[1]

885 54 8
                                    

31 Desember 2019

Seorang perempuan dengan seragam sekolahnya itu tampak kacau, berjalan mondar mandir di lapangan yang luas ini hanya sendiri, karena bel pulang sudah berbunyi 20 menit yang lalu, namun dia masih tetap disini.

"Yeon, lo ngapain disini??" Seseorang menepuk pundaknya, membuatnya terjengit namun seketika tersenyum kala melihat siapa yang menepuk pundaknya.

"Gue? Ah, itu... gue... gue.."

"Lo kenapa dah? Ada masalah? Kacau banget, mata lo sembab loh," ucapnya ketika melihat mata sembab perempuan di depannya ini.

Siyeon, Park Siyeon menggelengkan kepalanya, tidak ingin membuat sahabatnya khawatir.

"Jujur deh, lo ngapain masih disini?? Jeno udah pulang. Terus lo ngapain??" Tanyanya curiga.

Siyeon tetap menggeleng dan tersenyum tipis, "enggak, gue cuma lagi nunggu abang gue-eh? Lo sendiri ngapain masih disini??"

Gadis itu, Yeh Shuhua hanya tersenyum tipis, tahu kalau Siyeon menyembunyikan sesuatu darinya, daripada dia harus berdebat sebaiknya dia menjawab pertanyaan Siyeon "gue tadi ada di laboratorium tapi ketiduran, bangun bangun udah sepi aja."

Siyeon mengangguk-angguk, walaupun dia pintar tapi, dia akan tetap kalah dengan Shuhua yang pintarnya sudah melawan Renjun.

"Yaudah, mau bareng gak? Ini abang gue bilang udah deket, gimana??" Tanya Siyeon.

"Enggak usah, supir gue udah diperjalanan kok."

Siyeon mengangguk lalu menggendong tasnya yang tadi dia taruh di kursi dekat lapangan lalu melambaikan tangannya ke arah Shuhua sembari berjalan ke arah gerbang sekolah, Shuhua membalasnya dengan lambaian tangan juga.

"Lo boleh bohong ke semuanya, tapi lo gak bisa bohong ke gue, Yeon. Lo gak punya abang, gak pernah punya Park Siyeon."

• • • •



"Oii!!! Yo~ my best friend~"


Pemuda itu menatap temannya jijik, sejak kapan temannya yang satu ini menjadi alay??

"Heh bangsat! Jijik goblok."


Pemuda itu malah terkekeh, dia semakin gencar menggoda temannya yang sedang galau ini, "hei, kenapa?? Nyesel lo mutusin Siyeon?" Tanyanya yang membuat pemuda itu menatapnya marah.


Tapi, yang namanya Lee Haechan tidak ada kata takut di kamusnya, kecuali Tuhan tentunya, Haechan malah tersenyum sembari menaik turunkan alisnya menggoda.


"Ulululu~~ temen gue galau~~ ututututu.."


Pemuda dengan mata indah itu malah menjitak Haechan, namun Haechan malah tertawa dan menggoda pemuda itu lagi.


"Elu sih goblok! Kenapa juga sih lo mutusin dia?? Cewek cantik gitu kok diputusin, kalau gak mau sini sama gue aja."


Mendengar itu, pemuda bernama Lee Jeno itu menatap tajam Haechan. Ada sesuatu yang sangat mengganjal di hati Jeno saat dia memutuskan Siyeon secara sepihak, dia sendiri tidak tahu perasaan apa itu tapi.. seperti.. tidak rela kehilangan(?)

[1] Responsible - L.jeno Ft.00L✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang