XIV🍧

150 12 16
                                        


Biasakan sehabis membaca di vote ya, komen pun boleh :)

Kita saling membantu, kamu membaca dan aku menulis.

Terimakasih

🍭

Senin, kantin, kopi dan camilan. Waktu dan posisi yang sangat tepat untuk berghibah. Seakan tidak pernah bosan atau takut ketahuan. Seluruh orang di divisi Nata mengghibahkan dirinya bersama Sehun secara terang-terangan.

Dalam minggu ini banyak sekali berita yang mengguncang seluruh pegawai di kantor. Semuanya dimulai ketika Nata dan Sehun yang kepergok berangkat dan pulang bersama. Bahkan tak tanggung-tanggung saling melempar senyum manis tak seperti biasa.

"Jadi hubungan kalian sudah membaik?" Rani bertanya mewakili yang lain. Sedang Nata mengangguk kaku "Nggak mungkin kami berantem terus, kan mbak?"

"Iya juga sih. Tapi hubungan kalian itu ap-"

"Pak sehun, hehe..."

Sontak seluruh orang yang berada di meja kantin menegang. Berbeda dengan Nata yang tersenyum senang. "Ada apa pak?"

"Bisa ke ruangan saya sebentar? Ada hal penting yang harus dibahas"

Setelah itu Sehun hengkang dari sana. Membuat seluruh orang membuang nafas lega. Berdoa semoga gaji tidak di babat musnah. "Samperin gih, nat!" titah Rani yang langsung di angguki.

"Ada apa ya pak?"

Sehun tersenyum lebar. Dengan tangan melambai bebas-menyuruh Nata untuk berjalan mendekat. Dua kertas berlapis kain emas dengan pita merah di sodorkan oleh Sehun. Membuat Nata mengernyitkan alis bingung. "Ini undangan... siapa?"

"Buka aja"

Kernyitan di dahi milik Nata tergantikan dengan raut wajah kesal bercampur gemas. Daniel dan Jihyo sungguh definisi teman anjir! Menghindar dari dirinya dengan menitipkan undangan kepada Sehun. Apa-apaan ini!?

"Mereka mau nikah"

Ucapan dari sang kekasih tidak dihiraukan oleh Nata. Dengan tangan yang sibuk mendial nomor seseorang dan mulut tak berhenti untuk mendumal.

"Nanti malem lo kerumah, Habis!"

Tanpa salam, atau basa basi. Nata berbicara langsung ke inti. Membuat seseorang yang berada di ujung sambungan menegak ludah secara kasar. "Nanti malem temenin aku kerumah Nata ya, semoga kita pulang nggak tinggal nama. Sebab aku masih mau nikah sama kamu"

Lihat saja nanti!

Yang membuat sehun menghela nafas frustasi. Nata membanting pintu ruangannya sendiri. "Beneran ngambek nih"

-

"Jahat!"

"Pengkhianat!"

"Kalian pembohong!"

Adalah kata kata yang dilontarkan oleh Nata sejak Daniel beserta kekasih nya datang kerumah. Yang membuat Daniel meringis adalah air mata Nata yang hampir tumpah saat ini. memeluk dirinya beserta Jihyo dengan erat. "Nggak nyangka banget sih! Kalian mau nikah..."

"Udah jalannya nat"

"Maaf jodoh gue udah kelihatan duluan nja"

Tentu tepakan atau layangan kasar mendarat di bahu sang teman. Menjambak hingga mencubit pipi Daniel yang sedang meringis kesakitan. "Udah toh senja, kasihan temen kamu itu loh"

SENA dan Rasa {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang