Teken Kontrak

2.3K 292 9
                                    

Triplek 👏👏👏👏👏👏

***

Sebuah mobil mewah berhenti tepat di halaman rumah atau toko jahitan milik Janita. Janita yang tengah menjahit di samping jendela langsung menghentikan kegiatannya. Janita beranjak dari kursi dan dengan perlahan melangkah menuju pintu rumah.

"Ada apa, Ma?" Tanya Lusi yang tadinya sibuk memotong kain sesuai pola, tapi ketika melihat Janita bergerak menuju pintu, Lusi menghentikan kegiatannya.

"Sepertinya kita akan mendapat pelanggan dari kalangan kelas atas," ujar Janita begitu bersemangat.

"Oh ya?" Merasa penasaran seperti sang Mama. Lusi juga meninggalkan kegiatannya. Lusi langsung berdiri dan berjalan menghampiri sang Mama yang sudah sampai di ambang pintu.
Janita dan Jahra kini sudah berada di ambang pintu.

Keduanya menatap kagum pada mobil mewah yang terparkir di halam rumah mereka.

Dari mobil mewah itu keluar dua orang manusia. Seorang pria paruh baya mengenakan baju seragam bewarna hitam dan seorang wanita dengan pakaian berkelas dan mengenakan kaca mata

Wanita itu melangkah begitu anggun, berjalan menghampiri Janita dan Lusi, menghentikan langkahnya tepat dihadapan Janita dan Lusi. Wanita itu melepaskan kacamatanya sambil tersenyum.

"Selamat siang, Tante Janita," sapa wanita itu begitu ramah.

"Si...ang," jawab Janita yang masih dalam pengaruh kekaguman akibat penampilan wanita di depannya yang begitu mempesona.

"Masih ingat pada saya, Tan?" Tanya wanita itu membuat Janita fokus mengamati. Janita berusaha mengingat siapa wanita dihadapannya itu.

"Ini saya, Tan, Hanum, Hanum Fatimah, anak dari Pak Hamdan dan Ibu Hamidah yang malam itu melamar putri Tante," ujar Hanum menjelaskan, membuat Janita langsung bisa mengingat.

"Oooh, iya, sekarang Tante ingat," ujar Janita begitu bersemangat. "Ya ampun, Tante senang sekali kamu masih mau datang ke rumah tante."

Hanum kembali tersenyum. "Tentu saja aku akan sering berkunjung, Tan. Kita kan sebentar lagi akan menjadi keluarga," jelas Hanum membuat Janita mengangguk semangat.

"Benar sekali," ujar Janita begitu senang.

Hanum mengalihkan tatapannya pada Lusi. "Selamat siang juga calon adik ipar," sapa Hanum ramah.

"Selamat siang juga, Mbak," ujar Lusi masih canggung. Hanum kembali mengalihkan tatapannya pada Janita.

"Oh iya, Tan. Saya membawa sedikit hadiah dari Papa dan Mama untuk Tante sekeluarga," jelas Hanum membuat Janita tambah bersemangat.

"Oh ya?" Tanya Janita tidak percaya.

Hanum menoleh ke arah supir yang sudah membuka bagasi mobil. Supir itu kemudian membawa sepuluh kantong belanjaan ke arah majikannya.

"Ini nyonya," ujar supir itu menyerahkan sepuluh kantong belanjaan itu pada Janita. Janita menerima kantong belanjaan itu dengan perasaan senang yang luar biasa.

"Ya ampun, terima kasih ya," ujar Janita yang sudah tidak sabar melihat isi kantong belanjaan itu.

"Semoga nantinya Tante dan keluarga suka," ujar Hanum.

"Tentu saja. Tante dan keluarga pasti suka," jawab Janita cepat. "Mari masuk."

Hanum menggeleng. "Tidak perlu, Tan. Saya hanya ingin meminta izin Tante untuk membawa Lusi bertamu ke rumah kami, itupun jika Tante mengijinkan."

"Tentu saja," jawab Janita cepat. "Tante tidak keberatan, bawa saja."

"Terima kasih, Tante." Hanum kembali menoleh ke arah Lusi. "Ayo,calon adik ipar."

Dua Dunia (YMMP9)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang