Semakin hari omongan orang-orang semakin merembet kemana-mana.Mereka berspekulasi sendiri tanpa ingin bertanya tentang kebenarannya.Mereka juga mengarang cerita yang aku sendiri bingung darimana mereka mendapatkan berita fiktif itu.
Ada yang bilang kalau kepergian mas Adit untuk menemui istri sahnya.Ada juga yang bilang kalau kepergian mas Adit untuk meminta izin berpoligami.Bahkan ada juga yang bilang kalau aku dan mas Adit sudah menikah siri.
Aku benar-benar dibuat pusing dengan asumsi yang mereka buat sendiri.
Semenjak berita itu menyebar,aku jadi jarang keluar rumah.Bukan kemauan ku untuk mengurung diri tapi ini semua karena permintaan mbak Dewi.Mbak Dewi tidak ingin aku lebih sakit hati mendengar perkataan jahat mereka.
Toko sudah buka namun hanya kue kering yang tersedia.Sekarang ini toko di jaga oleh mbak Dewi sendiri.
Hal ini juga menjadi bahan gunjingan para tetangga ku.Mereka bilang wajar jika sekarang mbak Dewi yang menjaga toko seorang diri karena aku sudah tidak perlu kerja lagi katanya.Mereka beranggapan hidup ku sekarang di tanggung oleh mas Adit.
Tetangga yang tidak terpengaruh oleh omongan jahat itu adalah teh Dian dan teh Anggi.Saat berita itu menyebar mereka langsung mengkonfirmasi berita itu kepada ku.Mereka bertanya langsung tentang kebenaran nya.
Aku dengan sangat yakin menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.Tidak semuanya aku ceritakan pada mereka.Hanya hal penting seperti statusku dan juga alasan kepergian ku,yaitu karena orang ketiga.Aku tidak menceritakan secara detail karena menurut ku jika semua ku ceritakan sama saja aku membongkar aib suamiku sendiri.
Seharian di dalam rumah tentu saja aku sering merasa bosan.Hiburanku hanya Khanza.Dia memang sengaja di tinggal di rumah bersama ku.
"Unda,ke mama yuk".
"Khanza mau ke mama?".Anak kecil itu mengangguk.
Aku menghembuskan nafas.Aku akan mengantarkan Khanza.Aku memang tidak sebaiknya bersembunyi disini.Toh aku tidak bersalah.
🚍
Dengan menggunakan angkot,aku dan Khanza berangkat ke toko.Tak memakan waktu lama.Setengah jam kemudian kami sudah sampai di depan toko.
Aku melihat ada beberapa orang di toko.Rupanya toko ramai hari ini.Aku pun segera berjalan ke toko dengan menggandeng tangan Khanza.
"Assalamualaikum".
Orang-orang yang ada di sana menoleh dan menjawab salam ku.
"Waalaikumsalam".
Jika mbak Dewi menyambut kedatangan ku dengan senyuman tidak dengan para pembeli.Mereka terlihat tidak suka dengan kedatangan ku.
"Baru pergi ke toko neng?".
"Iya Bu".
"Iya ya neng sekarang.Nggak perlu cari duit lagi.Nggak perlu kotor-kotoran lagi.Nggak perlu capek-capek bikin kue".
"Ya jelaslah jeng.Neng Rania mah sekarang nggak perlu cari duit lagi kan udah ada yang nyariin".
Mereka terus berkata tanpa memberikan waktu untukku berbicara.
"Maaf ya ibu-ibu, belinya kan udah nih ya.Mendingan ibu-ibu pulang.Nanti di cariin lho sama suaminya".
Bukan aku yang mengatakan itu.Mbak Dewi lah yang sudah secara halus mengusir mereka.
"Neng Dewi ngusir kami?".
"Terserah ibu mau bilang apa.Tapi kalau ibu-ibu disini cuma mau ngomongin adek saya lebih baik ibu-ibu pergi dari sini.Disini bukan tempat bergosip".
KAMU SEDANG MEMBACA
Rujuk
General FictionApa Jadinya jika kamu bertetangga dengan lelaki yang pernah hadir dalam hidupmu?Lelaki yang pernah mengisi hari-harimu dan dia yang pernah menghalalkanmu??