Mark melaju dengan kecepatan tinggi di jalanan. Menuju rumah sakit? Tidak.
Mark membelokkan diri ke arah taman, memilih menenangkan pikirannya sendiri, hanya sebentar ia janji. Lagi pula, jarak antara taman sepi itu dengan rumah sakit tidak memakan waktu sampai 5 menit.
Mark tidak turun dari audi hitamnya, memakai kaca mata hitam dengan dagu terangkat seolah menunjukkan keangkuhannya, padahal dibalik lapisan gelap itu, Mark menangis.
Dirinya benar-benar bingung, hatinya masih jatuh pada sosok Hana, tapi ia tidak bisa mengelak bahwa Haechan sudah mendekati kata sempurna.
Omega langka, clan tertinggi, feromon campuran wine dan mawar, siapa yang bisa menyia-nyiakan omega satu itu? Tentu saja dirinya.
Tapi, belakangan ia juga merasakan sakit yang teramat pada bagian jantungnya, menyesakkan napasnya, lalu kepalanya akan ikut berputar saking pusingnya.
Mungkinkah ini efek dari pengkhianatan? Jadi benar, efek sebuah pengkhianatan ternyata berkalu pada kedua belah pihak, ini hanya tentang pertandingan bertahan hidup, siapa yang bisa bertahan dari kutukan, artinya dia yang menang.
Tapi jika dilihat dari kondisi, jelas Haechan bisa saja langsung meninggal, cukup dengan tidak memberikan darahnya, maka Haechan akan tertidur selamanya.
Mark terkekeh gila tapi air matanya justru mengalir semakin deras, Jeno membela omeganya, ibunya adalah teman ibu Haechan, Ayahnya? Jangan berharap lebih, keputusan Taeyong merupakan keputusan Jaehyun juga, tua bangka yang menyebalkan.
Tapi jika memang dengan cara menghentikan transfusi darah pada Haechan dapat membunuh omega itu, bukankah terlalu mudah? Seperti tidak seru, game itu akan selesai begitu saja.
Baiklah, mari kita kembali ke rumah sakit, mendonorkan sekantung darah, lalu memulai permainan saat keduanya sehat kembali.
°•○●□■□●○•°
"Ikut aku." Doyoung menarik lengan Mark kasar ke arah ruangannya, padahal alpha itu baru saja selesai mendonorkan darahnya.
"Kau baru saja keluar bersama omega lain bukan?" Tanya Doyoung dengan tatapan sengit.
"Ya." Mark menanggukkan kepalanya santai.
"Gila! Kau tahu sendiri bahwa Haechan akan mendapat cambukan tiap kali kau menyentuh omega lain, dan kau sengaja pergi bersama omega lain?" Dokter itu sampai ternganga saking bingungnya.
"Iya, aku sengaja." Sialan, Doyoung bahkan langsung mengalihkan pandangannya.
"Apa maksudmu?" Doyoung bertanya pelan.
"Aku sengaja, ia berniat membunuhku, maka aku juga bisa berniat hal yang sama terhadapnya." Mark membuka kaca mata hitamnya, menunjukkan mata sembab itu, sekaligus menurunkan martabatnya sebagai alpha.
"Haruskah ku pertemukan kau dengan Mingyu agar mendapat pencerahan?" Doyoung memegang pundak alpha itu.
"Jika itu membantu, aku tak keberatan." Mark kembali memakai kaca matanya.
"Bagus, itu artinya aku yang harus membunuhmu agar kau bertemu dengan Mingyu." Doyoung terdiam, kemudian menyadari sesuatu dengan silsilah keluarga Jung itu.
"Bukankah adikmu adalah alpha orion? Dia bisa membantu Haechan dalam membunuhmu, sekali gigit rancunnya akan langsung bekerja, dan boom kau akan benar-benar bertemu dengan Mingyu." Mark sampai diam dibuatnya, fakta apa yang tidak dokter itu ketahui?
KAMU SEDANG MEMBACA
Renjana [Markhyuck]
Fantasia[DISCONTINUE] Mark generasi terakhir dari clan Alpha pemimpin, melebihi Alpha biru, maupun Alpha orion. Melajang hingga usianya yang menginjak 24 tahun, seorang workaholic dengan segudang pekerjaan dan tak berniat sedikitpun untuk mencari omeganya. ...