Bagian 19

18.2K 1K 56
                                    

Dengan nafas memburu aku mendelik menatap mas Adit.Aku mengambil ancang-ancang untuk berlari namun sepertinya mas Adit bisa membaca jalan pikiranku.Baru saja akan melangkah mas Adit sudah menahan pinggang ku.

"Mau kemana?".

"Pergi".

"Kenapa pergi katanya mau masalah ini cepet selesai".Aku berpikir sejenak.Melirik mbak Cella yang masih saja tersenyum manis di depan pintu.

Ya.Orang yang ada di kamar ini adalah mbak Cella.

Aku pun di giring masuk ke dalam kamar bernuansa putih itu.

Baru saja aku melangkah beberapa langkah,aku di kagetkan dengan kehadiran seseorang yang pernah kutemui di masa lalu.

"Halo Rania.Lama nggak ketemu".

Aku memperhatikan penampilan nya yang terlihat santai.Baju belang-belang warna biru dan hitam serta celana pendek selutut warna hitam juga.

"Kamu makin cantik ya.Pantesan sahabatku satu ini klepek-klepek"

"A' Dimas?Aa' ngapain disini?".

Aku menatap satu persatu orang yang ada di ruangan ini.Apa ini maksudnya?Kenapa mbak Cella berada satu kamar dengan A' Dimas.Apa mas Adit nggak cemburu istrinya ada di kamar hotel dengan sahabatnya?

"Duduk yuk".Mas Adit berbicara tepat di telinga ku membuat tubuhku meremang.

Aku meliriknya tapi yang dilirik justru cengengesan nggak jelas.

"Ayo duduk sayangku".

Aku diajak duduk di sofa yang ada di kamar ini.

Saat kami sudah duduk semua,aku ingin menanyakan apa yang terjadi diantara kami ini.

"Ini maksudnya apa ya?Kenapa mbak Cella bisa satu kamar dengan A' Dimas?".

Kulihat mereka saling lirik.Seperti memberikan kode agar salah diantara mereka mau menjelaskan kepadaku.

"Ekhem".Aku langsung menoleh pada mbak Cella.

"Ran, sebelumya saya minta maaf ya. Kehadiran saya dalam rumah tangga kamu dan Adit membuat kalian jadi kayak gini.Kalian terpaksa harus berpisah".Aku masih diam menunggu kelanjutan cerita dari mbak Cella.

"Rania.nggak usah tegang gitu.Kami ini lagi nggak nyidang kamu kok.Kami ini lagi jelasin supaya kamu nggak salah paham.Supaya kalian bisa bersama lagi".Mereka terkekeh melihatku dengan tampang cengo nya.

"Ran,saya itu bukan istrinya Adit".

"Iya Ran.Cella itu istriku".

Aku kaget mendengar ucapan mbak Cella dan A' Dimas.Apa katanya?Mereka suami istri? Bagaimana bisa?.

"Kamu pasti kaget ya.Pasti dalam pikiran kamu saya ini istrinya Adit?"Aku mengangguk mendapatkan pertanyaan dari mbak Cella.

"Saya itu nggak menikah kok dengan Adit.Yahh memang kami dulu sempat pacaran tapi takdir berkata lain kami tidak berjodoh".

"Ini bohong kan?". Akhirnya aku buka suara setelah diam sedari tadi.

"Ini semua bener sayang.Mas akan ceritakan semuanya ke kamu.Jadi...".

Cerita di mulai

Adit dan Cella sudah berpacaran sejak lama.Dalam menjalani sebuah hubungan ada saja kerikil yang menghadang.Hal itu membuat hubungan keduanya putus  nyambung.Bukan sekali tapi sudah beberapa kali.

Di saat-saat seperti itulah muncul Rania dalam hidup Adit.Rania yang merupakan anak dari pak lurah tempat Adit dkk melaksanakan KKN mengisi kekosongan hati Adit sejak ia putus dengan pacarnya,Cella.

Sosok Rania yang ceria dapat mengobati hati Adit yang sedang luka.Gadis yang saat itu masih duduk di bangku SMA itu benar-benar bisa menarik perhatian seorang Muhammad Aditya Prayoga.

Mereka akhirnya berpacaran.

Hubungan Adit dan Rania masih tetap terjalin walau Adit sudah menyelesaikan KKN nya.Komunikasi hanya di lakukan melalui ponsel.

Rania sangat senang karena setiap hari Adit selalu mengirimkan pesan kepadanya untuk menanyakan hal-hal yang ia lakukan.Mulai dari hal sepele seperti menanyakan sudah makan atau belum dsb.

Terkadang mereka juga saling telponan untuk mengobati rasa rindu yang mendera.Rania sangat senang karena ia merasa di perhatikan oleh Adit.Ia merasa menjadi gadis yang sangat beruntung.

Namun ada hal yang tidak ia ketahui.Perhatian Adit bukan hanya untuk dirinya melainkan juga untuk Cella.Mantan pacar yang kembali menjadi pacar seorang Aditya.

Singkat cerita, Adit sudah lulus kuliah begitu pun dengan Rania.Ia sudah lulus sekolahnya.

Setelah lulus kuliah Adit mendapat desakan dari sang ibu untuk segera menikah.Ibunya memiliki penyakit kanker paru-paru stadium 2.Sang ibu ingin melihat anak laki-lakinya menikah.Ibu Adit takut ia tidak bisa melihat anaknya menikah karena penyakit yang di deritanya.

Mendengar permintaan dari sang ibu membuat Adit bimbang.Namun ini permintaan ibunya jika ia tidak bisa mewujudkannya tentu ia akan sangat menyesal.Kematian memang tidak ada yang tau.Itu sudah menjadi ketentuan mutlak dari yang kuasa.Kalau sampai hal-hal yang tidak diinginkan terjadi pada ibunya Adit mungkin tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

Adit pun membicarakan hal ini pada Cella.Dengan tegas Cella menolaknya.Bukan karena ia tidak mau menikah dengan Adit tapi ia masih ingin berkarir dan mewujudkan impiannya.

Adit sempat sungkan untuk membicarakan hal ini pada Rania.Cella saja yang lebih dewasa dari Rania menolak ajakannya untuk menikah demi mewujudkan impiannya apalagi dengan Rania.Gadis itu masih terlalu muda.

Tapi hanya Rania lah kini harapan Adit.Akhirnya ia membicarakan hal ini pada Rania.Jawaban tak terduga justru ia dapatkan dari gadis belia itu.

Rania sudah memutuskan bahwa ia akan menikah dengan Adit setelah ia lulus sekolah.Orang tuanya awalnya tidak setuju terutama sang ibu dengan keputusan yang diambil oleh Rania.Mereka menginginkan agar Rania melanjutkan pendidikannya.

Lama kelamaan akhirnya sang ibu memberikan restu.Ia hanya ingin anaknya bahagia.Jika memang itu adalah keputusan yang diambil oleh anaknya apa boleh buat?Sebagai orang tua tentunya hanya bisa mendukung dan mendoakan.

Pernikahan akhirnya terjadi.Untuk pertama kalinya Rania bertemu dengan kedua orang tua Adit.Selama ini mereka hanya berkomunikasi melalui ponsel tanpa pernah bertatap muka secara langsung.

Setelah menikah Rania dan Adit pindah ke Jakarta.Adit mendapatkan pekerjaan di kota yang menjadi ibukota negara Indonesia itu.Rania sangat senang karena selama menikah dengan Adit dirinya benar-benar disayang dan perhatikan oleh suaminya.

1 bulan kebahagiaan itu dapat di rasakan oleh Rania.Pasalnya setelah itu sang suami datang dengan membawa wanita yang diakuinya sebagai kekasih.Sebagak seorang wanita tentu saja hatinya hancur.Lebih hancur lagi karena sang suami berkata ingin menikahi kekasihnya itu.

Berminggu-minggu Rania mendiamkan Adit.Ia masih melakukan tugasnya sebagai seorang istri.Sang ibu pernah menasehati nya bahwa semarah apapun ia pada sang suami,ia harus tetap melayani suaminya karena surganya kini ada di suaminya.

Tapi sayangnya sikap yang diambil nya salah.Sang suami masih semakin menjadi-jadi.Ia masih berhubungan dengan wanita itu.

Akhirnya Rania lah yang mengalah.Ia tidak akan pernah mau berbagi suami.Menurutnya lebih baik ia menjadi janda ketimbang harus berpoligami.

Cerita end

"Hiks...hiks...bugh...Jahat.Rasain".Berulang kali aku memukul mas Adit dengan tasku.Setelah mendengar cerita dari mas Adit dan terkadang juga di timpali oleh mbak Cella ,aku menjadi sangat kesal dengan suamiku itu.

Mas Adit berusaha menghalau pukulan dariku.

"Sayang udah.Mas minta maaf.Mas tau mas salah".mas Adit memegang kedua tangan ku.Aku memandang memandang mas Adit dengan tatapan marah.Nafasku memburu.Detak jantungku berdetak cepat.Air mataku pun terus turun membasahi pipi.

RujukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang