33

3.6K 313 23
                                    

Ujian berlalu hampir setengah jam. Di barisan paling depan, Yoga menguap lebar sambil memandangi soal tanpa minat.

Di sampingnya, mata Fiza melotot membaca satu persatu huruf di kertas itu mencoba berkonsentrasi.

Brian sendiri sudah menyelesaikan semua pertanyaan yang ada. Apalah cuma lima puluh soal, asal silang aja, kalau hoki dapet nilai seratus. Ia melipat kedua tangan bersiap untuk tidur.

"Punten gofood."

Seorang siswa dengan penampilan tidak rapi memasuki kelas dengan santai.

"Lembar ujian gue mana?" tanyanya tidak sopan ke pengawas. Nih, anak gak pernah diajarin sopan santun.

Pengawas tadi hanya memberikan kertasnya dan lelaki itu langsung mengedarkan pandangan mencari kursi kosong.

Brian berdecih, kenapa makhluk astral ini ada di kelasnya? Ia terus-terusan menyorot tak suka. Yang ditatap menoleh dan pandangan mereka bertemu.

Keduanya sontak membuang muka saking enek melihat wajah satu sama lain.

Alfi duduk di bangku paling belakang. Ia mengumpat dalam hati karena harus berada di kelas yang sama dengan Brian.

Sejak kejadian kemarin, ia jadi semakin membenci lelaki itu.

•••

"Waktu habis, kumpulkan lembaran kalian," ujar pengawas di kelas Dea.

Gadis itu menghela napas kasar, soal ujian hari ini begitu rumit membuat kepalanya seakan terbakar.

Di jam istirahat begini, lagi-lagi Kiki datang ke kelas Dea. Padahal gedung SMA dan SMP jaraknya jauh loh, Dea saja sampai banjir keringat saat ke kelas Brian waktu itu.

Kiki duduk di depan Dea sambil membuka plastik bawaannya. Bukan membeli makanan yang mengenyangkan, Kiki malah membawa banyak permen dan cokelat.

Dea menahan liurnya agar tidak menetes. Ia tak tahan godaan makanan manis!

Tiba-tiba ponsel si gadis berbunyi, pesan dari Widya. Dea baru sadar temannya itu sudah menghilang dari pandangan. Padahal barusan masih duduk di sebelah.

Widya Fitrian

• Pacaran kau dengan makhluk ini?

• Pacaran kau dengan makhluk ini?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dea kaget melihat foto itu. Ia merasakan semacam firasat yang tidak mengenakkan.

Alfi dan Widya terlihat sangat serasi. Mungkinkah ...

Pacar kamu, Wid? •

• Iya
• Berani kau ya

Aku mana tau, dia yang nembak •


Pikiran Dea melayang-layang. Segera ia menghubungi Alfi sang pacar.


Bang Alfi

Abang selingkuh •
Ini males aku •
Aku yang disalahin jadinya •
Dari pada berbelit-belit •
Kita putus •
Aku gak mau ganggu hubungan orang •


Tak ada balasan, padahal online. Mana cuma di read. Ingin menampol orang rasanya.

"Kenapa, De?" tanya Kiki yang sadar raut wajah gadis di hadapannya berubah.

Dea menggeleng pelan, "Gapapa, kok."

Kiki masih memperhatikan si gadis dari atas sampai bawah, pasti telah terjadi sesuatu.

Tapi, Kiki tidak menanyakan lebih jauh. Ia tidak memaksa untuk tau privasi orang lain lebih dalam.

Widya

• Parah kau, De

Aku gak tau apa-apa •
Dia yang deketin aku •

• This is prank

Ha? •

Dea memasang wajah tak mengerti, apa maksudnya?

• 😂😂😂😂
• Ntuh makhluk abang aku
• Sorry, De🤣

Anj-sebagian teks menghilang
Aku kira udah ganggu hubungan orang •
🙂 •


Alfi dan Widya ngakak di seberang sana. Padahal jantung Dea rasanya hampir copot.

Untung cuma prank, gadis itu menghela napas lega sekarang. Sungguh, prank yang amat bajingan.

"Kenapa, sih, De?" Kiki penasaran dari tadi gerak-gerik Dea berubah-ubah dalam waktu singkat.

Gadis tadi menunjukkan foto yang Widya kirim.

"Itu kan Alfi sama Widya, emang apa yang salah?"

"Aku di prank." Dea berucap dengan raut memelas.

Kiki membaca chat gadis itu ngakak. "Mudah banget dibohongin."

Tak lama, dari arah pintu Widya memasuki kelas dengan wajah tanpa dosa. Dea menghampiri dan mencekiknya kesal.

"Ampun ... aku ... bawain permen ..." Gadis itu mendeklarasikan perdamaian.

Ia tau Dea tidak akan menolak tawarannya. Ini permen loh, makanan manis.

"Mana?"

Si gadis mengeluarkan beberapa permen dari kantongnya. "Damai, ok?"

"Oke."

Siscon SomplakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang