10

10.8K 684 74
                                    

Mine💛

Tadi abang udah bantu mama •
Dari masak sampe bersih-bersih abang •
yang ngerjain
Kamu pulang ya •

• Baru juga sehari, nanti aku pulang abang malas-malasan lagi

Enggak, janji abang pensiun jadi •
kaum rebahan

Gini deh, kalo abang rajin setiap hari •
lebaran pulang ya

• Gak janji


Bermula dari sana lah sistem perbudakan ini terjadi. Brian yang notabene kaum rebahan, satu spesies dengan kelelawar, jam tidur dari sehabis shalat subuh dan paling cepet bangun jam 1 siang sebelum shalat dzuhur.

Kini tidak bisa lagi menikmati masa-masa kejayaannya tersebut. Pagi-pagi ia bersama sang ibu sudah membuat adonan kue. Siang Brian masak untuk berbuka, habis masak pun masih harus cuci piring.

Belum lagi nyapu rumah dan segala tetek bengek yang lain.

Jadi begini rasanya menjadi babu di rumah sendiri :')

Tidak ada pekerjaan yang lebih Brian benci selain memarut kelapa. Entah sudah keberapakali kuku-kuku indah lelaki itu ikut terparut.

Dendam apa Lisa padanya, setiap hari ada saja masakan yang harus menggunakan santan.

APA TIDAK BISA MEMBELI SANTAN INSTAN AJA?!!

ITU SANTAN INSTAN KALAU KALIAN GAK TAU! SANTAN KELAPA MEREK SASA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


ITU SANTAN INSTAN KALAU KALIAN GAK TAU! SANTAN KELAPA MEREK SASA.

Lauk untuk berbuka juga tidak jauh-jauh dari sambal, semur, tempoyak. Tidak ada hal khusus, tapi cuma itu yang bisa Brian masak.

Dominan sambal sih.

Brian tidak ada niat untuk menjadi koki makanya ia tidak mau mempelajari resep masakan baru.

Kalau ingin tau, cita-cita Brian adalah menjadikan Dea sebagai istri. Gausah syirik kalian ya.

Brian tengah bergolek ria di tempat tidur sehabis shalat tarawih. Sekedar informasi, sekarang lelaki itu lebih memilih shalat di barisan paling depan, di belakang imam. Tobat di tempat terbelakang. Takutnya dikentutin lagi.

Kalo dibelakang imam aman. Sempat si imam ngentutin juga, Brian akan mencari masjid lain yang terbebas dari kentut-mengentut.

Masih asik chatingan dengan Dea, tiba-tiba nomor asing menghubungi lelaki itu. Brian menjawabnya, sebab ada pepatah mengatakan mana tau penting.

"Yan, gue nginep di rumah lu ya."

"Walaikumsalam."

Hening.

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh."

"Lu mau apa? Nginep? Ogah."

"Walaikumsalam."

Hening untuk kedua kalinya.

"Walaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh."

"Ngucap salam sekali lagi gua jedotin pala lu."

"Lu yang mancing duluan."

"Berani lu nyalahin gua."

"Enggak enggak, maap. Yan, ayolah gue numpang di rumah lu, seminggu aja." Suara di seberang sana terdengar memelas.

"Harus banget di rumah gua?"

"Tolong lah, gue lagi berantem sama ortu, jadi diusir."

"Mampus jadi gelandangan."

"Ngajak berantem lu!" Tipe-tipe gak tau diri, mau numpang malah ngajak berantem.

"Yaudah gausah numpang sama gua."

Jengkel sih sama si penelpon, tapi lebih jengkel kalau berhadapan langsung dengan Brian. Maunya menang sendiri.

"Enggak, Yan. Canda doang elah. Boleh ya gue nginep?"

Brian menghela napas panjang setelah mempertimbangkan banyak hal.

"Terserah lah."

"Horeeee..." Sorak penuh kebahagiaan pun terdengar dari seberang sana. "Gue otw ke sana."

"Tunggu." Brian mencegah. "Lu siapa?"

•••

Yoga telah berdiri di depan rumah Brian, memencet bel berkali-kali namun tak juga ada yang membukakan pintu.

Lelaki itu curiga, jangan-jangan dirinya di prank atau terkena jebakan batman. Jangan-jangan ada kamera tersembunyi yang merekamnya. Jangan-jangan jangan jangan jangan🌚

Meraih ponsel, ia menghubungi Brian lagi.

"Halo?"

Terdengar deheman berat dari telepon. Mungkinkah Brian tadi sudah tertidur?

"Walaikumsalam. Siapa?"

"YOGA!"

"Gausah ngegas lah bangsad!"

"Gue udah di depan nih."

"Iye iye bentar."

Tak lama Brian keluar dengan setelan baju kaus hitam lengan pendek dan celana panjang. Yoga tersenyum mulai mengangkat beberapa tasnya untuk memasuki rumah itu.

"Tunggu." Langkah Yoga terhenti. "Bersujud sambil bilang 'izinkan aku menumpang Tuan Brian'."

"Tega lu."

"Canda, yodah masuk. Lagian bawaan lu banyak amat, mau numpang atau pindahan?"

"Numpang, Yan, numpang."

Keduanya masuk menuju kamar Brian, terletak paling belakang dekat kamar mandi.

Kenapa Brian milih kamar strategis itu? Biar ia tau kapan Dea akan mandi dan modus mengajak mandi bareng.

Siscon SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang