Update lagi nggak papa kan ya...
Semoga suka🤗🤗"Uhhh" Aku mendorong nya dengan sekuat tenaga.Jujur aku ngeri dengan tatapan yang di berikan kepadaku.Walau kami masih terikat hubungan suami istri tetap saja aku dan dia sudah lama 'berpisah'.
"Nggak usah deket-deket!".Jika ada editor pasti sekarang di kepalaku ini ada tanduknya dan keluar asap seperti knalpot bocor.Hahaha
Jujur saja aku tidak bisa berdekatan dengannya.Takut dia mendengar detak jantungku.Apalagi kalau sampai dia mengamati betul-betul perubahan di wajahku yang tiba-tiba saja memerah.Bisa-bisa merasa di atas awan dirinya karena dianggap aku masih baper.
Padahal emang iya.Hahaha🙊
"Hehehe.Kenapa sih kamu nggak mau dekat sama mas".Aku mendelik.Membuka mataku lebar-lebar berharap dia takut kepadaku.Tapi nyatanya dia malah tertawa.Menyebalkan!!
"Bukan muhrim!".
"Kata siapa kita bukan muhrim.Kita masih muhrim.Kita kan belum bercerai".
Aku memandangi nya.Mendengar dia berucap 'belum bercerai' ada rasa sesak di hatiku.Belum?tandanya akan terjadi bukan??
Aku bersedekap.Mengangkat wajahku tinggi-tinggi hingga bisa menatap mata hitamnya.Aku belagak seperti akan menantang dirinya.Aku harus kuat.Apapun yang terjadi harus aku hadapi.
"Kamu kenapa sih?sensi banget kayaknya sama mas.Lagi kedatangan tamu ya".
"Nggak!!"".
"Ya udah keluar yuk.Ngapain sih dari tadi di kamar mandi.Mendingan di kamar tidur yang daripada di kamar mandi".
Dia menyingkir dari pintu dan terbukalah jalan untukku keluar.aku pun langsung melangkah keluar.Dia mengikuti dari belakang.Baru beberapa langkah aku berhenti.Hal itu membuat dia menabrak ku.
Tenang.Tidak ada adegan saling bertindihan disini.Walau aku sedikit terhuyung karena tertabrak badannya yang besar,aku masih bisa menahan diri.
"Kalau mau berhenti bilang-bilang dong sayang".Dia menunjukkan wajahnya yang kesal.Aku menatap nya aneh.Harusnya kan aku yang kesal.Kenapa jadi dia??
"Kenapa kamu tiba-tiba berhenti?".
Jujur sih aku malas untuk bertanya.Apalagi ini masalah sepele.Tapi aku ingat pepatah mengatakan 'Malu bertanya sesat di jalan'.Jadi karena aku tidak mau tersesat lebih baik aku bertanya.
"Pintunya dimana?Aku mau pulang".
"Hahaha jadi dari tadi kamu muter-muter tuh nyariin pintu?".Aku menatap nya galak.Memelototinya agar dia tidak tertawa lagi.Ternyata dari tadi dia tau kalau aku sedang kebingungan.
"Nggak usah ketawa!".
"Iya iya sayang maaf.Abisnya kamu lucu sih".Kedua tangan nya terangkat dan hendak menyentuh wajahku.Seketika aku langsung mundur menghindari nya.
"Nggak usah pegang-pegang.Tunjuk aja di mana pintu keluarnya".
"Nggak bakal mas kasih tau kalau tujuanmu mau keluar dari sini".
"Kalau aku nggak boleh keluar dari sini.Terus aku harus ngapain disini.Nemenin mas?Ogah.Nanti ada yang cemburu?".
Aku meliriknya dengan sinis dan tersenyum miring.Respon dari dia? benar-benar menyebalkan.Dia malah tertawa.
"Nggak akan ada yang cemburu sayang.Duduk dulu yuk kita kan mau ngomongin masalah yang kemarin.Apa kamu mau makan dulu?".
Dengan tegas aku menggeleng walau sebenarnya aku ingin sekali makan.Jantungku butuh tenaga lebih saat berada di dekatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rujuk
General FictionApa Jadinya jika kamu bertetangga dengan lelaki yang pernah hadir dalam hidupmu?Lelaki yang pernah mengisi hari-harimu dan dia yang pernah menghalalkanmu??