Bagian 26

13.8K 832 9
                                    

Selamat hari raya idul Adha 1441 H...😀😀😀

.......

Aku masih memperhatikan lelaki di hadapan ku saat ini.Ku taksir usianya sudah lanjut.Bukan hanya rambutnya yang berubah warna tapo juga raut di wajahnya terdapat keriput.Tapi  di balik itu semua,lelaki paruh baya masih terlihat gagah.

Mas Adit menyenggol lenganku hingga perhatian ku kini teralihkan.

"Kamu ngapain liatin big bos kayak gitu?Naksir ya?".Aku melotot dan ku hadiahi mas Adit cubitan di pinggang nya.Enak saja dia ngomong seperti itu.Kalau aku beneran suka apa enggak dia yang keder.Lagi pula aku tidak suka yang terlalu matang.Aku lebih suka yang sedang-sedang saja🎶

"Om,kami pulang dulu ya.Istri Adit udah nggak sabar nih".

Aku tidak terima di kambing hitamkan oleh mas Adit.

Awww

Mas Adit berteriak bukan karena pinggang nya aku cubit lagi tapi karena tanganku menarik rambutnya dari belakang.

"Tuh kan om.Dia itu udah bener-bener nggak sabar"Orang yang di kenalkan oleh mas Adit sebagi bos nya malah tertawa melihat tingkah kami.

"Adit pulang om .Dito gue pulang ya".Mas Adit menarik tanganku menjauh dari mereka.

"Kamu kok manggil dia om, katanya beliau bos kamu".

"Iya.Dia memang bos mas,tapi kami udah kenal lama.Aku sama anaknya itu temenan.Kita satu almamater dan satu geng".

Aku manggut-manggut pertanda paham.Mobil yang di kendarai oleh supir kantor, membelah jalanan yang mulai padat ini.

Jarak dari bandara ke rumah cukup jauh.1 jam setengah barulah aku dan mas Adit tiba di rumah.

Mbok Nah, asisten rumah tangga di sini segera berlari membawakan koper mas Adit.

"Nah sekarang kan kamu udah di rumah, berarti tugas aku udah selesai dong.Aku pulang ya".Mas Adit mendelik.

"Nggak boleh.Kamu disini aja.Tugas kamu bukan cuma jemput mas tapi ada tugas lain".

Keningku berkerut.

"Tugas lain? Apa?".

"Nanti mas kasih tau.Mas mau mandi dulu".Mas Adit berjalan menaiki tangga.Baru sampai di anak tangga ia berbalik lagi.Ia mencondongkan tubuhnya.Kemejanya sudah terbuka.Jadilah aku kini di beri pemandangan dadanya yang bidang.Aku gugup??Jelas.

"Kalau kamu pulang,mas bakal jemput kamu.Kamu nggak lupa kan kalau rumah kami tepat di depan rumah kita ini".Mas Adit berbicara tepat di depan wajahku.Aku menutup mata karena hembusan nafasnya.

Setelah mengatakan itu,mas Adit berlari menaiki tangga meninggalkan aku yang sedang menetralkan detak jantungku yang tiba-tiba saja berdegup kencang.

Setengah jam mandi untuk seorang laki-laki menurut ku itu lama.Apa yang dilakukan oleh mas Adit sampai-sampai di kamar mandi selama ini.

Beberapa majalah sudah menumpuk di atas meja.Bukannya aku rajin membaca tapi majalah-majalah itu hanya ku buka-buka saja.Melihat gambar yang ada di sana dan isinya menurut ku sangat membosankan.Tentang fashion pria semua.

Aku menajamkan pendengaran ku saat mendengar suara ribut-ribut dari luar.Aku berdiri untuk melihat apa yang terjadi di luar.Baru beberapa langkah,mas Adit keluar dari kamar dengan bagian atas tubuhnya yang si ekspos.

"Astaghfirullah mas Adit, kenapa bajunya nggak di pake?"Baju berwarna merah itu malah ia sampirkan di pundak.

"Di depan ada apa sih kok rame banget".

RujukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang