[11]

263 30 0
                                    

Bomin dan Hwall saling melempar pandangan, mereka berdua hanya berdiam diri bahkan sedari tadi selesai check up.

Sedangkan, Siyeon dan Jiyeon sudah menangis terharu karena mereka berdua bertemu kembali setelah sebulan lamanya.

Jiyeon sudah mencari cari saudaranya ini dimana pun namun nihil, mungkin karena bawaan bayi mereka dan efek rindu yang membuat mereka meneteskan air mata.

Iya, Jiyeon hamil. Berkat Heo Hyunjoon:)

Kandungan Siyeon yang berusia 1 bulan 2 minggu, sedangkan kandungan Jiyeon yang masih berusia seminggu. Dokter yang memperjelas semuanya.

((Wkwk.))

"Ji, kenapa lo bisa sampai hamil sih? Siapa yang ngehamilin lo hah?! Siapa??!! Sini maju biar gue yang patahin burung dia!" Pekik Siyeon, untung saja Café yang mereka datangi masih sepi karena ini jamnya sibuk. Hari Senin.

Diam diam Hwall meneguk ludahnya kasar, "mati gue. Tenang. Gue bakal mempertahankan 'adek' gue sampai akhir hayat."

Jiyeon mendengus, Siyeon ini bisa bisanya masih protektif padanya namun dirinya sendiri diabaikan, "gue tanya sekarang! Siapa yang ngehamilin lo? Lee jeno?" Tebak Jiyeon. Siyeon bungkam.

Jiyeon menatap tajam kearah Bomin yang tengah santai menyesap cappucino-nya, "dan ini, siapa lagi ini?? Jangan bilang.. setelah lee jeno lo pindah ke dia?"

Seketika Bomin tersedak begitu mendengar pertanyaan spontan dari Jiyeon, bagaimana bisa dia dituduh seperti itu?! Walau dia menyukai Siyeon dia tidak akan 'menghancurkan' Siyeon.

"Ini, ini, kenapa lo check up bareng Hwall?! Jangan jangan.. yang nanem benih itu...... d-dia..??"

Sayangnya Jiyeon bungkam dan membuat Siyeon yakin dengan jawabannya, kalau Hwall yang telah menghamili saudaranya ini.

Siyeon mendadak diam begitu tahu siapa pelakunya, bad boy SMA Ejjeona. Dia tidak mau berurusan dengan wakil ketua geng ter-bad boy di sekolah, cukup ketuanya saja.

Tiba tiba keadaan jadi hening, Jiyeon tersenyum canggung lalu menggenggam tangan Hwall yang berada di atas pahanya dan mengangkatnya keatas meja.

"Kenalin, ini heo hyunjoon pacar gue sekaligus bapak dari anak gue nanti. Dan.. ini.. heo leo.." Jiyeon mengucapkannya sedikit lebih pelan, namun telinga Siyeon yang tajam masih bisa mendengarnya.

"APA?!! JADI-JAdi ini heo leo yang lo sering cerita kalau lo suka sama dia??? Lo bilang ada cowok yang namanya heo leo dan lo udah pacaran sama dia selama 9 bulan di Philipina?? Terpaksa putus gara gara orang tuanya mau ngajak dia ke New York?? Ini yang lo bilang anaknya cengeng?? WOW!!"

Siyeon tiba tiba tertawa remeh, "jadi.. itu ya masa lalunya seorang heo hyunjoon si bad boy sekolahan? Haha. . . dibocorin enak juga nih-

"Shut up your mulut."

"Pfftt..BUAHAHAHAHAHA~~!! ini yang katanya 4 tahun tinggal di New York?? Lo tahu bahasa Inggris mulut gak sih??" Siyeon mencibir, "biasanya juga selalu dapat peringkat kalau bahasa Inggris."

"Siyeon!" Tegur Jiyeon, "sekarang gue tanya, siapa cowok di sebelah lo ini?" Tanya Jiyeon.

"Ouh? Ini? Dia choi bomin, tetangga sekaligus temen baru gue. yang selama ini bantuin gue," Siyeon menatap Bomin, yang ditatap malah salah tingkah "makasih, min."

"Dasar choi sialand bomin."

"Awas aja lo heo bngst hyunjoon."

• • • •




Saat ini Jeno sedang berada di dalam mobil sport nya, dia sedang bolos, entah kenapa dia malah kebanyakan pikiran, entah itu tentang pembunuhan Sanha atau tentang Siyeon yang dia cari cari.

"Argh! Gue harus nyari dia kemana sih?!" Kesal Jeno sembari memukul setirnya.

Kringgg~~

Jeno melangkah memasuki salah satu Café yang letaknya jauh dari hiruk pikuk kota dan Café ini lumayan sepi jadi tidak akan ada yang mengenalinya.

"Selamat datang, silahkan mau pesan apa?" Tanya kasir begitu Jeno sampai di depan kasir tersebut.

"Vanilla lattenya satu dan strawberry cake dan strawberry milkshake, dibungkus." Ucap Jeno, entahlah dia tiba tiba ingin yang manis manis padahal dia sendiri tidak suka strawberry.

Sembari menunggu, Jeno memilih untuk duduk disalah satu meja yang dekat dengan meja kasir namun sedikit jauh dari pintu masuk.

Matanya mengedar dan melihat setiap rinci Café ini, nuansanya sangat cocok untuk kalangan anak muda bahkan untuk lansia juga ada tempatnya, sangat cocok hingga matanya menangkap sesuatu.

"Hah? Bukankah itu.. siyeon ya?" Gumam Jeno sembari terus memperhatikan meja yang letaknya berada di ujung dan dekat dengan kaca, ada empat orang disana dan Jeno seperti melihat Siyeon yang dicari carinya bersama pria lain.

"Permisi, ini pesanan anda." Seorang pelayan memberikan pesanan Jeno yang sudah dimasukkan ke dalam wadahnya.

((Apaseh namanya? Gue lupa gak lihat namanya😢))

Jeno mengangguk lalu keluar dari Café setelah membayar pesanannya, dia benar benar melihat Siyeon. Park Siyeon yang ia cari cari.

Tapi.. dia tampak lebih berisi dan itu membuatnya kelihatan lebih gemas dengan pipi yang sedikit chubby.

Jeno jadi rindu.






















• • TBC • •

Wkwk, aslinya mau dibikin Café yang bayar dulu baru pesenannya di anter tapi entar bingung jadi-ah! Yaudah deh pokoknya intinya gitu! BHAY!

[1] Responsible - L.jeno Ft.00L✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang