Berhubung story baru double up dong 🤣🤣🤣🤣
***
"Yang akan dikirim mewakili sekolah kita untuk mengikuti lomba olimpiade matematika adalah Rama dari kelas XI IPA 1."
Pengumuman dari Kepala Sekolah membuat semua siswa siswi yang berbaris serentak bertepuk tangan. Termasuk Lusi yang paling merasa bangga dengan hal itu, tentu saja karena cowok yang itu adalah pacarnya."Pacar kamu itu, memang luar biasa ya, Si. Boleh nggak aku jadi tukang tikung?" Goda Lana membuat Lusi terkekeh.
"Coba saja," ujar Lusi begitu yakin kalau sang pacar tidak akan tergoda cewek lain.
"Eh serius kamu," ujar Lana tidak percaya. Lusi terkekeh. "Coba saja kalau berani, aku hajar kamu dengan ilmu beladiriku."
Lana ikut tertawa. "Nggak deh. Mana berani aku melawan si pemilik sabuk hitam di karate."
Lusi dan Lana asik berbincang seolah tidak memperdulikan pidato dari Kepala Sekolah. Hingga upacara berakhir keduanya tetap asik mengobrol.
Setelah semua siswa siswi bubar dan menuju tujuan masing-masing, Lusi dan Lana juga memutuskan untuk kembali ke kelas."Lusi!" Panggilan seseorang membuat kedua gadis itu tidak jadi melangkah. Rama menghampiri keduanya dan langsung meraih tangan Lusi.
"Aku pinjam Lusi sebentar ya."
Tanpa menunggu persetujuan dari Lana, Rama langsung menarik Lusi pergi. Lusi dengan senang hati mengikuti sang pacar sambil melambaikan tangan ke arah Lana.Rama mengajak Lana ke dekat gedung UKS sekolah yang masih sepi. Keduanya menghentikan langkah mereka disana.
"Ada apa sih, Sayang?" Tanya Lusi penasaran kenapa Rama mengajaknya berbicara, padahal sebentar lagi jam pelajaran pertama akan dimulai.
"Nanti malam, kita jalan yuk," ajak Rama penuh harap.
Lusi menatap penuh rasa bersalah. "Kamu tau sendirikan aku nggak dibolehin sama Papa dan Mama untuk keluar malam."
Rama menghela nafas, cukup kecewa dengan jawaban sang pacar. "Aku tau sih. Tapi kan kita pacaran udah setahun, Yang. Kita belum pernah jalan berdua. Ketemu paling-paling di sekolah. Masa iya kamu nggak mau usahain untuk malam ini aja?"
Lusi makin merasa bimbang. Disatu sisi ia tentu saja ingin melewati malam minggu bersama pacar, tapi disisi yang lain ia tidak mungkin membantah larangan orangtuanya untuk keluar malam
"Please. Untuk malam ini aja, ya? Aku itu ingin sekali kita punya momen berduaan sebentar malam ini sebelum aku di karantina besok," ujar Rama penuh harap.
Lusi makin dilanda kebingungan.
"Ya, Sayang," pinta Rama begitu lembut membuat Lusi enggan untuk menolak.
Lusi menghela nafas sejenak. "Aku usahain deh."
Rama langsung tersenyum senang. "Nah gitu dong. Makasih ya, Sayang." Rama langsung mengecup pipi Lusi, membuat Lusi tersipu malu.
"Ih Rama. Nanti dilihat orang gimana," ujar Lusi dengan manja.
Rama terkekeh. "Aku kebelet pipis nih. Tunggu disini sebentar ya, Sayang. Nanti aku antar kamu ke kelas."
Lusi mengangguk sambil tersenyum lebar. Rama bergegas menuju wc yang ada di samping ruangan UKS.
"Lagi berbuat mesum ya." Sebuah suara mengagetkan Lusi, membuat Lusi refleks menoleh ke arah sumber suara. Seorang cowok ganteng dengan penampilan yang berantakan membuat Lusi menghela nafas lega.
"Coba deh kalau negur orang itu jangan tiba-tiba gitu," omel Lusi jengkel dalam kelegaannya.
"Salah loe sendiri yang kebanyakan menghayal. Pasti menghayal mau berbuat mesum sama cowok loe tadi ya?" Tuduh cowok itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Dunia (YMMP9)
RomanceKesempatan kedua Apakah benar-benar ada kesempatan kedua dalam hidup? - Lusi. *** Kisah percintaan remaja yang biasa terjadi di kalangan masyarakat. Yang berbeda karena yang menulis cerita adalah author Tarry Thelittle yang kadang imajinasi kehaluan...