Coward. 《07》

325 163 93
                                    




























COWARD.

"Choi San, jangan coba coba mengisap darahnya"












"Tenang saja, aku bisa kontrol diriku"

"Awas saja jika kau seperti dulu lagi"

"Ohiya, sepertinya kau tak bisa pingsan atau tertidur yah? mungkin ini akan terasa sangat sakit--- Tahan yah?" Ucap pria bersurai coklat gelap kepadaku.

Ah pasti ini rasanya akan sangat menyakitkan, mengapa aku tidak pingsan atau mati saja sih-- keparat.

Kemudian mereka mulai membuka sedikit bajuku untuk melihat perutku, sebenarnya aku malu karena semua yanga ada disini hanya pria.

Tapi aku tak bisa apa apa bukan?

"Haera jika sangat sakit kau boleh memukul ku sekeras mungkin, oke?" Ucap Yedam yang ku beri anggukan pelan.

"Oke, kita mulai sekarang yah?"

Aku semakin lemas mendengar ucapan itu.























Author pov.

Yedam, sedang berkumpul bersama beberapa orang lain nya kecuali Haera.

Yedam masih sangat penasaran apa yang terjadi dengan hidupnya sekarang, bohong jika Yedam tidak merindukan kehidupan normal nya.

Kini Yedam sedang di suguhkan dengan pemandangan suram dari pria pria di hadapan nya.

"Ehm, teman mu akan pulih dengan cepat-- karena dia istimewa" Penjelasan Haruto yang membuat Yedam dan yang lain nya tampak terkejut.

"Pantas saja dia belum berubah" Ujar salah satu diantara mereka yang memiliki surai coklat gelap.

"Ya itu karena dia sudah memuntahkan cairan nya, Jeno"

"Oh pantas saja" Timpal pria bernama Jeno itu lagi.

"Coba jelaskan, aku tidak faham" Ucap Yedam kepada yang lain nya.

Pria bernama Haruto pun terlihat sedang menyamankan duduknya, kemudian pandangan nya terfokus kepada Yedam.




"Menurutku, teman mu itu spesial bagi mereka-- karna kulihat sudah banyak hal yang di tempel dan di masukan kedalam tubuhnya" Penjelasan Haruto membuat yang lain nya terlihat kebingungan.

"Sepertinya dia sama pentingnya sepertimu" Timpal pria berambut hitam legam di samping Yedam.

"Sepertinya iya" Jawab pria lain nya yang memiliki surai aga sedikit panjang di bagian belakang.

"Ehm, tapi aku masih tak bisa mencerna nya--- memangnya sesuatu apa yang mereka masukan kedalam tubuh Haera?" Tanya Yedam dengan tatapan penasaran nya.

"Aku tak bisa jelaskan mendetail, mungkin itu akan sangat sulit untuk di fahami"

"Intinya, Haera sudah di tandai mereka-- Haera harus secepat mungkin keluar dari sini" Penjelasan panjang lebar Haruto membuat Yedam sedikit mengerti.

"Memang kita masih punya kesempatan untuk kabur?" Tanya Yedam dengan polosnya.

"Ck, tentu saja-- kau fikir untuk kabur harus memiliki kesempatan apa?"








"Ohiya namaku Jeno"

"Aku Chenle"

"Dan aku Choi San"

Yedam pun mengangguk pelan. "Namaku Yedam"

"Tempat ini aman, karena ada turunan iblis di sekitar kita" Ucap Chenle sedikit antusias.

"Asalkan kau tahu, Haruto itu turunan iblis loh" Timpal San dengan sedikit mengejek.

Jeno berusaha menahan tawanya agar tidak pecah, sedangkan Yedam masih kesulitan untuk mencerna ucapan San tadi.

"T-turunan iblis??" Tanya Yedam dengan kening mengkerut.

"Sebenarnya aku benci mendengar itu, seperti sedang mengejeku saja" Ucap Haruto dengan muka malasnya, sedangkan Yedam masih sangat tak faham.

"Ck, jangan bawa hati dong-- dasar jomblo" Cibir Chenle yang membuat San kelepasan untuk tertawa.

Ah sedikit lega, ternyata masih ada ruang untuk tertawa lepas seperti itu di tempat ini-- Batin Yedam.

"Ayahku bangsa iblis yang menjelma sebagai manusia, kemudian ia menikah dengan ibuku dan memiliki ku"

"Ibuku manusia, itu sebab nya aku masih ada campur darah dengan manusia"

Yedam yang mencoba untuk mencerna pun hanya mengangguk pelan. "Sosok ayahmu, seperti apa?" Tanya nya kemudian.

Pertanyaan Yedam membuat Ekspresi wajah Haruto semakin menekuk saja, Jeno yang melihat perbuahan ekspresi Haruto pun segera mengusap lembut pundak sang empu.

"Aku tidak tahu, aku di besarkan oleh ibu angkat ku"

"Ibuku di jadikan tumbal dan aku di buang, hanya itu yang aku ingat" Penjelasan Haruto membuat Yedam menjadi sedikit tidak enak dengan pertanyaan nya barusan.

"Tapi aku tak sedih, kau tahu mestipun aku turunan iblis-- Tapi aku masih punya agama, lucu bukan?" Ucap Haruto dengan nada suara yang terkesan di buat buat.

"Jangan mengulik masa lalu, intinya kita masih bisa keluar dari sini selama Haruto di sisi kita" Ucap Jeno yang di angguki yang lain nya.

"Eh perempuan itu sudah sadar??" Ucapan San membuat semua yang ada disini refleks menoleh ke arah kasur dimana Haera sedang terbaring disana.

Benar saja, Haera sedang duduk sambil melihat ke arah Yedam dan lain nya dengan tatapan bingung.

"Sudah kubilang kan, Haera orang spesial-- Kita harus segera menyusun rencana untuk kabur" Ucap Haruto dengan senyum kemenangan nya.

COWARD.





























Tuh gua udh kabulin Jeno sama Chenle jadi salah satu Cast disini.

Tbc guys.


[✔︎] COWARD || 𝚃𝚛𝚎𝚊𝚜𝚞𝚛𝚎 𝚇 𝙰𝚝𝚎𝚎𝚣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang