VIII🍭

217 17 3
                                    

Pagi hari ini rumah terasa ramai. Entah karna yoda yang sejak tadi subuh menangis tak karuan atau karna sosok lain datang setelah sekian lama sehingga mengundang banyak haru yang berdatangan.

Sehun pelakunya. Lelaki itu datang dengan banyak buah tangan. Membuat seluruh orang kegirangan. Bahkan ibu nya nata sampai mengoceh berkepanjangan. Menanyakan perihal si tampan yang sudah jarang sekali main kerumahnya.

Unjin pun sama dengan sang mama. Berbasa – basi menanya kabar setelah itu bermain ps di kamar.

Bahkan nata yang baru saja pulang dari pasar bersama windi sampai bertepuk tangan diiringi mulut yang menganga lebar. Sungguh ajaib bos sehun ini!

Beruntung hari ini pegawai dikantor sedang diliburkan. Dengan alasan menyambut hari pertama ramadhan. "Bapak ngapain kesini?"

Sehun menoleh, mendapati bawahannya sedang menatapnya dengan tatapan mengintimidasi. "Kata kamu saya boleh main kapan saja kerumah ini, jadi ya terserah saya dong!"

Tunggu, kenapa nada bicaranya terlihat sedang marah? Bahkan terkesan dingin sekali?

Yang tidak nata tanggapi selanjutnya ia sibuk merebahkan sang diri di atas sofa yang berada didekatnya. Sungguh ada-ada saja Ukhti!

"Secapek itu ya berbelanja di pasar?"

Menoleh dan menghela nafas lelah nata lakukan sebelum menjawab "Pinggang saya lagi sakit pak, hari kedua sedang dalam masa periode. Jadi wajar segala sesuatu yang saya lakukan sangat melelahkan"

Naresh sampai bergidik geli mendengar teman dan sang adiknya berbicara. Seperti sedang ber-wawancara saja!

Yang terjadi selanjutnya adalah tangisan yoda untuk kesekian kalinya mengundang banyak mata yang tertuju padanya. Ada apa dengan ponakan nata hari ini. Bahkan mama sampai berlari mendatangi windi dengan keberadaan sutil di tangan kanannya.

"Kenapa toh win, si yoda nangis terus dari tadi?" itu papa, yang sedari tadi asik membaca Koran sampai berhenti melihat keadaan cucu nya.

"Nggak tau pa, badannya juga agak anget. Tadi udah di kasih obat dan sempet tidur sebentar" jelas windi sambil membenarkan tata letak gendongan.

"Mau punya adek itu win"

Sungguh keadaan saat ini terlihat kacau. Berkat celetukan sang mama barusan, windi sampai menganga lebar terkejut mendengarnya. "Apa-apaan sih ma! Nggak lah, yoda aja baru umur satu tahun setengah. Palingan juga mau tumbuh gigi" elaknya.

Bahkan tatapan tajamnya sempat ia berikan kepada naresh sambil berbisik "Kamu sih mas!"

Kepala nata sampai pusing jadinya. Niat ingin berlibur dan memanja diri malah beakhir mengurus ponakan sendiri. Beruntung ada sehun menemani.

"Kalo capek sini biar saya aja yang gendong, pinggang kamu kan lagi sakit" usul sehun.

Mata nata berbinar, seolah menemukan penyelamat hidup "E-eh beneran gak papa pak?"

"Iya, lagian yoda juga udah gak rewel. Sana kamu istirahat aja didalem" sungguh pengertian sekali bapak Sehun Callisthene ini. Tetapi tak nata turuti, gadis itu malah sibuk menatap atasan barunya dari arah samping.

"Cocok, udah pas jadi ayah" siapa sangka celetukan jail nata berakhir menimpa dirinya sendiri saat sehun menjawabnya dengan nada santai.

"Ya bagus dong! Tinggal melamar calon istri aja kan?"

"Emang sudah ada calon nya?"

"Udah. Kan kamu"

Ketahuilah walaupun nada berbicara sehun terlihat datar tanpa tersirat nada menggoda, nata sampai bertahan nafas setelahnya. Jantung yang berporak-poranda, untung masih terselip nama abhim di hatinya.

Tunggu, bagaimana kedaan lelakinya itu selama ini?

Sudah hampir dua minggu penuh tidak ada kabar, untuk mengirim pesan pun tidak. Berulang kali nata berpikir positif setelah saran dari jihyo kemarin-kemarin tetapi tak membuahkan hasil dan malah nihil.

Mengehela nafas pasrah lagi-lagi nata lakukan. Membuat seseorang disampingnya ikut melihat. "Mau jalan-jalan sebentar? Ngabuburit, mumpung yoda sudah tidur"

🍭🍭🍭

Entah kemampuan apa yang dimiliki sehun sehingga yoda sudah terlelap di pangkuannya dalam beberapa menit. Windi sampai terkagum karenanya.

"Kita mau kemana pak?" pertanyaan yang sedari tadi keluar dari mulut nata tetapi tak lelaki itu tanggapi.

"Sudah diem aja, minimal setres kamu bisa berkurang dengan melihat pemandangan sekitar"

Yang baru nata sadari setelah melihat dari dalam mobil. Sungguh pemandangan kota yogya di sore hari adalah hal ternikmat yang baru masuk dalam list daftar keinginan hidupnya.

Mobil berhenti tepat di depan gerobak jualan jagung bakar. Entah sehun yang sedang lupa bahwa hari ini ia sedang berpuasa sehingga ingin memakannya. "Lagi puasa pak" peringat nata.

Wajah sehun bersemu karnanya "Bungkus aja ya? Sekalian buat orang dirumah"

Tak terpikirkan bahwa keluar berdua—bersama sehun akan membawa petaka besar dalam hubungan percintaan nata. Begitu mendapati lelaki yang sudah tak memberinya kabar selama dua minggu belakangan ini hatinya menghangat dengan darah yang berdesir hebat.

Ingin menangis tetapi gadis itu tahan saat hendak memeluk dan malah ditolak. Sepertinya terjadi kesalah pahaman disini?

Raut wajah abhim begitu dingin dengan tatapan mata yang mengintimidasi. "Kamu ngapai berdua sama dia?" tunjuknya.

Tuhkan!

Nata menghela nafas lelah sudah berulang kali menjelaskan tapi tak didengar. "Ini nggak seperti yang kamu pikirin abhim, sehun main kerumah juga baru hari ini..."

Berdecih dan membuang asal pandangannya abhim lakukan. Membuat nata meringis takut. "Kita bicara lain kali, dan teruntuk lo sehun... nggak puas lo nyakitin hati nata dan kembali nampakin diri didepannya?!"

Sabar, sehun sabar. Sebentar lagi berbuka, tidak lucu jika ia batal puasa karna meladeni orang yang sedang dalam keadaan ber-amarah.

"Ini nggak ada hubungannya sama sehun abhim..." lirih nata pelan.

"Terserah aku mau pulang, kita ketemu lagi nanti... setelah aku kasih kabar"

Alamat. Sudah dipastikan badai akan datang mengguncang suatu hubungan. Entah harus berpisah atau terus lanjut yang pasti nata harus siap kedepannya.





Tbc

Gimana dengan kehadiran abhim di Chapter ini?

Ketahuan jalan bareng...

Btw kalian pada baca cerita aku yang BLANC ET NOIR nggak?

Gimana tanggapan nya?

Jangan lupa itu Sehun sama nata yang main. SN book series 2!

SENA dan Rasa {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang