32

3.6K 311 34
                                    

Sunyi. Sepi. Di perjalanan ke sekolah tak ada yang membuka topik percakapan. Baguslah, Brian sedang tak ingin berbicara banyak.

"Kenskwlspsjamyxkwkw."

"Ha?" Lelaki itu melongo mendengar ucapan Widya yang tak jelas.

"Kenawa kaw gaw ehsjsbekwk."

"Ngomong yang jelas woi!" greget Brian akhirnya.

"Kenapa kau gak berangkat bareng Dea! Telinga dipake!"

Lelaki itu mendengus. "Kan udah dibilang, Dea ada pacar."

"Masalahnya? Kan baru pacar bukan suami."

"Jadi perebut pacar orang itu gak baik. Gua gak mau dihujat readers wattpad kek Sarah dari Galaksi Kejora."

//tak sengaja promosi lapak orang.

"Kau marahin Dea karena Vanya, emang kau tau penyebab berantemnya apa?"

Nada bicara Widya masih datar, padahal dalam hati ia ingin sekali menelan Brian hidup-hidup.

Lelaki yang ditanyai masih diam membisu, mencoba fokus pada jalanan.

"Aku liat Vanya duluan jambak rambut Dea. Terus Alfi datang bawa Dea pergi."

Motor berhenti, mereka telah sampai di sekolah. Brian menatap Widya menyelidik.

"Lu liat semuanya? Dari awal?"

Si gadis mengangguk, masih memakan permennya.

"Kalo gitu kenapa gak lu cegah mereka supaya gak ribut?"

"Ribet." Ia membuang muka kemudian melompat turun dari motor. "Lagian lebih seru ngeliat orang baku hantam."

Macam tak betul budak ni.

•••

Yoga membawa motor dengan kecepatan penuh, berbelok di tikungan ala Marc Marquez.

Sedikit saran dari author, kalau kalian berada di posisi ini, jangan sekali-kali membuka mulut karena akan berakibat air liur kalian berderai kemana-mana.

Di sepanjang jalan, Dea tak henti-hentinya membaca ayat kursi, memohon perlindungan dari-Nya.

Sampai di sekolah, rambut gadis itu sudah tak karuan. Ingin bunuh orang tapi takut dosa.

Keduanya berjalan memasuki area sekolah.

"De, kilogram kalau disingkat jadi apa?" tanya Yoga.

Ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan bersama Dea yang jarang ia dapatkan.

"Kg, kenapa, bang?"

"Kalau ditambah n?"

Gadis itu berhenti melangkah dan mengangkat kesepuluh jarinya.

"Kg + 1n. 1kg + 1n = 9,8n + 1n = 10,8n." Dea masih sibuk berhitung. "Eh, bener gak, sih? 1kg = 9.8n."

"INI BAHAS APAAN WOEY?!"

Yoga melongo, kenapa gombalannya malah menjadi LCC dadakan?

Lelaki itu menghela napas kemudian menatap Dea serius.

"De, gue suka sama lu."

"Ha?" Si gadis menyorot horor. "Abang kesambet apa?"

"Gue serius sama lu, De."

Lebih kurang Dea mulai memahami situasi ini. "Buktinya apa?"

"Yang paling utama, gue selalu selalu menyebut nama lu dalam setiap doa gue."

"Halah. Makan aja gak pernah baca doa."

Hening lagi, keduanya kembali melangkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hening lagi, keduanya kembali melangkah. Ayolah ... Yoga tak ingin kebersamaan ini cepat berlalu.

"Seandainya, nih, gue nembak lu, lu mau gak jadi pacar gue?"

Dea jengah dengan topik ini. "Mau."

"Yaudah, yok, jadian."

Yoga mulai kegirangan, senyum sambil jungkir-balik tidak jelas. Persis monyet baru lepas dari kandang.

"Kan cuma misalnya."

"Oh, oke."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Siscon SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang