"Aku bisa makan sendiri mas... tangan aku juga gak patah kok." Tolak sehun berusaha lembut seraya menyingkirkan sesendok suapan dari sang kakak.
Suho berdecak marah. "Gak patah tapi luka-luka semua. Udah, tinggal mangap aja apa susah nya sih?! Giliran di suapin sama bi ayu kamu nggak malu!" omel suho panjang lebar.
Bi ayu dan irina yang berada di ujung pintu tertawa pelan saat melihat sehun yang tunduk pada suho.
Sedang sehun memutar bola matanya malas dengan mulut yang terbuka lebar. "Nah kan pinter" puji suho.
"Aku bukan anak kecil mas!" desis sehun tak suka. "Mau sebesar apapun kamu tetep kecil dimata mas, titik" final suho setelah menyelesaikan kegiatannya-menyuapi sang adik makan dan setelah itu berlalu keluar kamar diikuti sang istri dan bi ayu.
Helaan nafas sehun hembuskan. Kemarin malam dirinya baru pulang dari rumah sakit. Bosan, itu yang dirinya rasakan. Padahal baru sehari dirumah ini rasa sesak sudah menghujaninya.
Berbeda dengan sehun yang hanya berdiam diri dikamar, sedang irina-kakak ipar cantiknya bersama sang suami tengah menikmati acara telivisi di lantai bawah.
Atensi suho teralih saat kupingnya menangkap suara ketukan didepan pintu. "Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam, eh nata?"
"Hehe, iya mas. Sehunnya...ada?" tanya nata tertawa canggung. "Ada kok, masuk aja! Sendiri nih?" suho kembali bertanya yang dijawab anggukan dari nata. "Mas naresh lagi ketempat mertuanya jadi Cuma bisa titip salam"
Senyuman tulus nata berikan pada irina yang sedang terduduk manis di sofa. Dirinya hanya tau irina sebagai istri suho-bukan mantan pacar dari sehun. "Apa kabar mbak?" tanya nata mencoba basa-basi.
Irina balas tersenyum lembut. "Alhamdulillah baik, mau jenguk sehun ya?"
"Iya mbak"
"Dia ada kok diatas, taukan letak kamarnya yang mana?" sambung suho. "Atau mau mas anterin?" tawarnya yang langsung ditolak oleh nata.
Satu persatu anak tangga nata naiki. Pegal, itu yang dirinya rasakan saat ini. Mata cantiknya menatap ujung tangga disebelah sana. Ini kok rumah sehun tingginya minta ampun sih?! Bantinnya nyinyir.
Kalo bukan karna rengekan dari seorang sehun callisthene diningrat, mana mau nata menjenguk ke rumahnya. Dirinya terlalu sungkan untuk menginjak rumah mewah dari keluarga pesohor di seluruh kota Indonesia.
"Lama banget sampe nya!"
Nata memutar bola mata jengah. "Baru sampe udah dimarahin, ngajak berantem?" ucapnya sembari menaruh pesanan sehun diatas nakas.
"Makasih. Sama siapa kesini?" ujar lelaki didepannya. Sehun kini sibuk membuka bungkus pelastik somay pesanannya.
"Sama abhim" ucap nata santai. Pergerakan tangan serta raut wajah sehun yang berubah membuat nata menyadarinya. Gadis itu tertawa kencang. "Nggak hun bercanda, sama ojol lah. Emangnya dia siapa sampe mau nganterin gue" ucapnya penuh penjelasan.
"Oh"
Hening.
"Lo pundung nih?" tanya nata menggoda. Yang tak ditanggapi oleh lelaki diningrat itu. Dirinya sibuk mengunyah somay yang memenuhi seisi rongga mulutnya. "Nggak. Emangnya lo siapa?" ucapnya sarkas.
Oke nata diam. Ia membungkam mulutnya, ucapan sehun benar-benar menamparnya untuk segera sadar dari kehaluan. Giliran sehun yang menyadari perubahan raut wajah dari gadis didepannya. "Mau?" sehun menyodorkan potongan somay kedepan bibir nata.
"Nggak"
Daniel dan jihyo yang sedari tadi berdiri di depan pintu kamar sehun menggeleng penuh drama. Kehadirannya bahkan tak di sadari oleh kedua temannya. Ia berdecak "Berantem aja sih kayak orang pacaran!" sindirnya.
Jihyo mengangguk ikut menimpali. "Nggak cape tah berdebat mulu"
"Sejak kapan lo berdua disitu? Seneng bener nguping!" yang tak ditanggapi oleh sehun, ia melayangkan beberapa pertanyaan. Barangkali temannya yang satu itu sudah menguping sejak awal nata datang.
"Sejak nata berangkat bareng abhim, iya kan sayang?" tanya Daniel pada jihyo yang berdiri disampingnya.
"BASI LO AH!" teriak nata spontan, sukses mendapat tatapan ngeri dari seisi kamar.
"Senja kalo lagi pms serem banget sih?!"
🍭🍭🍭
Abhim mengernyit heran kala nata yang baru saja datang sambil menghentakkan sang kaki. Mereka berdua datang ke kampus pada siang hari ini, dengan alasan dospem ingin bertemu. Padahal jika ingin diingatkan, waktu wisuda mereka hanya tinggal menghitung hari.
"Nata kenapa?"
"Pusing tau nggak, laper juga belom makan. Mana cuaca panas banget lagi!" rengeknya sambil menelungkupkan kepala di lipatan tangannya.
"Mau gue pesenin makanan?" lagi-lagi abhim bertanya dengan nada lembut sambil mengusak pucuk kepala nata.
"Hmm, rawon satu sama es teh satu" pesan nata tanpa mengadahkan kepalanya sama sekali.
"Habis ini mau cari angin dulu? Kayaknya lo butuh refreshing deh nat?" saran abhim saat melihat nata yang baru saja menyelesaikan acara makannya.
Gadis itu mengangguk "Boleh deh"
Seperti biasa selalu mall yang ramai dikunjungi oleh segerombolan anak muda bahkan sampai tua. Dengan membawa duit sepuluh ribu saja kita sudah mendapatkan satu buah cup ice cream.
Nata dengan abhim yang berada tepat di tengah titik pusat mall, menganga tak percaya. "Ini beneran? Band jambore ngadain fanmeeting di sini? Kok lo nggak bilang sih bhim?!" pekiknya.
Sedang abhim didepannya mengangguk diselingi kekehan khasnya. "Gue aja baru tau tadi pas buka google nat, ada beritanya. Mau ajak Daniel dia lagi ada urusan jalan satu-satunya ya lo"
Nata memekik kesenangan kala mendapat tanda tangan serta salaman hangat dari band yang disukainya. Kaki nya yang terus berjingkrak tanpa melihat ke arah kanan dan kiri membuat abhim harus lebih hati hati menjaganya.
"Masukin tas dulu nat itu dvd nya!"
"Iya iya"
"Gimana seneng gak?" tanya lelaki didepannya, abhim datang sehabis memesan dua buah cup ice cream. Yang langsung diterima nata dengan raut bahagia. "Seneng lah, makasih banyak abhim"
Belum sempat kesenangan yang memenuhi perasaan nata. Manik mata gadis itu menatap ke arah selatan bagian mall. Menatap dua orang pengunjung di sana.
Dia sehun.
Seperti biasa selalu dengan wanita yang tak dikenali nata. Mereka berdua sedang berjalan dengan mesra nya. Tangan lentik wanita itu yang memeluk posesif pinggang sehun. Sedang lelaki itu-sehun menatap ponsel di balik tangannya.
"Takdir suka banget ya mempermainkan perasaan kita? Disaat gue ingin mencoba lupa tapi... dia sendiri yang datang menghampiri kita" ucap nata dengan mata berkaca-kaca.
Abhim yang tak paham dengan ucapan nata mengernyit heran. Mengikuti arah pandang nata ia mengangguk paham. "Jangan diliatin kalo itu bikin lo sakit hati"
Nata terpengarah balik menatap abhim. "Itu udah jalannya, nggak seharusnya lo marah atau merasa dipermainkan nat" ucap abhim sendu seolah dengan perkataan yang ia barusan katakan membuat nata sedikit tertampar.
"Ada satu cara biar lo nggak ngerasain sakit hati oleh orang yang sama lagi"
"Apa?"
"Dengan cara membuka hati untuk orang lain"
Heran deh, dimana-mana selalu ada sehun🙄
See u in the next chap🤗

KAMU SEDANG MEMBACA
SENA dan Rasa {End}
RomansSebuah kebetulan yang merujuk pada takdir mungkin? Tentang seseorang yang menahan perasaannya sendiri akibat masa lalu. "Ternyata bukan sifat lo aja yang brengsek tapi... Kelakuan lo juga sama" Start : 12 Januari 2020 End : 23 Juli 2020 ©writtenbyBi...