Coward. 《06》

342 165 116
                                    





































COWARD.

Aku terduduk lemas setelah berlari sekencang mungkin bersama Yedam dan orang yang menyelamatkan kita itu.

Sekarang kita sedang berada di atap di ruangan ini.

Kalian tahu, Seperti kita naik ke langit langit di suatu ruangan-- Seperti itu.

Dan ini seperti sebuah lorong kecil yang hanya muat jika kita merangkak,  untuk duduk pun rasanya masih sangat sempit dan pengap.

Yedam terlihat sangat lemas begitu juga pria yang membawa kita lari tadi.

"Haera, Apa kau masih kesakitan?" Tanya Yedam khawatir kepadaku.

Aku hanya mengangguk pelan sembari berusaha menahan tangisku, Percayalah ini benar benar menyakitkan.

begitu menyayat, Rasanya aku ingin membunuh diriku lagi.

"Apa kalian sudah sedikit baikan? Jika sudah kita harus pergi lagi dari sini--- Ini bukan tempat yang aman"

Gagal, Tangisanku pecah begitu saja di hadapan Yedam dan pria ini-- Oh sungguh perutku benar benar sakit.

"A-aku tidak ikut, ini benar benar menyakitkan....... Aku disini saja" Lirih ku di sela isakan tangisan ku.

Pria itu merangkak ke arahku dan membelitkan sesuatu di perutku-- Mungkin untuk menghentikan pendarahanku.


"Baiklah, beristirahat dulu saja" Final dari si pria yang membantu ku tadi.

Yedam mendekat ke arahku, dan membenarkan ikatan yang di perutku dengan telaten.

"Jangan jauh jauh dariku yah, kau kan tak bisa mengurus dirimu sendiri" Ucap Yedam yang membuatku sedikit lebih tenang.

Kemudian ia duduk di sampingku yang lain, Ia menundukan pandangan nya-- Mungkin menangis?

Cobaan apalagi ini, hidupku sudah cukup sulit dan menyakitkan di duniaku-- dan ini?? dunia gila macam apalagi yang membuatku sengsara sekarang.

Mengapa aku selalu terjebak dalam suatu hal yang sangat buruk dan rumit.

Tubuhku rasanya benar benar hancur, kejadian pengambilan sel telur-- benar benar membuatku teringat akan aksi pria sialan di duniaku.

Mulai dari mereka memasukan sesuatu yang aneh kedalam tubuhku, kemudian mereka mengikat kedua tangan dan kakiku.

Dan berakhir dengan aku yang di siksa.

Semuanya sama.

Ternyata prilaku pria sialan di duniaku tak beda jauh dengan prilaku para iblis disini.

Ini benar benar membuatku trauma.





"Apa sekarang sudah merasa baikan?" Lamunanku buyar saat pria yang menolongku bertanya barusan.

"E-ehm belum sih, tapi aku tidak ingin berlama lama disini-- Sangat pengap"

"Haera, jangan memaksakan dirimu-- sudalah disini dulu saja sampai kau merasa baikan" ucap Yedam dengan wajah kesalnya.

Ah aku jadi ingat pertama kali bertemu dengan nya, dia memang orang yang selalu menolong dan merawatku.

Walaupun terkadang ia emosi melihat ku yang terlihat acuh tak acuh kepada setiap lukaku.

"Sebenarnya, disana ada beberapa obat herbal-- Ia akan lebih baikan jika kita cepat cepat sampai kesana"

Aku refleks melihat ke arah Yedam yang tampaknya masih kesal dengan ucapan sok kuat ku.

"Bantu aku yah?" ucapku selembut mungkin kepada Yedam agar ia aga sedikit luluh.

"Sebentar, apa kita bisa percaya kepadamu?" Tanya Yedam kepada pria di sisi kiriku.

"Tenang saja, aku juga tawanan" jawab pria di sampingku kepada Yedam.

"Tapi aku tak pernah melihatmu?" ucap Yedam lagi.

"Ah sudalah, mau ikut tidak? jika tidak juga tidak apa apa" jawab pria di samping kiriku dengan acuh tak acuh.

Aku mengusap bahu Yedam lembut dan memaksakan memberikan senyuman kepadanya.

"Ayolah Yedam, jangan seperti ini yah?" Yedam langsung memberi anggukan kecil kepadaku.

"Bagus, ohiya-- Namamu siapa?"

"Namaku Haruto"






















"Teman teman cepat bantu perempuan ini"

Aku yang sudah sangat kelelahan rasanya benar benar sangat menginginkan pingsan.

Disini banyak hal aneh, Aku tak pernah merasakan kelaparan dan kehausan-- Dan akujuga tak pernah merasakan ngantuk dan pingsan walaupun sudah di siksa berkali kali.

"Cepat bawa dia kesini" Ucap salah satu di antara mereka yang memiliki surai coklat gelap.

Kulihat aku di bopong ke kasur kecil yang sangat lusuh di ujung sana, kemudian ada beberapa orang yang mengelilingiku.

Ah sial, pandangan ku kabur lagi.

"Y-yedam mana?" Tanyaku kepada mereka semua.

Kemudian ku rasakan elusan lembut di surai dan tangan kanan ku-- Itu Yedam.

"Aku disini, kau di obati dulu yah-- Tahan dulu sebentar" Ucapnya yang ku angguki pelan.

Tangisanku pecah lagi di depan semua orang, Ini benar benar menyakitkan.

Rasanya untuk mati di tempat inipun sangat susah, padahal aku benar benar berharap mati-- jika tidak, pingsan juga sudah cukup bagiku.

"Choi San, jangan coba coba mengisap darahnya".

COWARD.






























Kadang pendek kadang panjang.
suka suka gua ajalah yah maap:")

Voment juseyoooo

[✔︎] COWARD || 𝚃𝚛𝚎𝚊𝚜𝚞𝚛𝚎 𝚇 𝙰𝚝𝚎𝚎𝚣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang