Double update ya
Rencana nya sehun akan pulang ke rumah nya malam ini setelah sholat isya. Bukan rumah kost atau pun rumah nata melainkan rumah milik keluarga besar Diningrat.
Tapi semua itu dipercepat kala ia mendapatkan kabar dari sang kakak bahwa ayahnya sedang sakit.
Ia melaju dengan sangat cepat.
Membelah jalanan padat Yogyakarta sore ini. Walaupun terlihat tidak peduli dengan ayahnya sehun juga masih mempunyai hati. Ia hanya memberi pelajaran terhadap ayahnya saja.
Terhadap kejadian Sepuluh tahun silam.
Begitu sampai, di parkirkannya vivi dengan apik tepat di samping mobil milik kakaknya.
Ia berjalan masuk kerumah, bergegas menuju kamar sang ayah.
Bagai lemah tak berdaya, itulah kata yang tepat untuk Siwon Yustra Diningrat. Kulit keriputnya ditambah pucat wajahnya membuat sehun meringis.
Siwon yang sedang memandang ke arah jendela, menoleh kala mendapati anak bungsunya sedang berada di ambang pintu.
"Sehun?" ujarnya dengan mata berbinar. Ia berusah keras untuk terduduk dirinya terlalu senang mendapati anak bungsunya—sehun yang kini datang untuk menjenguknya.
"Jangan bangun. Tetap seperti itu!" ucap sehun dengan mimic wajah datar.
Siwon mengangguk—mengiyakan.
"Apa kabar nak?" tanya nya lembut.
"Baik" yang dijawab dingin oleh sehun.
Lelaki tua itu sedikit meringis saat mendengar jawaban sang anak. Terlalu dingin sikap sehun.
Apa ia belom memaafkannya?
"Kata mamas mu nanti malam datangnya, kok ini sudah sampai?"
Mendengar pertanyaan seperti itu sehun gelagapan. Masa iya dia menjawab jujur karna khawatir dengan sang ayah.
"I-itu nanti malem mau pergi" jawabnya.
Stay cool ucap batinnya membara.
Siwon meremas jari-jari tangannya. Membasahi bibirnya yang kering sambil meneguk salivanya.
"Sehun, kenapa gak balik lagi untuk ting—"
"Cepet sembuh. Saya mau ke kamar"
Yang mana ucapannya belom selesai sudah dipotong oleh sehun duluan.
Sejahat itukah dulu perbuatannya bahkan sampai sehun pun tak mau memaafkannya?
Sehun berjalan melewati ruang tamu dirumahnya, mengabaikan tatapan seorang wanita di ujung sana.
"Sehun" panggilnya sambil mengelus perut buncitnya.
Ia berhenti tanpa berbalik badan "Apa?"
"Bisa bantuin aku nggak?..."
///
"Yang itu!" tunjuk irina pada sebuah majalah yang terletak di atas lemari.
"Makasih" ucapnya sambil tersenyum tulus saat sehun sudah mau membantunya.
Deheman singkat ia dapatkan. Irina menghela nafasnya pelan sambil memejamkan matanya. "Maaf untuk dua tahun yang lalu..." ujarnya cepat.
Sehun yang akan beranjak pergi menghentikan langkahnya spontan. Dirinya berbalik mendapati kakak iparnya—wanita yang pernah ia cintai—dulu sedang menunduk memandangi ujung sepatu miliknya.
![](https://img.wattpad.com/cover/210563044-288-k948393.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SENA dan Rasa {End}
RomanceSebuah kebetulan yang merujuk pada takdir mungkin? Tentang seseorang yang menahan perasaannya sendiri akibat masa lalu. "Ternyata bukan sifat lo aja yang brengsek tapi... Kelakuan lo juga sama" Start : 12 Januari 2020 End : 23 Juli 2020 ©writtenbyBi...