COWARD. 《11》

254 127 50
                                    






























COWARD.


Author pov.

Wooyoung hanya bisa menghela nafas lelah melihat sikap San lagi dan lagi yang seperti ini.

Untuk kesekian kalinya, Sahabat sejati Wooyoung sekarang entah kenapa sifat dan sikapnya sangat berbeda.

Bukan hanya kepadanya, tapi kepada yang lain nya juga.

"San, Aku sudah menemukan orang yang akan mendonorkan matanya untukmu" Ucap Wooyoung dengan tegas kepada San.

San hanya bisa duduk sambil menghadap ke jendela, lagi dan lagi San tak pernah menjawab omongan Wooyoung.




Setelah kejadian ia yang kecelakaan dan kehilangan ingatan nya, di saat itujuga rasanya dunia San benar benar hancur.

Karena ia harus menghadapi dunia nya dengan gelap.

Ia amnesia dan buta.

"San, biar aku yang urus tentang ituyah-- kau tunggu saja disini tapi harus jaga kesehatan mu"

Setelahnya Wooyoung pergi dari kamar San, rasanya selalu ingin menangis setelah melihat San yang seperti itu.

Wooyoung mengerti, pasti hati San sedang jatuh berkeping keping, pasti ia sedang putus asa dan pasti ia sedang ketakutan.

San yang ceria dan cerah bagaikan matahari itu sekarang berubah menjadi San yang selalu mendung tapi tak kunjung datang hujan.

Tak apa jika San menangis di hadapan wooyoung, tapi San benar benar hanya diam tak berkutik dan tanpa menangis.

Benar benar seperti mendung yang tak kunjung hujan.









"San, kau kan sekarang sudah cacat-- kaka akan menitipkan mu kerumah paman"

"Aku tak sanggup jika harus selalu menjagamu seperti ini, aku tak takut jika harus sendiri"

"Kau pergi sajayah, aku sudah muak"

Hati San bagaikan batu, ia hanya diam menanggapi ocehan kaka kandung nya yang sekejam itu.

Lagian ini sudah biasa bagi San.





"Tunggu" Ucap San yang membuat langkah sang kaka terhenti.

Kemudian ia berbalik badan dan tersenyum remeh ke arah San.

"Kukira kau bisu juga" Racaunya, San hanya diam.

San bisa merasakan nya, kakak nya-- yang bernama Hongjoong itu ia sedang tersenyum remeh kearahnya.

Tak butuh waktu lama, San langsung melemparkan pisau dapur yang di pegang nya kearah kakak nya.







































Jeno dengan amarahnya kemudian ia menyeret San yang sedang putus asa itu.

Haera tak tega melihatnya sebenarnya ia ingin membujuk San dengan lembut saja, tapi lengan Yedam langsung menarik Haera agar cepat jalan mengikuti Haruto lagi.

Haera dan yang lain nya berjalan menyusuri lorong demi lorong yang gelap dan kotor, mereka berjalan tanpa pencahayaan sedikitpun.

Haruto masih bisa berjalan dengan baik walaupun tanpa pencahayaan sedikitpun, mungkin ini kelebihan yang lain nya.

[✔︎] COWARD || 𝚃𝚛𝚎𝚊𝚜𝚞𝚛𝚎 𝚇 𝙰𝚝𝚎𝚎𝚣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang