Sa🍎

300 18 10
                                    

Pagi ini entah mengapa sikap sehun sangat aneh bagi nata. Bukannya apa, gimana sih masa pagi-pagi udah di jutekin dijudesin. Siapa yang nggak bete?

"Kalian itu kenapa lagi sih, perasaan kemaren akur-akur aja" Tanya jihyo sambil menyesap minuman bersoda yang ada di dalam genggamannya.

Nata menggidikan bahunya acuh "entah, pagi-pagi masa gue udah dijudesin siapa yang nggak kesel coba?!" sungutnya sedangkan jihyo hanya membuang nafas pasrah. Pasti ada penyebabnya nih.

Lain halnya dengan jihyo dan nata yang sedang asik mengahabiskan waktu di kantin, Daniel dan sehun sedang terduduk manis di bangku taman. Jari jemari mereka menari dengan bebas di atas computer miliknya.

"Jadi pagi tadi lo jemput nata dirumah nya?" Tanya Daniel sesekali melirik ke arah sehun yang masih menunjukkan wajah masam.

Ia hanya bergumam. "Dan dia katanya udah dijemput? Sama cowok?" lanjut pria di sampingnya yang masih setia bertanya.

"Iya"

"Terus kenapa lo marah malih?"

Sehun mendengkus membuang nafas kasar. Bisa-bisanya ia marah tanpa penyebab, atau mungkin nata penyebabnya?

Jadi pagi tadi, ia berencana untuk menjemput gadisnya, nata. Dikarnakan ingin membalas jasa terimakasih atas pertolongannya dikala ia sakit waktu itu. Tetapi agaknya tuhan tidak merestui mereka untuk bertemu pagi tadi sebab nata sudah dijemput oleh seseorang.

Kendaru Cahyo Bagaswira anak fakultas kesehatan yang berkecimpung di dunia modeling. Dengan paras wajah nan rupawan itu serta motor ninja yang menjadi andalannya. Kendaru yang sering disapa Mas ken—karna wajahnya yang mirip pacar barby adalah mahasiswa tingkat akhir. Beberapa hari lalu ia sudah selesai sidang dan tinggal menunggu waktu wisudanya saja.

Entah mengapa dan ada apa sehingga ia kembali lagi ke kampus ini. Hal yang membuat sehun semakin geram adalah ketika nata dan kendaru berjalan dengan santainya di depan wajahnya dan Daniel. Tangan ken dengan entengnya mengacak-acak pucuk rambut nata.

Sehun membuang nafas kasar—mendengus—sambil berdecih "Baru diacak-acak rambutnya aja udah baper" nyinyirnya.

Daniel yang mendengar itu hanya menggeleng pelan. "Kalo cemburu bilang, kalo cinta ya di tembak" ujarnya pelan tetapi masih bisa didengar oleh sehun.

"Siapa yang cinta sama siapa?!" ucap sehun sambil menetralkan air mukanya. "Entah".

Sehun memasukkan laptop miliknya kedalam tas, mood nya untuk mengerjakan tugas skripsi telah hilang. Kini ia bergegas menuju parkiran—mencari keberadaan motor matic kesayangannya—vivi.

Dihidupkannya vivi setelah itu melaju dengan kencang meninggalkan kedua orang yang masih dimabuk kepayang dan jangan lupa Daniel yang sedari tadi hanya menggelengkan kepalanya.

"Assalamuaalaikum" gadis itu memasuki pekarangan rumah. Mendapati sebuah motor matic yang sudah terparkir rapih di depan halaman rumahnya ia tahu milik siapa itu.

"Waalaikumsalam, nja tadi abis dari mana? kok tumben nggak bareng nak sehun?" Tanya sang ibu, sehun yang duduk di samping ibu nata hanya melirik sekilas—masih didalam mood yang hancur entah karna apa.

SENA dan Rasa {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang