Sun & Moon

2.6K 341 11
                                    

Sorry lama

Biasa mood bumil 🤭🤣🤣🤣🤣

***

10 bulan yang lalu

Hanif berjalan santai melewati meja kerja Badai. Tapi langkah Hanif terhenti saat menyadari Badai beda dari biasanya.

Biasanya, sekretarisnya itu selalu menampilkan wajah cuek yang mengesalkan, tapi kali ini wajah Badai seolah terlihat berseri-seri. Lebih parahnya lagi Hanif mendapati Badai tersenyum seorang diri.

Hanif mengerutkan kening bingung, penasaran apa yang terjadi pada sekretarisnya itu.
Hanif membalikkan langkahnya menghampiri meja kerja Badai.

"Kamu tidak ingin mengambil libur untuk honeymoon?" tanya Hanif yang heran kenapa Badai masih tetap masuk kerja padahal pria itu baru saja melangsungkan pernikahan kemarin.

Badai menoleh ke arah Hanif dengan wajah yang masih berseri. "Ya, aku akan mengambil libur selama satu bulan," jawab Badai.

"Satu bulan?" tanya Hanif tidak percaya. Hanif pikir Badai akan menolak tawaran untuk mengambil libur, atau jikap pun Badai menerima, Hanif mengira Badai akan mengambil libur selama satu minggu. Tapi yang ia dengar justru diluar dugaannya.

Badai mengangguk. "Aku sudah menugaskan semua pekerjaan ku pada asisten ku untuk satu bulan ke depan, jadi kamu tidak perlu khawatir dengan semua masalah pekerjaan," jelas Badai begitu semangat.

"Kamu yakin ingin mengambil libur selama satu bulan?" tanya Hanif lagi memastikan keinginan Badai.

Badai mengangguk. Hanif ikut mengangguk. "Ternyata malam pertamamu berjalan begitu lancar ya," ujar Hanif yang bisa menebak kenapa seorang Badai yang terkenal cuek bisa berubah seperti itu.

Hanif pikir Badai akan mengelak, tapi ternyata Badai memberikan respon yang berbeda. Badai menampilkan wajah tersipu malu.

"Ehm. Aku baru sadar kalau menikah itu indah," ujar Badai.

Hanif tersenyum geli. "Ya tentu saja indah, kita punya tempat penyaluran yang sah. Aku tunggu kabar baiknya bulan depan. Aku yakin kamu pasti tidak akan membiarkan Jahra kemana-mana selama satu bulan ke depan," goda Hanif.

Badai tersenyum. "Dia wanita yang begitu indah," ujar Badai memuji istrinya.

Hanif tertawa. "Ya, cinta memang bisa membuat kita melihat wanita aneh menjadi wanita yang indah. Oh ya jangan lupa, sepulangnya dari bulan madu hiasi ruanganku dengan balon warna warni," ujar Hanif menagih.

Badai terkekeh. "Itu masalah gampang."

***

Satu bulan kemudian

Lusi memasuki ruangan kerja Hanif dengan tatapan kaget. Pasalnya langit-langit ruangan itu kini dipenuhi dengan balon warna warni layaknya pesta ulang tahun untuk anak-anak.

"Siapa yang sedang berulang tahun?" tanya Lusi penasaran.

"Tidak ada," jawab Hanif santai.

"Lalu kenapa langit-langit ruangan ini dihiasi banyak balon?" tanya Lusi makin penasaran.

"Karena aku ingin melamarmu," jawab Hanif membuat Lusi menatap Hanif dengan kaget.

"Tapi kan kita akan menikah besok? Kenapa harus melamarku lagi?" tanya Lusi heran.

Hanif tersenyum. "Karena sebelum kita benar-benar resmi menjadi suami istri yang sah, aku ingin terus menerus melamarmu, agar kamu yakin bahwa akulah pria yang pantas menjadi pasangan hidupmu," jelas Hanif.

Mata Lusi berbinar, memancarkan rasa penuh cinta pada Hanif. Lusi memposisikan tubuhnya di hadapan Hanif, mengalungkan kedua tangannya dileher Hanif.

Dua Dunia (YMMP9)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang