V🍊

263 20 6
                                    

Buat kalian para readers aku mau ngucapin banyak terima kasih atas apresiasi nya.

Aku minta tolong ya, untuk sekali aja kalo mau baca, tolong kasih vote juga.

Bukannya aku mau ngemis atau apa? tapi ya harus sinkron dong, masa iya pembaca nya banyak tapi yang ngevote sedikit.

Maaf misalkan kata kata aku kurang mengenakan, kita sama-sama bantulah. Ngerti kan?

Yaudah silahkan dilanjut!

Nata memijat pelipisnya pusing, memilih untuk memejamkan sang mata. Dirinya enggan menatap setumpuk berkas didepannya yang sudah mirip seperti bukit kecil yang menjulang tinggi.

Tepukan pelan di pundak kirinya terasa "Jangan setres, ayok makan dulu nat!" itu mbak Rani, wanita cantik yang merupakan atasan sekaligus teman nata selama di kantor yang ia tempati setahun belakangan ini.

Yang dijawab dengan anggukan malas dan senyum simpul dari nata. "Aku pusing banget loh mbak!" keluhnya ketika sudah berada di meja kantin.

Rani terkekeh pelan, paham dengan maksud dari kata kata nata barusan. Divisi mereka memang sedang tertimpa masalah yaitu dilanda deadline yang sangat berdekatan, dikarnakan bos atasan yang sedang mengandung dan hamil besar jadilah bawahan yang mengalami kesusahan.

"Sama mbak juga pusing kok, divisi kita memang lagi repot bulan ini"

Anggukan lemah lagi-lagi nata berikan. Kalau sudah seperti ini ia tahu harus menghubungi siapa. Tapi nanti, tunggu saja!

Sudah empat jam lebih nata tak merubah gaya posisi duduknya dan selama itulah hanya jari-jari tangan dan matanya yang bekerja. Menghadapi layar computer besar didepannya. Dilihatnya jam yang berada di tangan kanan. "Istirahat bentar deh" gumamnya.

Memandangi layar ponsel yang masih menghitam, dalam hitungan detik sang gawai bergetar dan berbunyi dengan hebat. Senyum lima jari nata berikan.

"Halo!" sapanya riang.

Di ujung sambungan terkekeh pelan "Assalamualaikum dulu sayang"

Nata menggigit ujung bibirnya malu, "Oh iya, waalaikumsalam. Gimana? Lagi apa?"

"Lagi istirahat nih, makanya aku nelfone kamu. Capek banget ya keliatannya?"

Nata mengangguk lemah walau tak terlihat, seperkian detik raut wajahnya berubah "Kangen kamu abhim... kapan pulang?"

Di ujung sana lagi lagi terkekeh pelan, abhim berdehem sebentar sebelum menjawab"Doain aja tiga bulan kedepan aku bisa pulang kok, tapi gak tau lebih tepatnya di tanggal berapa... oh iya nat, aku tutup dulu ya ada yang manggil nih. Assalamualaikum sayang"

Sambungan tertutup begitu saja, lelaki di ujung sana tak membiarkan nata menjawab salamnya sama sekali. "Waalaikumsalam"

Nata tersenyum kecil, sedikit demi sedikit beban dipundaknya terasa menghilang kala abhim menelfonnya tadi. Seakan memberi semangat dan mengisi daya, ia mulai melanjutkan pekerjaannya.

Yang sialnya lagi, dirinya ingin memekik dengan keras. Menahan perasaan rindu yang membuncah setelah membaca salah satu pesan yang masuk ke dalam gawainya.

Abhim🦄

Semangat nata

🍭🍭🍭

SENA dan Rasa {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang