Mas Adit tiba-tiba saja malam ini datang ke rumah.Aku dan mbak Dewi yanh sedang istirahat bertanya-tanya ada urusan apa dia malam-malam begini bertamu.
"Kenapa?".Tanya ku to the point.Sebenarnya aku masih kesal karena dia mempermainkan perasaan ku.
Pagi nitip bunga siangnya aku liat dia mesra sama istri keduanya.
"Mas mau ngajak kamu keluar.Kamu mau?".
"Udah malem.Nggak enak sama tetangga".
"Kenapa nggak enak?Kita nggak ganggu mereka.Mas mau masalah kita selesai Rania".Wajah mas Adit memelas.Sepertinya dia memang benar-benar ingin menyelesaikan masalah ini denganku.
"Aku juga mau masalah ini cepet selesai.Aku nggak mau di gantung kayak gini".
"Maka dari itu.Kita selesaikan malam ini ya".
Sebelum aku menjawab aku terlebih dulu melihat jam dinding yang sekarang sudah menunjukkan pukul 8 malam.
"Ini udah malem".
"Iya mas tau kalau ini udah malem.Hari ini kesempatan buat kita nyelesaiin masalah ini".
Aku menimang-nimang sebentar.
"Oke.Tapi aku izin dulu sama mbak Dewi".
Aku masuk ke dalam dan bertemu dengan mbak Dewi.Aku meminta izin untuk pergi bersama mas Adit.
Mbak Dewi mengizinkan ku untuk pergi dengan mas Adit.Saat aku ganti pakaian mbak Dewi ke depan untuk berbincang dengan mas Adit.
Aku sudah siap.Tunik polos berwarna merah muda ku padukan dengan celana dasar warna hitam dan hijab pink motif bunga-bunga kecil.Tak lupa aku menggunakan Sling bag warna cream.Aku kembali mengaca sebentar untuk memastikan penampilan ku perfect.Aku juga menggunakan make up tipis agar wajahku tidak pucat.
"Kenapa aku kayak ABG yang mau diajak malam mingguan sih.Padahal kan aku mau ngurusin masalah rumah tangga ku yang runyam ini".Aku bermonolog mengingat kelakuan ku barusan.
Aku segera keluar menemui mas Adit dan mbak Dewi.
"Wik,aku bawa Rania bentar ya".
"Iya dit.Tapi jangan malem-malem ya pulang nya.Nggak enak sama tetangga.Walaupun kalian udah suami istri tapi tetangga belum pada tau status kalian itu".
"Iya wik tenang aja.Aku bakalan balikin adik kamu ini utuh dan tepat waktu". Perkataan mas Adit membuat mbak Dewi tertawa.
"Mbak aku pamit dulu ya".
"Iya.Cepetan selesaikan masalah kamu ya.Biar cepet rujuk".Aku mengaminkan ucapan mbak Dewi berusan.Hal itu pun turut di lakukan oleh mas Adit.Bedanya aku mengucapkan nya dalam hati sedangkan mas Adit berucap dengan lisannya.
Dalam perjalanan hanya ada keheningan diantara kami.Aku gugup.Sudah kami kami tidak berdua dalam mobil seperti ini.
Aku menautkan kedua tanganku di atas pangkuan.Tanpa aku sadari mas Adit tiba-tiba saja menggenggam tangan kananku.Tentu saja perlakuannya itu membuatku menoleh kepada nya.
Dia tersenyum sangat manis.Sama seperti saat pertama kali kami bertemu.
"Nggak usah gugup.Kita bakalan nyelesaiin masalah ini dan hidup bahagia".
Tangan kirinya masih menggenggam tangan kananku.Ku biarkan saja kali ini.Efek kangen mungkin makanya aku diam saja akan perlakuannya kali ini.
📱📱
Mas Adit meminggirkan mobilnya.
"Mas angkat telpon dulu ya?".Aku mengangguk.
"Halo cell.Kenapa?".Aku langsung melihat mas Adit saat dia memanggil si penelpon dengan nama itu.Apa itu berarti mbak Cella?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rujuk
General FictionApa Jadinya jika kamu bertetangga dengan lelaki yang pernah hadir dalam hidupmu?Lelaki yang pernah mengisi hari-harimu dan dia yang pernah menghalalkanmu??