Salah Target

2.8K 319 13
                                    

Berasa ingat Kinar Revin ya sub judulnya 🤭🤣🤣🤣🤣🤣

Berhubung author lagi ditempat full sinyal jadi mau up dulu 🤭🤣🤣🤣🤣

Semoga syuka 😘😘😘

***

Jahra keluar dari sebuah toko kue dengan begitu santai. Hari ini ia sengaja mengajak Lusi membeli kue ulang tahun untuk Mama mereka. Setelah selesai memilih kue Jahra menyerahkan urusan pembayaran pada Lusi, mengingat dirinya saat ini masih belum memiliki penghasilan sendiri.

Jahra bukan tipe orang yang suka menunggu, karena itu Jahra lebih memilih untuk keluar toko terlebih dahulu.

Saat keluar dari toko Jahra merasa jalan di depan toko begitu licin sehingga membuat tubuhnya hilang keseimbangan dan jatuh terduduk.

"Aduh!" Pekik Jahra kembali merasakan bokongnya menyentuh lantai.

"Awas, Mbak!" Sebuah teriakan dari arah atas membuat Jahra langsung menoleh ke atas.

Sebuah pot bunga terlihat jatuh dari loteng tepat di atas kepala Jahra. Refleks Jahra memejamkan mata takut dan pasrah karena tidak sempat lagi untuk menghindar.

Suara pot bunga yang menghantam tubuh terdengar cukup nyaring. Beberapa orang yang kebetulan lewat juga menghentikan langkah mereka, melihat dengan tatapan prihatin pada adegan yang sedang terjadi di hadapan mereka.

Seorang pria dengan begitu gentleman merelakan tubuhnya dihantam pot bunga untuk melindungi seorang gadis, terkesan romantis.

Jahra juga bisa mendengarkan suara pot bunga yang pecah itu, tapi Jahra sama sekali tidak merasakan sakit pada bagian tubuhnya. Jahra perlahan membuka matanya. Tatapannya langsung melihat sebuah wajah yang cukup dekat dari wajahnya. Wajah seorang pria yang meringis kesakitan. Jahra tertegun. Otaknya secara otomatis langsung bisa berpikir bahwa pria itulah yang melindungi dirinya.

"Kamu tidak apa-apa?" Tanya pria itu dengan tatapan lurus pada kedua bola mata Jahra.

Refleks Jahra mengangguk karena masih terlaku syok atas apa yang terjadi. Tatapannya dan tatapan pria itu beradu pandang, seolah saling terhubung untuk menciptakan dunia mereka sendiri.

"Mas. Mas tidak apa-apa?" Sebuah teguran membuat koneksi tatapan mata keduanya terputus. Pria itu perlahan bangun sambil sedikit meringis.

"Maaf, Mas. Tadi saat ingin memindahkan pot bunga, tangan saya licin, sehingga saya tidak sengaja menjatuhkan pot bunga itu," ujar seorang remaja terlihat merasa bersalah.

Pria yang menyelamatkan Jahra tadi menatap remaja itu dengan tatapan tajam. "Pastikan lain kali kamu lebih hati-hati dalam bertindak."

Remaja itu mengangguk dengan takut. Sementara pria yang menyelamatkan Jahra kembali menoleh ke arah Jahra dengan tatapan lembut. Jahra tertegun dengan tatapan itu, jantungnya seketika berdebar tidak menentu.

Pria itu menyodorkan tangannya, berniat membantu Jahra berdiri. Kali ini Jahra menyambut uluran tangan itu. Pria itu menarik tangan Jahra perlahan, membantu Jahra untuk berdiri tegak.

"Terima kasih," ujar Jahra setelah dirinya berdiri dengan tegak.

Pria itu melepaskan tarikannya dan tersenyum. "Lain kali pastikan untuk lebih berhati-hati," pinta pria itu dengan nada suara yang begitu lembut.

Jahra mengangguk. Kali ini dirinyalah yang mengulurkan tangan, berniat untuk mengajak pria itu berkenalan. "Aku Jahra. Jahra Lusiana."

Pria itu menyambut jabatan tangan Jahra. "Panggil saja aku Han."

Dua Dunia (YMMP9)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang