Bagian 15

19.2K 1.2K 8
                                    

Dini hari aku sudah sibuk di dapur.Bukan.Bukan dapur rumah tapi dapur di toko.Aku akan membuka toko setelah dua hari tutup.

Sambil menunggu adonannya siap,aku berjalan ke depan untuk mengecek apa saja kue yang sudah habis.

"Lapis legit nya tinggal 2.Bolu nya tinggal 3, Brownies nya tinggal 1"Aku mulai mengabsen kue yang biasanya selalu ready di toko.

"Alhamdulillah banyak yang laku.Berarti nanti aku pesen bahan lagi yang lebih banyak".

Saat aku akan berjalan ke dapur aku mendengar ada mengetuk rolling door ku.

Bulu kudukku tentu saja langsung berdiri.Tidak biasanya ada yang mengetuk di jam segini.Kalau ada yang beli,siapa?Nggak mungkin kan di jam sebelum subuh seperti ini.

Aku berjalan mendekati pintu.Aku mendekatkan telinga ku pada pintu yang memang langsung akan ku tutup begitu aku sudah di dalam.

Dengan jelas aku mendengar suara orang tertawa dari arah luar.Samar-samar aku mendengar orang itu meracau di luar.

Aku segera berlari masuk ke dapur.Aku menggunakan headset dan menyalakan lagu kesukaan ku.

Aku berusaha fokus namun tetap saja aku masih memikirkan siapa yang ada di luar sana.

Pagi akhirnya datang juga.Matahari sudah mulai beranjak dari peraduannya.☀

Aku bingung apakah aku harus membuka rolling door atau akan kubiarkan saja.

Aku berdiri di depan pintu sambil berjalan mondar-mandir.Entah sudah berapa kali aku hanya berjalan di situ-situ saja.

Aku berdecih.Sambil menggigit bibirku aku menatap pintu yang masih tertutup rapat.

"Buka,enggak, buka, enggak.."Aku menghitung dengan jari sampai 10 berakhir dengan"...enggak".

"Kok enggak??Kalau nggak aku buka gimana orang mau beli.Biasanya kan pagi gini banyak yang beli".

"Enggak,buka,enggak,buka..."Aku mengulangi nya lagi dan berhenti di kata "...buka".

"Apa aku buka aja ya.Tapi apa orang yang semalam itu masih disana.Apa udah pergi?"

Jika memang itu setan pagi-pagi gini pasti dia sudah pergi tapi jika itu orang gila?? Bukannya pergi bisa saja dia malah tidur di depan.Orang gila kan suka tidur sembarangan.

Di tengah kebingungan ku,aku kembali mendengar orang mengetuk pintu.

"Assalamualaikum".

Aku bernafas lega."Mbak Dewi rupanya".Aku segera membuka pintu dan....

Mataku terbelalak ketika pintu sudah terbuka.

Mbak Dewi dan Mas Adit??Ada Khanza juga tentunya.

Beberapa menit terjadi keheningan dan saling pandang.

"Ran,salam mbak kok nggak di jawab".

"Ahhh iya.Waalaikumsalam.Kok pagi banget mbak kesini nya".Aku mempersilahkan mereka masuk.Mataku sedikit mencuri pandang kearah mas Adit.Entah mengapa aku melihat kekhawatiran di wajahnya.

"Mbak kesini cuma nganterin Adit.Liat mbak aja masih kayak gini".

Aku memperhatikan Mbak Dewi dan Khanza,mereka masih menggunakan baju semalam yang artinya mereka belum mandi.

"Jadi ada perlu apa ya mbak,dianya".Aku menunjuk dengan dagu kearah mas Adit.

"Mbak nggak tau.Ngomong sendiri aja ya.Mbak mau langsung pulang"Aku kaget.Berarti aku akan ditinggal berdua saja dengan mas Adit.

RujukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang