[13]

246 21 0
                                    

"anda ada di tempat kejadian, benar kan?"

"Iya, saya juga yang melaporkan kabar itu, pak.."

"Baiklah, hubungan anda dengan korban.. kalian berteman kan? Apa ada sesuatu yang mencurigakan tentang korban?"

"Tidak ada."

"Baiklah, cukup sampai sini. Kami permisi, terima kasih atas kerja samanya."

"Sama sama."

Setelah kepergian polisi tersebut, tubuh Renjun merosot ke bawah sehingga dia terduduk di atas rumput yang ada di depan rumah Jinyoung.

Ya, pelaku itu berhasil membunuh Jinyoung semalam. Orang tua serta kakaknya langsung pulang ke rumah begitu kepolisian mengabari berita buruk tersebut.

Renjun merasa bersalah, seandainya dia datang tepat waktu. Sepertinya pelaku sudah tahu jika dia sedang berada dalam perjalanan makanya ban mobilnya di bocorkan.

Gila. Kenapa pelaku itu bisa menyadarinya sih? Renjun masuk ke dalam rumah Jinyoung, disana sudah ada Ibu Jinyoung-ibu Kim-yang menangis tersedu-sedu di dekapan tuan Bae.

Renjun sudah diberi ijin untuk masuk ke dalam kamar Jinyoung, dia memang datang terlambat tapi saat dia sampai, Renjun sudah melihat Jinyoung yang sudah sekarat dan pelakunya meloncat ke jendela kamar Jinyoung hei!

Kamar Jinyoung ada di lantai atas! Kenapa pelaku itu nekat sekali?! Namun, ada yang janggal.

Saat Renjun datang, dia melihat Jinyoung yang menggenggam erat pulpen, itu pulpen kesayangannya yang selalu dia bawa dan disembunyikan di bajunya dan tidak ada yang tahu selain Renjun, Jisung dan Felix.

Renjun ingat! Saat dia mengambil pulpen itu, dia mendengar suara Jinyoung yang kesakitan dan parau padahal dia sudah menghubungi ambulance dan polisi tapi, polisi dan ambulance datang tiga jam setelahnya.

Really really gila.

"Pe..la..ku..nya.. le..bih.. d-dari.. sa..tu.."

Itulah yang dikatakan Jinyoung sebelum dia benar benar menghembuskan nafas terakhirnya, Renjun masih memandangi pulpen kesayangan Jinyoung.

Ctek. Ctek. Ctek.

Klik.

"Huh?" Renjun membulatkan matanya tak percaya, ketika dia dengan iseng menekan nekan ujung pulpen itu dan pulpennya terbelah, yang lebih mengejutkan adalah.. sebuah kertas kecil yang sengaja dimasukkan disana.

Dengan hati hati Renjun membukanya dan melihat, itu tulisan tangan Jinyoung! Iya, dia sangat yakin!












































2 + 3

"Ha?"

• • • •



"PARK JIYEON!!"

Jiyeon dengan sedikit tergesa-gesa menghampiri saudara kembarnya dan melihat Siyeon yang sudah berkeringat tengah mengibaskan tangannya karena gerah.

"Ada apa sih? Rusuh banget." Kesal Jiyeon. Pasalnya dia tadi tengah berencana untuk tidur, tentunya di dekapan Hwall yang menunggu di kamarnya tapi-

"Hahh.. lo.. gak denger kabar ya?" Tanya Siyeon sembari mengatur nafasnya.

"Kabar apaan? Males banget buka hape, lagian hapenya udah gue buang." Jawab Jiyeon santai.

"HEH! INGIN KU MENGUMPAT NAMUN SAYANG ADA ANAKKU!" teriak Siyeon yang berhasil membuat Hwall keluar dari kamarnya dan menghampiri Jiyeon.

"Situ pikir cuma situ yang hamil?" Cibir Jiyeon lalu menyandarkan kepalanya di bahu Hwall, berniat membuat Siyeon bertambah panas.

"HEHH!! KENAPA MALAH MESRA MESRAAN DI DEPAN GUE SIH?!!" teriak Siyeon.

Seakan tuli, Jiyeon malah tersenyum mengejek lalu meraih tengkuk Hwall dan mencium bibir tipisnya di depan Siyeon.

((Bayangin aja dulu😔))

"ADOH! BENERAN PENGEN MISUH GUE!!"

Jiyeon malah melumat bibir Hwall guna memancing Hwall dan-yap! Hwall melingkarkan tangannya ke pinggang ramping Jiyeon sedangkan tangan yang satunya menekan tengkuk Jiyeon, kedua tangan Jiyeon sudah dikalungkan di leher Hwall.

"ASTAGHFIRULLAH JINAHH!!!"

"WOII!! INGET! DISINI MASIH ADA MANUSIA!!"

"WOII!! IH! SET-SABAR SAbar disayang Tuhan, sabar park siyeon. Sabar.. huft."

SRET-

GREB-

"SEBELUM KALIAN BERBUAT JINAH! LEBIH BAIK GUE HENTIKAN! CUKUP!" teriak Siyeon sambil berdiri di depan Jiyeon, lebih tepatnya di tengah tengah Jiyeon dan Hwall.

"Berbuat jinah? Nih, udah jadi bayik," ucap Jiyeon sembari menunjuk perutnya yang masih rata.

"Eh, Hwall, gue juga mau dong.. anak gue nih yang minta.. pingin dicium sama bad boy nih," ucap Siyeon sembari meletakkan tangannya dipundak Hwall.

"HEH! NGIDAM APAAN YANG BEGITUAN ANJIR??!!! KALAU ANAK LO MINTA KETEMU BAPAKNYA TERUS LO MALAH DATANG KE COWOK GUE GITU?!! ENAK AJA!! GAK ADA YA!!" Tolak Jiyeon tegas.

"Tapi, sama aja kan.. gue sama Jiyeon tuh kembar, jadi bibir kita juga sama sama aja kok. Ayolah, Hwall~ ini yang minta ponakan elo!" Rayu Siyeon.

"Bener bener nih anak ya! Ayo pulang, lo disini tuh ganggu gue mau tidur-

"Hiks,,, anak gue.. hiks.. ileran..hikd.."

Jiyeon mendengus kesal, entah percaya tidak percaya dengan apa yang dilakukan Siyeon, sungguh Siyeon ini seorang queen drama.

"One minute. Fast!" Siyeon tersenyum lebar dan menarik tengkuk Hwall yang berada di tengah tengah saudara kembar ini.

Mau tak mau Hwall membalas lumatan Siyeon dan benar saja, bibir mereka sama hanya saja rasanya yang berbeda. Jika di bibir Jiyeon dia akan menemukan rasa strawberry yang dia suka, sedangkan di bibir Siyeon dia merasakan rasa blueberry.

"WOI!! UDAH SATU MENIT! STOP!" teriak Jiyeon lalu menarik tangan Hwall dan menyembunyikannya di belakang tubuhnya.

"Udah lo pulang sana!" Usir Jiyeon.

"Yah, gue datang jauh jauh loh, gak kasian? Gue juga hamil.. gue-

"Lo tidur di kamar tamu. Leo, ayo masuk ke kamar, jangan lupa pintunya di kunci juga ya?" Jiyeon menarik tangan Hwall menuju kamar mereka dan menguncinya.

WARN! BIAR GAK DIMASUKI SETAN!

Begitulah.

• • TBC • •




WKWK, NAPA SHOT TERAKHIR BEGITU YHA?😵

[1] Responsible - L.jeno Ft.00L✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang