Dikarenakan Lisa yang pergi arisan tiga hari sambil membawa kunci rumah ikut serta. Andi dan Brian terpaksa mengungsi ke tempat Hana.
Malu sebenarnya numpang di rumah mertua, namun bagaimana lagi, tidak mungkin Andi nyosor ke tetangga. Nanti istri orang bisa klepek-klepek akibat ketampanan pria itu.
Jadi lah dua lelaki tampan ini selesai membersihkan diri dari keringat siang tadi.
Sebentar, rasanya ada yang kurang.
"Dea mana?" tanya Brian sambil celingukan.
Hana tengah duduk di meja makan (ralat, kursi) sambil menyesap kopi menoleh sekilas. "Nginap di rumah Widya."
"Widya tepos? Dia tinggal di mana?"
"Di sebelah."
Brian langsung keluar, melewati Andi yang menonton tivi sambil kayang di ruang tengah.
Tanpa alas kaki ia pergi ke rumah sebelah, ngajak tawuran. "Assalamu'alaikum, gak jawab kafir."
"Walaikumsalam." Widya muncul, diikuti Dea dari belakang. "Gak ada uang kecil, balik sana."
"Siapa juga yang ngemis, gua minta balikin Dea."
Gadis tadi terkekeh lalu menatap rendah lelaki di hadapannya. "Mana mau dia sama gelandangan yang beli sendal aja gak mampu."
Seketika pandangan terfokus pada kaki Brian, berasa liat ceker ayam.
"Pulang yok, De, nanti rindu, rindu itu berat."
"Mata kau petjah. Yang berat itu dosa-dosa kau."
Damagenya panteq. Menyentuh hati, seketika teringat semasa hidup tidak pernah melakukan hal berfaedah.
"Bang Bian pulang aja."
"Denger tuh!"
Widya tampak bersemangat sekali menistakan Brian.
Seorang lelaki keluar karena mendengar perbakuhantaman di depan rumah. Kali aja bisa ikut join.
"War gak ngajak-ngajak!"
"Ayok join."
Sebentar. Brian dan Alfi tatap-tatapan ala-ala film India diiringi backsound kuci kuci kutang heh.
"Lu ngapain disini, amnjic?" Alfi heboh dadakan.
"Lah, lu yang ngapain!"
"Ini rumah gua, atheis gak boleh masuk!"
"Belom ngerasain keselek sendok nih anak."
Alfi kesal meraih sendal swallow limited editionnya hendak menimpuk kepala Brian.
"Mau apa lu, ha! Apa? Apa!" Si lelaki melangkah mendekat tetapi lebih dulu di tahan oleh Dea.
Alfi melakukan hal sama, Widya ikut menahan abangnya agar kesan sinetron di scene ini lebih berasa.
"Lu gausah macem-macem!" tunjuk Alfi tepat ke wajah Brian sambil mengangkat-angkat swallow kesayangan. "Eh, lu jangan nunjuk-nunjuk!"
"Lu yang nunjuk, babi!"
Gelud berjamaah masih berlangsung, sekitar setengah jam baru kedua lelaki lucknut itu dapat dipisahkan.
Brian memutuskan untuk ikut menginap, tidak percaya Dea aman jika ada Alfi di sekitarnya.
"Kamu mau ninggalin papa?" Andi memelas ketika Brian pulang mengambil baju ganti dan keperluan lain.
"Malem ini aja."
"Kamu tau kan kalau perempuan sama laki-laki ada di satu rumah, berduaan aja, itu bisa menimbulkan gosip."
"Yakali papa mau nyosor nenek-nenek!"
"Ekhem..." Hana keluar dari kamar, kemudian masuk lagi sekedar menampakkan diri saja.
Sekilas, tetapi membuat bulu kuduk berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Siscon Somplak
HumorKalian pasti pernah berada di fase sedang menyukai seseorang tetapi jelas orang itu enggak bisa dimiliki. sama kayak Brian sekarang, selain dihalangi tembok yang tinggi, Brian sebenarnya sudah berkali-kali ditolak. Namun tidak apa, tentu Brian tida...