XII🍲

166 13 7
                                    

Saya mau bicara sama kamu

Itu adalah ucapan sehun tadi saat melihat nata. Membuat gadis itu menghela nafas pasrah. Bicara dari mana nya sih?! Buktinya mereka sudah berada di ruang tamu—HANYA BERDUA. Ah ada unjin yang berada di depan tv. Sudah bersiap menguping.

Detik hingga menit sudah berlalu, tetapi sehun belum mengucapkan satu patah kata pun. "Bapak mau bicara apa? Saya udah laper nih!" geram. Bahkan nata berbicara dengan menaikkan nada hingga beroktaf.

"Kamu laper? Mau cari makan dulu aja?" Tawaran sehun barusan langsung di angguki oleh sang ayah dan unjin. Yang entah sejak kapan kedua lelaki yang sialnya satu darah dengan nata itu sudah berdiri tepat di samping diningrat.

"Om nitip martabak aja hun"

"Aku bakso depan komplek aja bang"

Malu bercampur kesal sedang dirasakan nata saat ini. Melayangkan tatapan tajam ke pada sang ayah dan unjin yang sudah berlari terlebih dahulu.

Lagi. Yang hanya bisa nata lakukan saat ini adalah mencoba tersenyum sembari memendam amarah. "Tunggu sebentar, saya ambil dompet dulu pak" setelahnya nata hengkang dari sana. Membuat sehun mengembangkan senyumannya.

Nata berjalan memasuki tenda biru, memilih tempat setelah memesan bakso yang biasa mangkal di depan komplek. Sedang sehun yang memarkirkan motor matic milik unjin sudah menduduki bangku tepat di hadapan nata.

Rasa canggung melingkupi hingga suara pelan sehun berhasil menarik atensi "Maaf..."

Mendongak dan menautkan alis bingung nata lakukan. "Maaf untuk?"

"Segala sikap saya yang mungkin nyakitin hati kamu, baik secara langsung atau pun nggak langsung. Perasaan saya kala itu sedang membuncah dan dengan lancang tanpa memikirkan hati kamu—saya bersikap seperti itu. Maaf nata... Saya akui, sikap saya memang kelewatan. Mencampur tangan kan urusan kantor dan pribadi"

Untuk sekali saja, katakan lah nata bodoh. tersenyum dengan lebar nya setelah mendengar pernyataan yang terdengar sangat kaku dari seorang sehun. Hati nya kembali menghangat. Perihal rasa amarah dengan lelaki yang bemarga diningrat itu seolah terlupakan.

"Kenapa kamu malah senyum, say—"

"Sudah gue maafin, hun"

Yang dengan kurang ajar nya, nata memanggil sehun tanpa embel-embel pak seperti biasa. Senyum sehun turut berkembang. Bahkan beban di pundak nya berangsur-angsur turun. Nata nya sudah kembali seperti semula. "Karna sekarang lagi di luar urusan kantor, nggak pa-pa kan gue manggil tanpa embel-embel pak?"

Mengangguk dengan cepat sehun lakukan sebagai jawaban. "Jadi... beneran lo udah maafin gue?" tanya sehun hati-hati.

"Iya"

"Dan hubungan kita?"

Sungguh sehun patut dikatakan sebagai orang yang sangat kurang ajar. Baru saja di maafkan sudah berlagak mengajak perang. "Kita jalanin perlahan" ucap nata sembari mengaduk semangkuk bakso di depannya dengan tenang meski wajah bersemu terang.

Lagi, sehun mengangguk. "Iya kita jalanin per—Eh? Maksudnya?!"

Nata mengerjap kala sehun berucap dengan nada lantang. "Ya... perlahan tapi pasti. Hubungan ini—Apa nama yang pas ya?" terputus sebab nata menggaruk pelipis dengan canggung. Bahasa apa yang sesuai dengan peribahasa serta lika-liku perjalanan cinta mereka?

"Fix, Kita pacaran!" final sehun.

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika sehun masih asik bermain catur bersama sang ayah. Bahkan wajah nata sedari tadi memerah akibat perkataan sehun kala mendeklarasikan kata pacaran di depan komplek.

Ingatkan nata bahwa dirinya sudah official ya!

Pintu kamar di ketuk tiga kali bersamaan dengan suara nyaring unjin yang memberitahukan bahwa sehun akan pulang. Bergegas bangun dan merapihkan penampilan nata lakukan. Nata terkesiap, ada apa dengan dirinya?

"Aku pamit pulang ya"

Ah seperti itu saja nata sudah bersemu. Pengguanaan kata aku-kamu berefek besar pagi sang jantung. Maka yang selanjutnya terjadi adalah nata mengangguk malu-malu. "Hati-hati hun"

Tak kunjung hengkang dari sana. Sehun keluar dari mobil miliknya—berjalan mendekati nata yang berdiri dengan gesture tubuh kaku. Dalam satu tarikan tangan gadis itu sudah berada di dekapan. "Selamat malam" bisik sehun singkat.

Maka nata terdiam, merespon pun tidak. Matanya berkedip dengan canggung. Berusaha memahami keadaan yang baru saja terjadi. Padahal dulu cium sana sini. Mengapa sekarang canggung sekali?

"Masuk sana" perintah sehun yang langsung dilaksanakan. Nata menutup pintu rumah setelah melambai. Membuat naresh terkekeh melihat kelakuan duo orang yang sedang dimabuk kasmaran. "Jadi udah resmi?"

Unjin mengangguk sembari berbisik. "Iya mas, soalnya barusan aku liat mereka pelukan di depan rumah"

🍭🍭🍭

Tiga hari sebelum lebaran keluarga nata di buat gempar dengan status baru sang putri. Sembari mengadong kue—windi mengamati. "Jadi beneran kamu udah official nih?" tembak nya langsung. Nata menggeleng dengan wajah bersemu. "Apaan sih mbak"

Maka windi mengangguk. "Kalau ngelak berarti sudah!"

Nata menggeram kesal. Dulu, saat pacaran dengan abhim reaksi keluarganya terlihat biasa. Mengapa dengan sehun berbeda? "Iya sudah. Sekarang mau bikin kue nastar yang bentuk bullet kan?" ucap nata sembari mengalihkan topic pembicaraan.

Wendi bangkit, membuka oven dengan perlahan lalu memasukkan sekaligus dua Loyang di dalem sana. "Iya, selai nanas nya di atas meja makan ya, nja"

Bertepatan dengan nata yang kembali mendaratkan bokong, daniel, jihyo datang. Dengan senyum yang mengundang tanya—nata tahu penyebabnya.

"Nanti gue cerita, bantuin bikin kue dulu biar cepet selesai!"

Maka jihyo mengangguk antusias. Mereka berdua tahu informasi ini tentu saja dari unjin. Seorang Informan kepercayaan daniel dan naresh.

Bahkan daniel yang notabene nya teman nata sejak kecil menggeleng dramatis. "Akhirnya perihal cinta mereka berbalas mbak" bisiknya pelan pada windi.








Tbc

Yang sudah official.
Belum terlihat romantis nya dari seorang sehun.

Pendek sekali ya?
Maaf kan dakuuu...

Update an selanjutnya insya allah panjang kok. Karna sebentar lagi work ini mendekati kata tamat. Mungkin sekitar—5 atau 6 chapter cukup?

Ditambah bonus chapter yang berisi tentang lika liku kehidupan rumah tangga mereka nanti nya.

Dan juga, disini aku bakal kasih visualisasi dari Nata.

Natania Senja Ramadhani❤️Si wanita plin plan, yang pernah patah hati akibat teman sendiri!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Natania Senja Ramadhani❤️
Si wanita plin plan, yang pernah patah hati akibat teman sendiri!

Gimana?
Cantik?
Atau tidak sesuai ekspektasi?

SENA dan Rasa {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang