[|Renajana 15|]

3.3K 479 33
                                    

Mark terduduk, merenungkan beberapa kejadian yang sudah dirinya lewati.

Dapat dipastikan, Hana adalah dalang dari semua kejadian yang telah rejadi, dari mulai dirinya dan Haechan yang bertengkar, sampai adegan darah alpha yang meracuni omeganya.

Ia memang pernah mencintai wanita itu, tak dapat dipungkiri jika hatinya sedikit mencelos saat mengetahui jika omega itu sudah memiliki alpha.

Dirinya masih menyimpan setitik rasa pada omega perempuan yang sempat menjadi rekan kerjanya. Ya, sempat, karena kini kontrak kerja antara kedua perusahaan itu sudah ia putuskan.

Hitung - hitung sebagai bentuk penyesalannya pada Haechan, ia ingin memulai segalanya dari awal. Dari sebelum omega manis itu harus menanggung akibat dari dirinya yang berkhianat.

"Sore Mark." Alpha pemimpin itu tersentak kaget, ia dapat melihat Doyoung datang dengan setelan serba hitam, terlihat rapih juga dengan jasnya. Akan kemana beta itu pergi?

"Sore hyung." Mark hanya tersenyum menanggapi, ia berdiri mendekati dokter itu.

"Haechan pasti akan sadar hari ini, kondisinya jauh lebih baik, mungkin nanti malam, kau bisa menyiapkan sebuket bunga untuknya dari sekarang." Doyoung bercanda menanggapi wajah tegang Mark yang terlihat lucu.

"Jangan menggoda ku seperti itu hyung. Mungkin kau yang harus mencari sebuket bunga sekarang. Kau mau ke mana?" Tanya Mark sembari terkekeh.

"Apakah terlalu kentara?" Doyoung bertanya balik pada Mark yang kini hanya menahan tawanya sembari menganggukkan kepalanya.

"Beta mana yang berhasil mencuri hati mu?" Mark bertanya sekali lagi, dokter satu ini sepertinya baru pertama kali jatuh cinta.

"Dia omega." Mark langsung terdiam.

"O-omega? Lalu alphanya?" Mark mulai takut jika membicarakan sesuatu yang menyangkut sistem mate yang tercipta di dunia.

"Dia omega bebas, dia salah satu pasien di sini juga, Jaemin mungkin mengenalnya, mereka datang di hari yang sama. Alphanya meninggal 1 bulan sebelum dirinya masuk ke sini. Aku tidak merebut omega lain dari alphanya." Doyoung mulai melepas jarum infus yang melekat pada punggung tangan Haechan, lalu memasangkan plaster bulat kecil untuk menutupi bekasnya.

"Baiklah, semoga kencanmu berhasil hyung. Nampaknya ia bukan omega dari keluarga biasa." Mark terkekeh kecil sekali lagi, lihatlah Doyoung bahkan menggunakan setelan jas mahal sore ini.

"Semoga Haechan juga sadar malam ini. Oh ya, selanjutnya Dokter Jungwoo yang akan menanganinya, tapi ku harap tak akan ada apa - apa lagi." Doyoung kemudian melangkah pergi, setelah sempat mencuri - curi waktu untuk  membenarkan tatanan rambutnya.

Mark memilih untuk kembali bekerja. Ya, kembali bekerja, alpha pemimpin itu memang tidak langsung datang, sementara perusahaannya dipegang oleh Jeno, mungkin hanya 1 sampai 2 minggu saja, setelahnya Jeno akan kembali mengurus kantor cabang.

Alpha dengan rambut kecoklatan itu mulai membuka beberapa berkas yang dikirimkan Jeno padanya, membacanya dengan seksama lalu mulai mempertimbangkan beberapa faktor.

Mark belum sepenuhnya pulih, ia beberapa kali mengalami mimisan ringan hari ini, akibat terlalu lelah berpikir padahal kondisi tubuhnya belum sepenuhnya membaik.

Taeyong sempat memarahi anaknya, ia bahkan menyentil keras dahi Mark hingga me-merah, tetapi alpha itu hanya mengaduh sebentar, matanya tetap fokus pada laptop hitam di pangkuannya.

Sampai akhirnya, kedua matanya mulai memberat. Mark memilih untuk menutup laptopnya dan memberikan tanggung jawab penuh pada Jeno, dan ia akan pergi tidur setelah mengecup pipi omeganya.

Renjana [Markhyuck]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang