[20]

248 23 0
                                    

Sore menjelang malam, saat ini Siyeon tengah sibuk menyiapkan makan malam dan diluar sedang gerimis. ah gerimis.

Anak anak? Mereka masih tidur, untungnya sebelum tidur tadi Siyeon sudah menyuruh mereka mandi jadi jika mereka bangun mereka tinggal makan malam dan belajar.

Saat hendak memasukkan nasi ke penggorengan-suara bel rumah terdengar dan membuat Siyeon harus menunda dulu pekerjaannya.

Setelah mematikan kompor, Siyeon mencuci kedua tangannya lalu berjalan menghampiri pintu utama.

Siapa memangnya yang bertamu di hujan seperti ini? Jiyeon? Tidak mungkin. jam segini pasti ibu satu anak itu bermanja manja dengan suaminya. cih, Siyeon kan juga pengen.

Ceklek-

"sia-pergi."

"Tunggu-!" Orang yang bertamu itu tak lain adalah Lee Jeno.

Jeno buru buru menahan pintu saat Siyeon hendak kembali menutupnya setelah berkontak mata.

"yeon.."

"lo gak lihat? Hujan. dan lo malah bertamu ke rumah orang? ck."

"gak gitu, yeon. tadi emang mau ke rumahnya hwall tapi malah ban mobilku bocor tepat di depan rumah kamu jadi aku mampir bentar. cuma sebentar, yeon."

Entahlah. Entah itu alibi atau kebenaran, Siyeon benar benar tidak peduli. Sudah muak dia dibohongi terus dari dulu oleh pria di depannya ini.

jeEDARRRRR

"Masuk! Masuk!" Sentak Siyeon begitu mendengar suara petir menyambar. Sungguh, Jeno sangat sangat berterima kasih pada petir yang membuatnya bisa masuk kedalam rumah Siyeon.

Saat sampai di dalam, Siyeon baru sadar kalau Jeno sedikit basah-mungkin efek dia berlari menerobos hujan tadi yha?

"ikut gue." ucap Siyeon datar sembari berjalan duluan diikuti Jeno di belakangnya.

Siyeon mengajak Jeno untuk ke kamarnya dan memberikannya handuk kecil yang sempat dia ambil dari tempat penyimpanan tadi.

"ke kamar mandi sana! gue cariin baju yang pas buat lo." Ujar Siyeon. Jeno menurut, daripada dia diusir kan? Tidak baik mengendara di hujan deras seperti ini kan?

Hilih.

Setelah beberapa menit Jeno selesai mandi dan saat dia keluar dari kamar mandi, dia menemukan koas putih polos yang diletakkan di pinggir kasur Siyeon.

Pas. Apa pernah ada cowok yang nginep disini ya? Batin Jeno saat selesai memakai kaos itu, pas.

Jeno melangkah keluar dari kamar Siyeon menuju dapur. pasti perempuan itu ada disana. terbukti tadi saat membuka pintu Siyeon masih mengenakan apron.

Dan, dugaan Jeno benar. Siyeon ada disana, sedang meletakkan dua piring berisi nasi goreng ke meja makan.

Grep-

Saat Siyeon hendak mengambil dua piring lainnya, lengan kekar tiba tiba melingkar di pinggangnya. siapa lagi kalau bukan Lee Jeno.

"jen, lepas!" Ketus Siyeon sembari mencoba melepaskan kedua lengan Jeno yang melingkar kuat di pinggangnya.

"Lee jeno! Lepashh!" Sekuat tenaga Siyeon melepaskan lengan Jeno dan mendorong tubuh pria jangkung hingga membuat pria itu terdorong ke belakang.

"brengsek!" Tidak memperdulikan Jeno, Siyeon kembali meletakkan dua piring lainnya di meja makan dan hendak membuat tiga susu kesukaan anak anaknya.


jeEDERRRR


Jeno sekali lagi berucap syukur pada Tuhan. Karena petir tersebut, Siyeon mendarat di pelukannya. Perempuan itu sudah menenggelamkan wajahnya di dada bidang Jeno dan mengeratkan pelukannya.

Dengan senang hati Jeno membalas pelukan perempuan itu sesekali mengusap punggungnya agar lebih tenang.

Jeno tidak akan lupa. Jeno akan terus ingat. Siyeon phobia petir.

Sesaat kemudian Siyeon sadar. Perempuan itu mengumpat berkali kali di dalam hati, mengutuk dirinya sendiri yang bodoh karena reflek memeluk pria di depannya ini.

Siyeon segera mendorong Jeno dan menjauh dari pria itu, namun Jeno malah mengeratkan pelukannya membuat mereka kembali berpelukan. secara terpaksa.

"Lee jeno! Lepas!"

"Jen!"

"JENO!"

"Enggak.. biarin gini aja.. sebentar yeon.." bisik Jeno sembari mengeratkan pelukannya pada Siyeon.

Siyeon sudah memukul bahu Jeno keras agar pria itu melepaskannya namun, usahanya sia sia. pria itu jauh lebih kuat dari sebelumnya.

"MOMMY!"

"HUWEEE MOMMY~~!!"

Jeno terdiam dan membeku. Tahu Jeno lengah, Siyeon mendorong tubuh Jeno dan melompat dari pelukan Jeno lalu menghampiri anak anaknya.

Dengan perasaan campur aduk, Jeno membalikkan badannya secara perlahan dan seketika air matanya lolos ketika matanya bertemu dengan manik mata yang sama sepertinya. yang dia lihat dari seorang gadis kecil yang sangat imut. mata indahnya.. persis seperti dirinya.

"Mom.. i-itu.. siapa?" Tanya Nana takut.

"Itu-

"Ini Daddy. Daddy kalian. Ayah kalian."




























• • TBC • •




Sedikit berbelit-belit:') tapi, gwaenchana..

[1] Responsible - L.jeno Ft.00L✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang