Jadi ini masih story masa-masa mereka sekolah ya, belum dewasa 🤭🤭🤭
Cerita dewasanya mungkin ada di part-part selanjutnya 🤭🤭🤭
Untuk waktunya sengaja author nggak tulisin tahun biar readers bisa menyesuaikan waktu dengan masing-masing pas readers masih SMA 🤭🤣🤣🤣🤣
So, selamat menikmati ya pembaca setia ku yang tersayang.
Untuk format pemesana novel A+ tinggal hubungi nomor-nomor yang udah author kasi, tanya aja sama mereka gimana cara format pemesananannya, karena author taunya cuma promosi dan tinggal terima beres 🤭🤣🤣🤣🤣🤣
***
Lusi berdiri di depan gerbang sekolah, menatap lurus pada spanduk yang bertulisan MASA ORIENTASI SISWA-SISWI BARU KELAS X TAHUN PELAJARAN XXXX (anggap aja tahunnya readers masuk SMA🤭🤣🤣🤣)
"Ya tuhan, jadi semua yang aku alami itu benar-benar mimpi?" Guman Lusi merasa begitu bersyukur
Lusi langsung duduk dan sujud syukur di atas tanah tanpa memperdulikan banyak siswa-siswi yang berdatangan dan memperhatikannya dengan tatapan heran sekaligus aneh.
"Terima kasih tuhan! Terima kasih atas kesempatan kedua ini! Terima kasih atas hidup baru yang Engkau berikan ini! Aku berjanji akan akan lebih baik lagi dan tidak melakukan hal yang bodoh," ujar Lusi begitu bahagia dengan apa yang ia dapatkan sekarang.
"Ehm." Seseorang berdehem didekat Lusi membuat Lusi menghentikan aksi sujud syukurnya. Lusi duduk dengan tegak kemudian menoleh ke arah sumber suara.
Seorang cowok tinggi berdiri di samping Lusi sambil tersenyum geli. "Kamu sedang apa, Dek? Senang ya bisa masuk ke SMA ini?"
Lusi menatap cowok itu dengan dua buah perasaan yang saling berbenturan. Ini cowok yang merusak hidupku didalam mimpu buruk itu. Batin Lusi penuh rasa sedih dan penyesalan.
Di satu sisi hatinya, masih ada rasa sayang dan cinta yang tersisa, tapi disisi yang lain muncul rasa marah dan benci atas semua sikap buruk cowok itu.Aku tidak boleh melakukan kesalahan yang pernah aku lakukan didalam mimpi. Aku harus bersikap tegas. Kesalahan yang terjadi bukan hanya kesalahan cowok ini, tapi kesalahanku juga. Jadi aku harus menjauhi cowok ini. Batin Lusi begitu mantap.
Lusi beranjak berdiri dengan tegak, melanjutkan langkahnya tanpa memperdulikan Rama yang kebingungan melihat sikap cuek Lusi. Tapi Rama hanya tersenyum geli. "Pasti dia terlalu malu."
Lusi sendiri segera menghampiri seorang siswi yang ia kenal. "Hai, Rai," sapa Lusi dengan begitu ramahnya
Siswi yang Lusi panggil langsung menatap Lusi dengan tatapan heran. "Kamu kenal aku?" Tanya Raina kebingungan.
Lusi seolah langsung tersadar kalau semua yang pernah dialaminya hanyalah sebuah mimpi, termasuk pertemanannya dengan Raina yang bermula sejak kelas sepuluh.
"Ehm. Hai, aku Lusi. Aku siswi baru jadi belum memiliki teman. Bagaimana kalau mulai sekarang kita berteman agar tidak begitu kesepian saat menjadi siswi baru di sekolah ini," ujar Lusi.
Raina menatap Lusi penuh selidik, masih bingung kenapa Lusi bisa tau namanya, tapi bel sekolah membuat Raina melupakan rasa penasarannya. "Oke."
Jawaban Raina membuat Lusi tersenyum senang. Keduanya kemudian berjalan bersama menuju lapangan sekolah untuk berkumpul bersama siswa-siswi baru lainnya.
***
Lusi mengedarkan pandangannya ke seisi kantin yang kini sudah penuh dengan siswa-siwi.
"Masih mencari cowok bernama Puad lagi?" Tanya Raina saat melihat Lusi lebih fokus memperhatikan orang-orang di sekelilingnya dari pada menikmati sepiring nasi goreng yang sudah tersaji di atas meja.
Lusi mengangguk lesu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua Dunia (YMMP9)
عاطفيةKesempatan kedua Apakah benar-benar ada kesempatan kedua dalam hidup? - Lusi. *** Kisah percintaan remaja yang biasa terjadi di kalangan masyarakat. Yang berbeda karena yang menulis cerita adalah author Tarry Thelittle yang kadang imajinasi kehaluan...