[|Renjana 10|]

3.3K 489 25
                                    

Genap sudah seminggu Haechan terbaring. Mark kehilangan kontak dengan Hana, maka dari itu ia memilih untuk tetap berada di sisi omeganya.

Setiap malam ia akan pulang ke rumah sakit lalu menceritakan betapa membosankan hari-harinya. Berceloteh tentang grafik perusahaan yang beberapa kali menurun, atau mungkin memintanya untuk segera sadar dan berjanji akan menerima keputusan omeganya.

Terus seperti itu sampai ia mendapatkan pergerakan pertama dari jemari mungil omeganya.

"Apa ia bisa segera sadar?" Tanya Mark dengan nada berharap, tak sadarkah ini sudah pukul 2 dini hari?

"Mungkin, tunggu saja. Kondisi Haechan sudah jauh lebih baik, darahmu benar-benar berpengaruh padanya, dan mungkin jika kalian sudah melakukan mating akan jauh lebih berpengaruh." Jawab Doyoung sembari melangkah keluar.

Mark? Pipinya memanas, gila. Mengapa dokter itu membahas mating? Oh tunggu dulu, jika Haechan terbangun bukankah seminggu kemudian adalah jadwal heatnya?

Hei, apa yang kau pikirkan dengan wajah mesum milikmu itu Mark? Jangan berharap lebih, Haechan belum tentu menerimamu, setelah pengkhianatan yang kau lakukan.

"Chan, istirahatlah, sepertinya kau lelah mendengar ceritaku, semoga mimpi indah." Mark mengecup pelan dahi sang omega, ia memilih untuk ikut berbaring di sofa ruangan itu dengan berselimutkan jas berwarna navy miliknya.

°•○●□■□●○•°

"Bawa alat kejut jantung! Siapkan ruang operasi! Panggil dokter spesialis bedah, dan anastesi!" Mark bangun dengan melihat keadaan ricuh dan dirinya yang terbaring sembari dipasangi oksigen.

Tak mengerti apa yang terjadi, alpha itu memilih untuk duduk sembari memegangi kepalanya yang berdenyut nyeri.

Mark dapat melihat dengan jelas ada satu brangkar yang membawa Haechan pergi dari ruangan itu, tak lama kemudian semuanya kembali hitam.

Yang ia lihat sekarang adalah sebuah padang tandus, sangat kering tak ada sedikitpun air. Tapi anehnya angin di sini masih terasa sejuk. Ia bisa melihat sosok Mingyu.

Kim Mingyu, alpha dari clan pemimpin seperti dirinya. Tunggu, apa mungkin ia sudah meninggal?

'Kau belum meninggal Mark.' Mark terkejut, ia terlonjak kaget yang sekali lagi mengakibatkan kepalanya berdenyut nyeri bukan main.

'Lalu aku di mana?' Mingyu hanya tersenyum lalu menjawab, 'alam bawah sadarmu.'

'Ha?' Baiklah, ini membingungkan.

'Biar ku jelaskan. Setiap alpha dari clan pemimpin memiliki keistimewaan, tidak semena-mena berpangkat sebagai clan tertinggi, clan kita jauh lebih unggul dari clan lainnya.' Mingyu berjalan-jalan di sekitar sana, yang jelas tempat ini hanya lapangan kering yang tak memiliki setetespun air.

'Bukan cuma raga manusia, tapi jiwa serigala dalam diri kita memiliki cerita mereka sendiri. Mereka dilatih dan ditempah layaknya manusia.' Otaknya tak sampai, tapi terserah, angin di sini jauh lebih menyejukkan, tempatnya nyaman.

'Pada umur 20 serigala kita dilepaskan, itu sebabnya kebanyakan mate akan bertemu di usia 20an. Raga manusia kita memang mencari, tapi jiwa serigala kitalah yang merasakan.' Mingyu tersenyum, ia membuka pintu kayu dari sebuah rumah kecil. Tunggu, kenapa tiba-tiba bisa ada rumah?

'Ketika kau tidur serigalamu akan pergi meninggalkan tubuhmu, biasanya mereka akan bermain dengan sesamanya, alpha dengan alpha, dan omega dengan omega. Cuma di sini mereka tak tertekan dengan adanya sistem clan seperti dunia nyata.' Mark dapat melihat ada serigala hitam, dengan beberapa bulu halus berwarna abu-abu, lengkap dengan mata merahnya yang menyala.

Renjana [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang