Bagian 28

14.3K 709 3
                                    

Wanita yang ku panggil ibu itu menoleh.Wajahnya terlihat kaget.Kami saling berlari mendekati dan begitu dekat kami saling memeluk untuk melepas rasa rindu yang menggebu di hati.

"Ibu,maafin teteh Bu.Maafin teteh.Teteh salah.Teteh minta maaf".😭😭

Ibu tidak menjawab ku.Beliau hanya terus menciumi ku setelah pelukan kami terlepas.

"Teteh nggak salah.Ini udah jalan dari Allah.Kita ambil aja hikmah nya".

"Oh ya Bu,ini yang namanya mbak Dewi dan ini Khanza".Aku mengenalkan mbak Dewi dan Khanza kepada ibu.

Mbak Dewi maju dan mencium tangan ibuku.Ibu menatap Khanza yang bersembunyi di balik tubuh mamanya.Anak itu malu.Wajar karena ini pertama kalinya ia bertemu ibu secara langsung.

"Khanza,Itu nenek.Nggak mau Salim sama nenek?".

"Iya sayang.Ayo Salim sama nenek.Kalau nggak mau Salim nggak diajak liat ikan lho".

Mbak Dewi berusaha menarik tangan Khanza.Anak itu mengulurkan tangannya tapi setengah badannya masih bersembunyi di belakang mamanya.

Ibu tidak langsung melepaskan tangan Khanza.Beliau berjongkok dan mensejajarkan diri dengan balita itu.

"Kok malah ngumpet.Katanya mau ketemu sama nenek.Ini udah ketemu malah malu-malu gini".

"Khanza,jangan kayak gini ah.Itu nenek punya ikan yang banyak.Katanya Khanza mau ngasih makan ikan".

"Nenek unya ikan?"

"Nenek punya ikan banyak.Khanza mau ngasih makan ikannya?".Ibu berusaha merayunya.Gadis kecil itu mengangguk.Ibu menggendong Khanza dan menciumi pipi gembulnya.

"Apa kabar Bu?"Tanya mas Adit dan mencium tangan ibu ku.

"Alhamdulillah ibu baik dan sehat.Kamu sendiri gimana?".

"Alhamdulillah Adit juga baik dan sehat"

"Ya udah yuk masuk.Kalian semua pasti capek".

🌹🌹🌹

Malam ini adalah malam yang sangat membahagiakan untukku.Malam dimana aku dapat berkumpul dengan orang-orang yang ku sayang.

Kami semua duduk di atas karpet tebal di depan televisi, kecuali ayah dan mas Adit yang memilih mengobrol di  ruang tamu.Aku tidak tau apa yang sedang di bicarakan oleh mereka berdua.

Aku duduk di samping ibuku dan memeluk tubuh nya erat.Kepalaku ku tempelkan pada pundak ibu.Ibu memangku Khanza yang terlihat nyaman bersandar di dadanya.Adik ku yang kedua tidur berbantalkan paha kiri ibu.Adikku yang pertama menggunakan pahaku sebagai bantal nya tidur.Jadi kami semua sedang bermanja-manja pada ibu.Mbak Dewi duduk di samping ku.

"Nek,om Arka nakal".Khanza mengadu pada ibu karena tangan Arka,adik ku yang kedua dari tadi mencubit pipinya.

"Arka!".Ibuku menegur.Tapi dasar Arka adalah anak yang ngeyel,dia masih saja melakukan itu.

Bukannya sedih,aku justru senang karena adik-adik ku bisa menerima keberadaan Khanza di tengah-tengah keluarga kami.Mereka bahkan sudah akrab di hari pertama mereka bertemu.

"Nenek".Khanza merengek lagi.

"Arka,kalau nggak bisa diem nanti ibu buang lho ya ikan cupang kamu". Adikku yang baru kelas 5 SD itu langsung menghentikan kegiatannya mencubit pipi Khanza.Belakangan ini dia gemar sekali memelihara ikan cupang.Di dapur ada 10 botol berisi ikan kecil yang panjangnya tidak sampai sejari tangan manusia itu.

"Iya Bu.Abisnya Khanza lucu".Tangan Arka kembali mencolek pipi Khanza.Anak itu sedang fokus pada kartun yang di tontonnya jadi dia membiarkan nya saja.

RujukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang