Chapter 15 -Ngidam-

653 37 0
                                    

♡♡♡

Bila kau menangis hatikupun bersedih, bila kau senang hatikupun berbunga. Bila kau gelisah hatikupun bergejolak, ini semua karena kita sehati.

_Reynald Raihan Aditama _

♡♡♡

_________________________________________

Sudah seminggu semenjak mas rey pulang dari surabaya, aku selalu manja jika berada didekatnya. Sekarang saja sudah pukul 23.10 dan aku masih merengek padanya.

"Mass ihhh aku pengen mie korea." Ngeyelku

"Iya aku ke supermarket sekarang." Ucapnya sambil mengambil kunci motor yang ada di atas nakas.

"Gak. Aku gak mau makan mie dari supermarket, aku maunya kamu beli langsung ke korea." Angkuh ku.

"Iya aku beliin, tapi datangnya besok."

"Iya gapapa yang penting besok aku makan mie langsung dari korea. Makasih ya sayang:v"

"Iya sama-sama, kamu ngidam nya aneh banget sih yang." Ucapnya sambil mencium pelipisku.

o0o

Pagi yang cerah, aku terbangun dengan enggannya. Sang mentari sudah berada pada titik tertingginya. Mas rey mungkin sudah pergi mengajar ke kampus. Soalnya sudah pukul 09.48 dan aku ada jadwal pukul 11.00 whattt?? Aku cuma punya waktu 1 jam 12 menit sisa 35 detik.

Segala ritual pun kulakukan dengan cepat seperti mandi, makeup, makan, dll.

Hari ini mata pelajarannya pak Deandra. Guru terbaik sepanjang Abad 20 ini. Terbaik sebaliknya, maksudku. Tahukah kau? Di UI ini terlalu banyak dosen yang killer.

Aku berangkat sendirian dengan memakai jasa Go-Ber.

Sesampainya dikampus, banyak sekali orang yang tertawa melihat kak geovano dan Inces. Ternyata kak inces sedang dibully oleh kak vano dan geng nya. Dan semua mahasiswa. mereka??? Hanya menonton sambil tertawa.

Kak inces yang keadaannya udah benar-benar dekil dan bau telur busuk. Menangis dengan meraung-raung.

Bagaimana cara aku bisa menolongnya? Sedangkan sekarang waktu kelasku tinggal 12 menit lagi.
Tetapi aku memutuskan untuk menolong kak inces terlebih dulu.

Aku pun mendekati mereka, kemudian aku berkata dengan lantangnya.

"Kak vano emang selalu ngebully orang ya? Emang apa yang kak vano dapat dari hasil membully orang, kakak gak tau kan? Psikis kak inces bisa saja sedang teriris, dan kakak malah tersenyum seolah ini adalah salah satu hal yang membahagiakan. Apa kakak gak lihat? Kak inces itu wanita, gak gak sila bukan mau bilang wanita itu lemah. Tapi psikis wanita yang lemah. Sila gak suka ada pembullyan di depan mata sila." Terangku.

"Ohhhhhh nyonya sila, seorang wanita yang memutuskan pacarnya begitu saja. Apa itu tidak masuk kategori merusak psikis? Gue muak denger omong kosong princess yang selalu mengatakan kata-kata cinta pada gue."ucap kak vano

"Yaudah kak inces aku permisi yah. Ada kelas soalnya." Pamitku halus pada kak inces dan langsung pergi menuju kelas tanpa menggubris ucapan kak geovano.

o0o

_________________________________________

Sorry guys kalo part nya agak sedikit.
Soalnya novi lagi usahain supaya cerita ini cepat selesai.

Next part----》

Arah Kehidupan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang