepannya ini saat Haechan terbaring di ranjang rumah sakit, dan itu akibat dari ulahnya.

Lalu kini, kembali terulang, Mark bahkan tak sanggup untuk berkedip sedikitpun, terlalu takut jika lelaki di depannya tiba-tiba berubah menjadi serigala dan mengajaknya bertarung secara jantan.

"Katakan, apa yang ada di dalam kepalamu sekarang." Johnny berucap dengan nada rendah, mungkin jika ini di dalam komik, latarnya seketika menjadi berwarna abu-abu gelap.

Mark belum juga menjawab, ia hanya tertunduk malu. Iya, dirinya malu karena sudah melakukan matting padahal ia belum menikah dengan matenya.

"S-saya meminta maaf." Hanya tiga kata itu yang sanggup keluar dari bilah bibirnya.

"Meminta maaf atas?" Johnny hanya menatap lelaki di depannya dengan tatapan angkuh.

"Telah mengambil keputusan sepihak atas anak anda. Saya menyakiti Haechan, lagi." Khusus untuk kata terakhir, ia berucap dengan nada lirih, terlampau kecewa dengan dirinya sendiri.

"Lalu apa kau puas sudah menyakitinya, lagi?" Nada ayah dari satu anak itu terdengar datar, tapi terdengar sebuah emosi yang terpendam.

Mark menggeleng.

"Oh, kau belum puas menyakiti anakku begitu?" Alpha pemimpin itu lantas mendongak dan langsung bertabrakan dengan iris biru pekat milik seorang Seo Johnny.

"Tidak, bukan begitu maksud saya. Saya tidak pernah mungkin merasa puas setelah menyakiti Haechan,  karena pada dasarnya saya tidak ingin menyakitinya, saya tidak akan mendapatkan kepuasan jika saya tidak mengingkannya."

Mark mengucapkan itu dengan nada menggebu-gebu, matanya juga beberapa kali menjadi merah, emosinya sedang kacau.

"Pengendalian emosi yang buruk Mark Jung. Kau tersulut padahal aku hanya mengatakan suatu fakta, mengejutkan sekali. Ku kira alpha keluarga Jung memang keturunan alpha terbaik seperti kata ribuan mulut."

Johnny terkekeh saat melihat Mark memejamkan matanya, berusaha mengendalikan emosinya.

"Haechan memang mate saya, tapi dia juga anak anda. Saya datang ke sini, demi meluruskan masalah yang sudah terjadi lebih dari 2 minggu lamanya. Haechan tersiksa, saya dapat merasakannya."

Mark memilih untuk membuka kartunya, tidak ada yang akan ia tutupi sekarang.

"Kami sudah melakukan matting, dan Haechan terpaksa. Ia sakit hati karena saya memaksanya untuk melayani nafsu saya selama rut yang berlangsung semalaman."

"Sampai dini hari." Potong Johnny. Membuat Mark mengedipkan matanya bingung, lalu memerah setelahnya, sialan terbongkar.

"Ya, baiklah. Sampai dini hari. Saya akui saya sepenuhnya salah, meski Haechan memang mate saya, tetapi kita belum menikah dan belum terikat dengan penandaan sebelumnya." Ucap Mark sekali lagi.

"Lalu, atas dasar apa kau berada di sini?" Johnny berkata sekali lagi.

"Saya ingin meminta maaf." Mark kembali berbicara.

"Kau pikir dengan kalimat 'Saya ingin meminta maaf' saja sudah cukup?"  Johnny memilih untuk menyeruput kopi hitam miliknya yang kini tidak lagi terlihat ada asap yang mengepul panas.

"Mark Jung. Jung Minhyung, katakan padaku kenapa kau memiliki dua nama? Saat ini sudah tidak terlalu jaman untuk seorang werewolf menamai serigalanya." Johnny sekali lagi bertanya.

Renjana [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang