Dunia Yang Sesungguhnya

3.2K 371 5
                                    

Disini mulai sedikit ada pencerahan apakah yang dialami Lusi itu nyata atau hanya mimpi 🤭🤣🤣

Double up

***

Dunia Yang Sesungguhnya

Seorang wanita paruh baya tengah menatap sedih pada sosok gadis yang tengah berbaring di ranjang. Sosok gadis itu tampak seperti orang yang tengah tertidur lelap. Beberapa selang menempel ditubuhnya.

Wanita paruh baya itu menoleh ke arah dokter yang tengah berdiri di sampingnya. "Jadi kapan keponakan saya akan sadar, Dok?"

Dokter itu hanya menghela nafas. "Kita hanya bisa menyerahkan semuanya pada Yang Maha Kuasa. Kita hanya menunggu."

"Tapi sampai kapan Dok? Ini sudah lebih dari sebulan," ujar wanita paruh baya itu yang tidak sabar melihat keponakannya kembali sadar.

"Keponakan Ibu sedang koma. Kita tidak tau kapan dia akan sadar," ujar Dokter tersebut membuat wanita paruh baya itu merasa ingin marah, entah marah pada siapa.

"Karena keadaan keponakan Ibu sudah lebih baik, saya permisi dulu," pamit Dokter tersebut kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.

Seorang gadis muda masuk menggantikan Dokter tadi. Gadis muda itu menghampiri si wanita paruh baya.

"Bagaimana keadaan Lusi, Ma?" Tanya gadis muda itu sambil menoleh ke arah Lusi yang tengah berbaring tidak sadar di atas ranjang.

Wanita paruh baya tadi menghela nafas berat. "Sudah lebih baik, hanya saja Dokter masih belum tau kapan dia akan siuman."

Gadis itu menatap prihatin pada sosok Lusi.

"Jahra," panggil wanita paruh baya itu pada si gadis muda tadi.

"Iya, Ma," jawab Jahra sambil menoleh ke arah sang Mama.

"Tolong jaga Lusi sebentar, Mama ingin memeriksa tabungan kita di bank," pinta Mamanya membuat Jahra mengangguk.

Mama Jahra kemudian beranjak pergi meninggalkan ruangan. Jahra kembali mengalihkan tatapannya pada sosok Lusi. "Berapa lama lagi, Lus, kamu mau menjadi putri tidur? Kapan kamu akan sadar? Apa kamu menunggu seorang pangeran untuk membuatmu tersadar?"
Kata pangeran membuat Jahra ingat akan sesuatu, atau mungkin seseorang. "Tapi bagaimana sang pangeran mau memberikan kamu ciuman jika dia juga tidak sadarkan diri seperti kamu."

Jahra teringat pada pasien di sebelah kamar rawat Lusi. Jahra mendengar info kalau pasien itu di bawa ke rumah sakit itu bersamaan dengan Lusi. Jahra juga mendengar kalau pasien yang berjenis kelamin laki-laki itu melompat bersama Lusi dari atap gedung sekolah.

"Kalian pasti memutuskan untuk bunuh diri bersama karena cinta kalian tidak di restui," ujar Jahra merasa prihatin atas kisah cinta sang sepupu menurut imajinasinya.

"Orang kaya seperti mereka memang jarang menginginkan orang sederhana seperti kita masuk ke dalam kehidupan mereka," ujar Jahra makin berimajinasi tinggi pada kisah percintaan sang sepupu menurut pemikirannya.

"Apa kamu tidak mau terus hidup karena sadar cinta kalian tidak akan pernah bisa bersatu, Lus?" Tanya Jahra masih dengan pemikirannya.

"Andai aku bisa membantumu," guman Jahra penuh harap. Tiba-tiba ada sebuah ide yang terlintas dalam benak Jahra. "Aku rasa aku bisa membantumu untuk bertemu dengan pangeranmu, Lus," ujar Jahra sambil tersenyum senang, merasa begitu bahagia karena sudah menemukan solusi untuk menyatukan dua hati yang terpisah kesadaran.

"Tapi aku tidak bisa melakukan ini sendirian, aku perlu seseorang yang ahli untuk membantu," ujar Jahra berharap bisa membuat Lusi siuman dengan cara mempertemukan Lusi dan sang pujaan hati.

Dua Dunia (YMMP9)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang