COWARD [26]

159 68 44
                                    


























COWARD.

Yedam pov.

Aku tak menginginkan sesuatu yang hebat, tapi mengapa untuk bernafas dengan tenang pun sulit ku dapat?

Aku terus bertahan dari hari kejam dan menyeramkan ini, mencoba lagi untuk kesekian kalinya untuk melewati hari dengan baik walaupun menyakitkan.

Tapi semakin aku diam, semakin aku menghadapi nya, semua itu semakin membuatku hancur-- sangat sakit sampai membuatku muak untuk menangis lagi.

Ingin melawan tapi aku terlalu payah, berharap bantuan dari orang tapi siapa yang peduli? Ingin terus melangkah tapi terlalu berat dan berliku, aku tersesat dan tak tahu harus mengambil keputusan apa.

Semua orang selalu berpaling dariku, dan aku kembali di penuhi kegelisahan. Aku tak bisa menangkap hatiku-- aku merasa sangat tertekan.

Kembali dalam kegelapan yang memuakan, aku kembali lagi ke tempat asal ku, tempat dengan segudang kegelisahan dan keputus asaan.

Aku tak ingin kembali tapi takut untuk terus melangkah, aku tak ingin bersedih tapi malah semakin melemah.

Sebenarnya aku ini kenapa? Aku tak mengerti diriku sendiri sungguh. Adakah yang ingin menjelaskan kepadaku apa yang sebenarnya terjadi kepadaku?

Sialan, aku kembali seperti ini lagi.

Aku benci semuanya, aku benci orang di sekitarku, aku benci tempat ku terdiam dan aku benci dunia ini.

Sekarang, aku kembali terperangkap dan kebingungan untuk berbuat apa. Aku hanya terdiam melihat mayat kloningan ku yang bermandikan darah di bawah sana.

Aku sudah tak menangis lagi, karena ku fikir mungkin ini memang jalan terbaik dari semuanya, aku harus merelakan kloningan ku mengakhiri hidupnya dengan malang seperti ini.

Persetan dengan kehidupan ku, aku tak peduli jika aku tak bisa kembali ke tubuhku bahkan terjebak seperti ini selamanya.

Apa aku harus mencoba menjadi jahat untuk bersenang senang? Apa aku harus bergabung dengan para iblis itu agar bisa menghancurkan kehidupan para manusia? Fikiran ku tak terkendali lagi.

Di bawah sana ada banyak sekali orang yang mengelilingi mayat kloningan ku, aku yakin ia berhasil. Ia berhasil dalam mengakhiri hidupnya.

Wajah panik dan teriakan itu semakin membuatku kebingungan, ada banyak orang yang tak ku kenal di bawah sana tapi mereka menangisi mayat kloningan ku, sedangkan aku hanya berdiri dengan kebingungan seperti ini.

Kaki ku melemas, pertahanan ku runtuh-- rasanya dadaku semakin sesak melihat mayat kloningan ku yang bermandikan darah itu di bawah sana.

"Tidak apa apa...... Itu jalan baik tidak apa apa..."

Aku terus mengucapkan kata kata itu, kata kata yang sering ku ucapkan semasa aku hidup di tubuhku, jika terjadi sesuatu yang buruk dan aku memilih diam dan mengalah aku biasanya selalu mengatakan itu.

Kata kata ringan yang sering ku ucapkan itu kini terasa berat untuk ku ucapkan.

Sampai kapan aku akan terus mengatakan bahwa semuanya baik baik saja?

[✔︎] COWARD || 𝚃𝚛𝚎𝚊𝚜𝚞𝚛𝚎 𝚇 𝙰𝚝𝚎𝚎𝚣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang