Bagian 22

17.3K 815 16
                                    

Pukul 9 pagi aku baru sampai di rumah.Aku buru-buru turun dari mobil mas Adit.Akan saat akan membuka pintu mas Adit menahan lenganku.

"Kenapa?".

Mas Adit menyodorkan tangannya.Aku tau apa yang maksud.Aku mengambil tangannya dan mencium punggung tangan itu.

"Udah kan?".

"Tunggu dulu".

"Apalagi".Mas Adit tersenyum dan mencondongkan badannya.💋

Mas Adit mencium keningku.

"Udah sana turun.Katanya tadi mau turun".

Aku mendengus.Tadi dia yang menahan-nahan sekarang malah diusir.Dasar.

"Assalamualaikum".Aku memberi salam dan langsung masuk karena pintu rumah tidak di kunci.

"Waalaikumsalam.Ciee yang abis jalan sama suaminya".

"Apa sih mbak".Aku duduk di kursi yang ada di ruang tamu.Mbak Dewi melakukan hal yang sama.

"Gimana kelanjutan hubungan kalian?".

"Tumben mbak kepo.Nggak biasanya".

Mbak Dewi bukan tipe orang yang yang ingin tahu urusan orang lain.

"Kalau sama orang lain, mbak nggak mau tau apa yang terjadi tapi kalau kamu lain lagi.Ayo cerita".

"Yah dia udah bilang kalau dia nggak menikah sama mbak Cella.Dia juga udah bilang kan ke mbak".Mbak Dewi mengangguk.

"Dia emangcerita hal itu ke mbak.Dia juga ada cerita tentang alasan pergi,siapa Cella dan pastinya dia juga bilang kalau mau balikan sama kamu".

"Mbak udah tau banyak kenapa nggak cerita ke aku?"Aku cemberut.

"Bukannya nggak mau ngasih tau tapi itu bukan hak mbak.Adit yang berhak menjelaskan semuanya ke kamu".

"Iya mbak.Ohh iya kita mau buka toko jam berapa?"

"Terserah kamu.Mbak siap-siap aja kalau diajak.Kamu udah sarapan?".

"Udah tadi".

"Ciee yang sarapan sama suami".

😆😆😆

"Mbak ah.Udah lah aku mau mandi dulu".Aku langsung masuk ke kamar sebelum mbak Dewi mulai menggoda ku lagi.

Di dalam kamar aku duduk diatas ranjang.Aku mengingat hal yang dilakukan oleh mas Adit.Tiba-tiba bibirku mengulas senyum.

"Kenapa aku jadi kayak gini sih.Apa ini tandanya aku masih cinta ya sama mas Adit".

🌹🌹🌹

Saat makan siang, mobil mas Adit terhenti di depan toko.Aku yang sedang duduk santai di depan merasa heran dengan kedatangannya.Dia tidak mengatakan apa-apa tadi pagi.

"Assalamualaikum sayang".

Aku tersenyum tipis."Waalaikumsalam salam.Kok kesini mas?".

"Nggak boleh nih suaminya kesini?".

"Bukannya gitu.Tapi kan kamu tadi nggak bilang".

"Iya.Tadi Dimas nelpon mas dan ngajak kita makan siang bareng.Nanti sore mereka mau balik ke Kalimantan".

"Kita?? Maksudnya aku dan mas Adit gitu?".

"Hehehe ya iyalah sayang.Ya udah langsung berangkat aja yuk".

Aku menghempaskan tangan mas Adit yang sudah menggandeng tanganku."Idih siapa juga yang mau pergi makan siang bareng".

"Sayang ayolah.Ada yang mau di sampein Cella ke kamu".

RujukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang