Bagian 24

13.4K 782 7
                                    

Aku sudah pulang ke rumah usai mengantar mas Adit.Aku di antar oleh sopir dari kantor mas Adit.Di depan rumah ada kumpulan ibu-ibu yang sedang berbelanja sayur di tukang sayur keliling.

"Belanja Bu".Sapaku pada kumpulan ibu-ibu itu.

Tapi bukannya menjawab ibu-ibu itu justru melihat ku dengan tatapan sinis dan terkesan merendahkan.Raut wajah tak suka kentara pada ekspresi wajah mereka.

"Darimana neng?".Si penjual sayur menyapa ku.

"Dari_".

Belum sempat aku menjawab salah seorang ibu-ibu disana menyela.

"Dari jalan-jalan sama pacarnya ya neng"Aku menatap tak mengerti.Pacar?Siapa yang dimaksud.

"Apa enaknya pergi sama suami orang sih neng?"

"Ih jeng ini gimana sih.Ya enakan pergi sama suami orang lah.Kan ada tantangan nya".

Aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.

"Udah bu.kalau mau belanja ya belanja aja nggak usah nggosip".Ucap si tukang sayur."Maaf ya neng.Biasalah ibu-ibu kalau kumpul suka rumpi".

Aku hanya tersenyum."Ya udah mang, ibu-ibu saya masuk dulu.Assalamualaikum".

Aku melangkah dengan cepat masuk ke dalam rumah.Saat tanganku memegang gagang pintu aku mendengar salah seorang ibu itu berucap cukup keras.Mungkin agar aku bisa mendengarnya.

"Mendingan pilih perjaka tua daripada jadi istri kedua".

Tanganku menggantung tidak langsung membuka pintu.Apa sebenarnya maksud mereka.

"Assalamualaikum".Aku membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.Jika terus di dengarkan pasti ucapan ibu-ibu tadi semakin menjadi-jadi dan aku tidak mau mendengarnya takut hatiku tersakiti.

"Waalaikumsalam.Adit udah berangkat?".

"Udah mbak".Mbak Dewi manggut-manggut.Ia sedang memakaikan baju pada Khanza yang sepertinya baru selesai mandi.

"Mama,Za mau nonton tv".

"Iya".Khanza berlari ke ruang TV dan mbak Dewi duduk di samping ku.

"Kamu kenapa?".

"Nggak papa mbak.Cuma kok aku denger ibu-ibu tadi ngomong sesuatu yang aneh ya?".

Kening mbak Dewi berkerut tanda ia tak paham.

"Maksudnya?Mbak tadi nggak belanja jadi mbak nggak tau".

"Tadi itu mereka bilang_".

Belum sempat aku menyelesaikan ucapan ku, Khanza teriak lebih dulu.

"Mama!Za lapel.Mau makan".

"Ambil sendiri sayang.Kan makanan di meja"

"Ambilin ma,Za mau nonton tv.Nanti keburu iklan".

Mba Dewi berdecak kesal.Khanza kalau sudah di depan tv tidak akan mau meninggalkan tontonan nya itu barang 1 menit saja.Apalagi jika pagi seperti ini kartun kesayangannya sedang di putar.

Belum sempat mbak Dewi berdiri Khanza berteriak lagi.

"Mama,ambilin makan".

"Mbak ngambil makan dulu Ran.Kalau nggak di ambilin dia nanti teriaknya makin kenceng".

Aku hanya terkekeh mendengar gerutuan mbak Dewi.

🌹🌹🌹

Sudah dua hari sejak kepergian. Mas Adit ke Bali.Jika ditanya apakah aku merasa kesepian atau tidak maka akan ku jawab IYA.

RujukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang