Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, yang artinya anak anak sudah tidur. Jiyeon yang menidurkan mereka berempat, karena Siyeon mengusulkan untuk membereskan semuanya.
Dibantu Jeno. Sungguh, Siyeon rasanya ingin berteriak sekencang mungkin ketika saudara iparnya malah tidur dengan istrinya di kamar tamu dengan posisi yang berpelukan satu sama lain.
Cih. Dasar, pasangan bucin.
Beberapa menit berlalu, kini halaman belakang sudah bersih. Siyeon pun sudah mencuci semua alat makan serta panci ataupun barang yang mereka gunakan untuk party.
Kini wanita itu mencepol rambutnya keatas hingga lehernya terekspos. Gerah. Wanita itu memilih untuk duduk dan bersandar di sofa.
Nyess-
Wanita itu tersentak saat sekaleng soda dingin menyentuh permukaan pipi putihnya, dingin.
Dilihatnya Jeno tengah membawa satu lagi kaleng bir, pria itu lantas tersenyum padanya dan menunggunya mengambil soda tersebut.
"Thanks." Ucapnya singkat.
Keduanya diam dan saling menghabiskan minuman mereka, tidak ada yang memulai percakapan apa pun. Siyeon sendiri malas dan terlalu lelah untuk berbicara atau mengobrol.
Puk!
Tiba tiba sebuah kepala mendarat di bahunya. Rambut rambut halus itu mengenai kulit lehernya, Siyeon merasa kegelian namun wanita itu memilih untuk diam.
"Jen?"
Tak ada jawaban.
"Jeno? Lo gak tidur kan?" Tanyanya lagi. Tidak ada jawaban juga. Diliriknya pria bermata indah tersebut ternyata tertidur. Ah, jika seperti ini kenapa pria ini terlihat sangat tampan? Apalagi dengan keringat yang masih membanjiri pelipisnya.
Ugh, apa yang orang bilang memang benar ya. Pacar akan lebih terlihat menarik saat menjadi mantan.
Wanita itu memindahkan kepala Jeno dengan hati hati menuju pahanya, agar kepalanya tidak sakit saat pria itu terbangun. Walau dia harus mengorbankan kakinya serta punggungnya yang nyeri.
• • • • •
Seorang pria bersurai putih itu tampak sibuk. Kacamata yang disediakan secara khusus untuknya menambah kesan tampan baginya.
Sementara pria itu tengah sibuk dengan penelitian nya. Ketukan pintu kaca membuatnya mau tak mau menjeda sejenak aktivitas nya.
Tok... Tok... Tok...
Pria itu bisa melihat ada seorang pria bersurai hitam dari balik pintu kaca itu, pria kemarin.
Tanpa menunggu lama pria yang tak lain adalah Lee Felix itu membukakan pintu kacanya dan membiarkan pria asing itu masuk ke dalam laboratoriumnya.
"Ada tujuan apa anda datang kemari?" Tanya Felix to the poin.
Pria asing itu tersenyum tipis, menambah kesan manis padanya, padahal tatapannya biasanya datar datar saja tapi, entah kenapa pria ini menjadi manis saat ini.
"Sepertinya kita harus balas dendam." Pria itu terkikik geli, "saya sudah tidak sabar. Bagaimana reaksi orang itu kalau kita tahu bahwa pelaku nya adalah dia? Hahaha. Akan sangat menyenangkan bukan?"
Felix diam diam setuju dengan perkataan pria ini. Saat matanya menatap tajam mata pria asing ini, dia tidak bisa menemukan kebohongan di matanya----atau mungkin.. pria ini memang tulus membantu-nya?
Bahkan sampai saat ini Felix masih belum mengetahui nama pria ini. Yang dia tahu hanya nama adiknya, itu pun kemarin saat pria ini sedang bertengkar di telefon.
Park Jihoon?
Kim Junkyu?
Sepertinya nama itu tak asing? Hm?
TBC--
Ada yang bisa nebak itu siapa?😊 Ups, ga ada yang komen ya? Hehehe😊 gapapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Responsible - L.jeno Ft.00L✓
Fanfiction(COMPLETED) [16+] "salah satu dari mereka berkhianat. Tidak ada lagi yang namanya persahabatan." © Kubukansupermen,2020