Bagian 7

20.4K 1.1K 23
                                    

Ketika membuka rolling door toko kue ku aku di kejutkan oleh seseorang yang sudah berdiri dengan posisi membelakangi ku.Aku terus memperhatikan orang tersebut.

Dilihat dari pakaiannya ia seperti mafia-mafia yang sering ada di film.Mantel jas warna hitam,topi warna hitam,celana warna hitam dan sepatu mengkilap pun warna hitam.

Aku mendekati orang tersebut.Bertanya padanya barangkali ia butuh pertolongan.Siapa tau ia butuh asisten untuk jadi agen mata-mata nya.Hahaha.

Bisa jadi dia itu bos besar yang berniat memborong dagangan ku.Aku untung besar kan.Rezeki tidak boleh disia-siakan.

"Permisi.Ada yang bisa saya bantu pak?".

Orang itu tidak langsung menoleh ke belakang.Jujur hal itu semakin membuatku penasaran akan sosoknya.

'apa dia nggak bisa ngomong bahasa Indonesia ya?'

Dengan kemampuan bahasa Inggris ku yang ala kadarnya aku mencoba untuk berkomunikasi dengan orang itu.

"Excus me,dan i help you?".

Hening.

Satu detik...dua detik... tiga detik

Tidak ada tanda-tanda orang itu mau menjawab.

'ini orang tuli kali ya?'

Aku melangkah satu langkah lebih dekat lagi dengan orang itu.Kalau dia memang punya gangguan pendengaran akan sia-sia saja aku berbicara dengannya.

Tanganku terulur untuk menyentuh pundaknya namun seketika terhenti di udara saat melihat orang itu berbalik.Kelopak mataku terbuka lebar melihat orang yang ada di depanku.

'ini mah bukan rezeki'

"Hallo dek,good morning?".

"Morning bang.Ngapain Abang pagi-pagi udah disini?".

Asal kalian tau orang yang ada di depanku saat ini adalah bang Nurdin.Lelaki perayu ulung yang hampir setiap hari datang ke toko ku.

"Mau ngajak adek breakfast together".

"Aduhh maaf bang aku nggak bisa.Aku mau jagain toko".

Ini bukan kali pertama bang Nurdin mengajakku sarapan bareng.Alasan ini adalah alasan yang selalu aku berikan untuk menolak ajakannya.

"Adek tenang aja,adek masih bisa kok jagain toko".Kening ku berkerut.Aku tidak mengerti maksudnya.

"Bingung ya dek?". Seperti orang bodoh aku pun mengangguk.Dia mengeluarkan tangannya yang dari tadi di masukan ke dalam jas mantel itu.

"Taraaaa...Aku bawain sarapannya buat kita dek.Jadi kita bisa sarapan bareng disini".

Jujur aku bingung mau berkata apalagi.Kenapa dia bisa terpikir hal ini sih.Apa karena sudah puluhan bahkan ratusan kali aku menolak ajakannya untuk makan dia jadi pintar ya sekarang??

Alasan apa lagi yang akan ku berikan??

Aku memutar otak ku cepat.Harus lebih cepat dari KRL yang sedang berjalan.

"Maaf bang,aku harus rapiin kue-kue di etalase.Aku juga mau ngebungkus kue pesanan pelanggan".

"Nggak papa dek ayo tak bantu".

Hufttt lelaki ini tidak pernah menyerah memang.

Alasan apalagi ini yang akan ku berikan.

Bang Nurdin ini sebenarnya lelaki yang baik.Dia pekerja keras.Dia juga cukup taat beragama.

Namun dari sekian kebaikannya ada hal yang membuatnya minus di mataku.Suka menggoda perempuan dan pamer harta.Itulah yang nggak aku suka darinya.Jangan tanya darimana aku tau?Apa aku memata-matai dia?Tentu saja tidak, karena hal ini sudah menjadi rahasia umum.

RujukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang